Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih dan Muamalah
  • Akhlak dan Nasihat
  • Fatwa Ulama
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih dan Muamalah
  • Akhlak dan Nasihat
  • Fatwa Ulama
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Macam-Macam Ibadah Syirik (6)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
29 Desember 2016
di Akidah
Waktu Baca: 3 menit
1

1. Raja’ (Harapan)

Raja‘ (الرجاء) adalah keterkaitan hati dengan sesuatu yang diinginkan untuk didapatkan di waktu yang akan datang.

Ciri Raja’ (harapan) yang Selaras dengan Tauhid

  • Adanya ketergantungan hati yang mengandung perendahan dan ketundukan yang sempurna dan totalitas yang hanya boleh ditujukan kepada Allah semata.
  • Sesuatu yang diharapkan adalah jenis perkara yang tidak mampu memenuhinya kecuali Allah Ta’ala, seperti harapan selamat dari neraka dan masuk surga, sembuh dari penyakit (bukan sekedar harapan agar diobati semata) dan harapan agar selamat dari segala musibah.

Maka raja‘ (harapan) yang jenis ibadah ini, akan bernilai:

  1. Tauhid, apabila hanya dipersembahkan kepada Allah Ta’ala semata. Maksudnya seorang hamba hanya berharap kepada Allah semata untuk mendapatkan sesuatu yang hanya Allah sajalah yang mampu memenuhinya, karena hal itu terkait dengan kekhususan Allah, sehingga selain-Nya tidak mampu memenuhinya.
    Demikian pula, seorang Ahli Tauhid berharap hanya kepada Allah semata dengan disertai ketergantungan hati yang mengandung perendahan dan ketundukan yang sempurna, karena Allah Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu dan hanya Allah Ta’ala sajalah yang mampu menjadikan suatu sebab berpengaruh. Dengan demikian tidak boleh seseorang yang bertauhid berharap kepada selain Allah dengan jenis harapan ibadah.
  2. Syirik akbar (besar), apabila harapan yang jenis ibadah tersebut dipersembahkan kepada selain Allah. Maksudnya seorang berharap kepada selain Allah dengan jenis harapan ibadah ini dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Contoh harapan yang syirik akbar ini adalah harapan seseorang kepada seorang kyai agar menyelamatkannya dari neraka dan memasukkannya kedalam surga, harapan pada seorang dukun agar menyembuhkannya dari penyakit dan agar menyelamatkannya dari segala bentuk musibah. Contoh yang lainnya, harapan seseorang kepada seorang wali dalam bentuk sampai hatinya bergantung totalitas dengan merendahkan diri dan tunduk yang sempurna kepada wali tersebut dalam mengkabulkan harapannya.

Larangan Menyekutukan Allah dalam Ibadah raja’ (harapan)

Dalil Raja’ (harapan) adalah firman Allah Ta’ala :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan dengan apapun dalam beribadah kepada Robbnya” (QS. Al-Kahfi: 110).

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala memuji orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya. Dalam ayat itu pula, Allah melarang seorang hamba mempersekutukan-Nya dalam semua bentuk peribadatan kepada-Nya, termasuk dalam masalah ibadah mengharap.

Catatan:

  1. Sebuah harapan kepada selain Allah bisa juga tergolong syirik kecil, hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Sholeh Al-‘Utsaimin rahimahullah bahwa harapan yang mengandung perendahan dan ketundukan hanya boleh ditujukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan menujukan suatu harapan kepada selain Allah itu bisa termasuk perbuatan syirik besar atau syirik kecil, hal itu tergantung apa yang ada di dalam hati orang yang berharap.
  2. Sebuah harapan kepada selain Allah tidaklah termasuk syirik apabila seseorang berharap kepadanya dalam perkara yang makhluk mampu memenuhinya dengan berkeyakinan bahwa terwujudnya harapan tersebut atas kehendak Allah sehingga dia tetap bertawakal pada Allah, perendahan diri dan ketundukannya tetap kepada Allah semata. Harapan ini disebut sebagai raja’ thobi’i (harapan manusiawi). Contohnya adalah harapan kepada seseorang agar ia memaafkan kesalahan kita, mengharap seseorang hadir dalam walimah pernikahan kita dan yang semisalnya.

[bersambung]

***

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]

Tags: ibadah syirikrojatauhid
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

Tidak Ada Iman tanpa Amal

Tidak Ada Iman tanpa Amal

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
1 November 2023
0

Syekh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah berkata, “Amal adalah buah dari ilmu. Ilmu dicari untuk menuju sesuatu yang lain (yaitu amal),...

Solusi Saat Anggapan Sial Menghampiri

Solusi Saat Anggapan Sial Menghampiri

oleh Muhammad Idris, Lc.
26 Oktober 2023
0

Saat ini kita hidup di zaman yang maju dan serba modern, di mana perkembangan teknologi dan informasi berlangsung begitu cepat,...

Perkara yang Bukan Termasuk Riya'

Perkara yang Bukan Termasuk Riya’

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
23 Oktober 2023
0

Riya’ (pamer) adalah perilaku atau perbuatan yang dilakukan seseorang yang bertujuan untuk menunjukkan kelebihan atau kebaikan dirinya di hadapan orang...

Artikel Selanjutnya

Mengenal Makiyyah dan Madaniyyah (2)

Komentar 1

  1. Abdurrahman says:
    2 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum,

    “Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala memuji orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya. . . .”

    Afwan, apakah dalam ayat tersebut memang terdapat unsur pujian dari Allah Ta’ala kepada orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya? Saya melihatnya bahwa dalam ayat tersebut hanya terdapat pemberian syarat bagi orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, yaitu berupa perintah & larangan. Jadi, jika seseorang ingin meraih hal tersebut, maka dia harus melaksanakan perintah tersebut, & menjauhi larangan tersebut.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih dan Muamalah
  • Akhlak dan Nasihat
  • Fatwa Ulama
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah