Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

I‘rab Lā ilāha illallāh dan Pengaruh Maknanya (8)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
28 September 2016
Waktu Baca: 4 menit
0
435
SHARES
2.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Rukun Lā ilāha illallāh dan Kandungannya

Sebagaimana telah diketahui, bahwa makna lā ilāha illallāh adalah tidak ada sesembahan yang berhak disembah atau diibadahi kecuali Allah. Di dalam kandungan kalimat tauhid tersebut terdapat dua rukun, yaitu:  

  1. An-Nafyu (Peniadaan/penolakan), rukun ini diambil dari petikan kalimat tauhid lā ilāha. rukun peniadaan di sini maksudnya adalah:
    1. Meniadakan seluruh sesembahan selain Allah.
    2. Menolak mempersembahkan ibadah kepada selain Allah.
  2. Rukun Iṡbāt (Penetapan), rukun ini diambil dari petikan kalimat tauhid illallāh. Rukun penetapan disini maksudnya:
    1. Menetapkan satu-satunya Sesembahan yang benar adalah Allah Ta‘ala.
    2. Menetapkan bahwa peribadatan hanya ditujukan kepada Allah saja.

Faedah:

  • Ibadah, sebagaimana didefinisikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah raḥimahullāh adalah sebuah nama yang mencakup seluruh yang dicintai Allah dan diridai-Nya, berupa ucapan maupun perbuatan, lahir maupun batin.
  • Tauhid itu mencakup ucapan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, demikian pula syirik dan kekufuran pun mencakup ucapan dan perbuatan lahir maupun batin.
  • An-Nafyu saja bukan tauhid dan Al-Itsbat saja bukan tauhid, karena tauhid adalah An-Nafyu dan Al-Iṡbāt. Sudah seharusnyalah dalam mendidik umat Islam ini dengan pendidikan An-Nafyu dan Al-Iṡbāt sekaligus, yaitu dengan penolakan,berlepas diri, benci karena Allah, membenci kesyirikan dan kekafiran serta pelakunya, juga menyatakan kekafiran orang yang dikafirkan Allah dalam Alquran dan As-Sunnah, tanpa berlebihan ataupun mengurangi dari batasan yang telah disebutkan dalam Alquran dan As-Sunnah. Demikian pula mendidik masyarakat dengan  Al-Iṡbāt, Al-Walā`, cinta Allah, cinta karena Allah dan cinta kepada tauhid dan Ahli Tauhid.

Konsekuensi Kalimat Tauhid

Seseorang yang bersaksi dengan kalimat tauhid lā ilāha illallāh ini punya konsekuensi sebagai berikut.

  1. Mencintai Allah di atas segala sesuatu.
  2. Mencintai tauhid.
  3. Mencintai dan menolong ahli tauhid.
  4. Membenci syirik.
  5. Membenci musuh Allah, orang musyrik dan orang kafir.

Tentunya bentuk cinta dan benci disini, sesuai dengan aturan syari’at Islam yang agung tanpa bersikap melampaui batas syari’at atau menguranginya, sebagaimana dalam syahadat yang kedua. Di dalamnya terdapat penjagaan dari dua sikap yang tercela tersebut, yaitu dari sikap melampaui batasan syari’at atau menguranginya, karena dalam syahadat yang kedua seorang bersaksi, bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat tersebut mengandung keyakinan bahwa Nabi Muhammad bin Abdullah adalah hanya sebatas hamba Allah, tidak boleh dilebihkan dari batasan syar’i sampai melampaui batasan hamba, sehingga menjadi sesembahan. Ini dari satu sisi.

Dari sisi lain, syahadat yang kedua mengandung keyakinan bahwa Nabi Muhammad bin Abdullah adalah sosok utusan Allah -bahkan utusan Allah yang paling mulia-, sehingga tidak boleh dikurangi derajatnya dari batasan syar’i ini.

[Bersambung]

***

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]
Tags: akidahTauhid
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

nama neraka

Nama-Nama Neraka

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
26 Januari 2023
0

“Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.” (QS. Al-Furqan: 65)

iman malaikat

Keimanan kepada Malaikat (Bag. 1)

oleh Sakti Putra Mahardika
19 Desember 2022
0

Kedudukan keimanan kepada malaikat

menutupi aib

Allah Maha Menutupi Aib Hamba-Nya

oleh dr. Adika Mianoki, Sp.S.
13 Desember 2022
1

"Dan Dialah Al-Hayyu (Yang Maha Pemalu), Dia tidak akan membuka aib hamba-Nya saat hamba tersebut terang-terangan dalam bermaksiat.

Artikel Selanjutnya
Cara Untuk Bersyukur

Bimbingan Islam Untuk Si Kaya Dan Si Miskin (3)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah