Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Tepatkah Belajar Agama Tanpa Guru?

Noviyardi Amarullah Tarmizi oleh Noviyardi Amarullah Tarmizi
12 Maret 2016
Waktu Baca: 2 menit
6
217
SHARES
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mempelajari agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap pemeluknya. Dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah telah banyak menunjukkan tentang wajibnya ibadah yang satu ini. Hari ini setiap orang yang ingin mempelajari Islam dapat dengan mudah melakukannya. Kemajuan dunia teknologi dan berkembangnya dunia tulis-menulis khususnya buku-buku agama Islam membuat setiap orang bisa kapan saja dan dimana saja mempelajari agamanya. Akan tetapi ada satu hal yang perlu diperhatikan belakangan ini, beberapa orang merasa cukup untuk belajar dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang beredar di berbagai media, tanpa perlu bimbingan seorang guru. Apakah hal ini tepat bagi seorang muslim dalam mempelajari agama-Nya, khususnya para penuntut ilmu ? Simak paparan berikut ini.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah dalam Kitabul ‘Ilmi menjelaskan bahwa seseorang penuntut ilmu hendaknya memiliki guru dan tidak membiarkan dirinya belajar sendiri tanpa bimbingan. Seseorang yang memiliki guru akan memperoleh beberapa manfaat, diantaranya:

  1. Menemukan metode yang mudah dalam belajar. Dia tidak perlu bersusah payah memahami sebuah kitab untuk melihat apa pendapat yang paling kuat dan apa sebabnya, demikian pula apa pendapat-pendapat yang lemah dan alasannya. Ketika seseorang memiliki guru, maka guru itu yang akan mengajarinya dengan metode yang lebih mudah. Guru itu akan menjelaskan perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu, manakah pendapat yang terkuat beserta dalil-dalilnya. Tidak diragukan lagi, hal ini sangat bermanfaat bagi penuntut ilmu.
  2. Lebih cepat paham. Seorang penuntut ilmu jika membaca di hadapan gurunya akan lebih cepat mengerti dibandingkan jika mempelajari sendiri. Jika dia hanya membaca seorang diri, boleh jadi ia akan menemukan istilah-istilah baru yang sulit untuk dipahami dan membutuhkan usaha serta pengulangan yang memakan waktu dan tenaga. Bahkan bisa jadi dia jatuh dalam kesalahan saat memahaminya
  3. Adanya hubungan yang terjalin antara penuntut ilmu dan para ulama. Maka dari itu membaca sebuah buku di hadapan para ulama lebih bermanfat dan lebih utama daripada membacanya sendiri.

Di kesempatan lain, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ditanya tentang sebuah ungkapan yang berbunyi :

Majelis ilmu di bulan ramadan

مَنْ كَانَ شَيْخُهُ كِتَابَهُ فَخَطَئُهُ أَكْثَرْ مِنْ صَوَابِهِ

“Barangsiapa yang gurunya adalah bukunya, maka kesalahannya lebih banyak daripada benarnya”.

Syaikh mengatakan bahwa perkataan ini tidaklah benar maupun salah secara mutlak. Akan tetapi seseorang yang belajar dari sebuah buku dan orang-orang yang dikenal dengan ilmunya serta dapat dipercaya dalam menyampaikan ilmunya secara bersamaan maka hal ini dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi. Wallahu A’lam.

***

Referensi: Kitabul ‘Ilmi, cetakan pertama, tahun 1417 H. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Penerbit Dar Tsaraya, Riyadh.
Jelang Dzuhur, STAI Ali bin Abi Thalib

15 Jumadil Ula 1437 / 24 Februari 2016

Penulis: Noviyardi Amarullah

Artikel Muslim.or.id

Tags: belajarbelajar tanpa guruIlmu
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Noviyardi Amarullah Tarmizi

Noviyardi Amarullah Tarmizi

Artikel Terkait

Tidak Bersemangat Menyambut Ramadan

Tidak Bersemangat Menyambut Ramadan

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
23 Maret 2023
0

Ramadhan tinggal hitungan hari. Meskipun demikian tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang notabene mengaku muslim

Puasa tapi tetap maksiat

Puasa, tetapi Tetap Bermaksiat

oleh Muhammad Idris, Lc.
22 Maret 2023
0

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Bentuk Syukur yang Sering Dilupakan Manusia

Bentuk Syukur yang Sering Dilupakan Manusia

oleh Muhammad Idris, Lc.
18 Maret 2023
0

Manusia sebagai makhluk sosial pastilah tak akan pernah lepas dari bantuan dan pertolongan orang laib

Artikel Selanjutnya
taat_suami_surga

Masuk Surga Tanpa Hisab dan Adzab, Mau?

Komentar 6

  1. أبو الدرداء همّام says:
    4 tahun yang lalu

    Bismillah
    afwan ustadz, apakah boleh membaca kitab di rumah namun juga mengikuti kajian
    syukran

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      4 tahun yang lalu

      Boleh

      Balas
  2. Imam Zaki says:
    3 tahun yang lalu

    Afwan ustadz saya ingin mempelajari agama islam ini, tapi sy harus mulai darimana ? Dan kajian mana yg harus saya ikuti

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      3 tahun yang lalu

      Prioritas utama orang yang baru hijrah / mau serius menjalankan agama / bertaubat dari maksiat / baru masuk Islam

      Laki-laki:
      * Belajar dasar-dasar tauhid (rukun iman, rukun Islam, makna syahadat, syarat dan rukun syahadat, pembagian tauhid, pembagian syirik, jenis-jenis ibadah, jenis-jenis syirik, dan kaidah-kaidah dasar tauhid dan syirik)
      * Belajar fikih thaharah dan shalat
      * Belajar membaca Al Qur’an
      * Rutinkan shalat 5 waktu di masjid
      * Cari teman-teman yang semangat melakukan poin-poin di atas

      Perempuan:
      * Belajar dasar-dasar tauhid (rukun iman, rukun Islam, makna syahadat, syarat dan rukun syahadat, pembagian tauhid, pembagian syirik, jenis-jenis ibadah, jenis-jenis syirik, dan kaidah-kaidah dasar tauhid dan syirik)
      * Belajar fikih thaharah dan shalat
      * Belajar membaca Al Qur’an
      * Rutinkan shalat 5 waktu di awal waktu, lebih utama di rumah
      * Menggunakan hijab syar’i
      * Cari teman-teman yang semangat melakukan poin-poin di atas

      Setelah poin-poin di atas sukses dijalani, baru ke tahap selanjutnya: belajar bahasa Arab, belajar akidah lebih mendalam, belajar fikih lebih mendalam, merutinkan ibadah-ibadah sunnah, dst.

      Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

      Balas
  3. Habibullah says:
    2 tahun yang lalu

    Assalamualaikum ustadz, bolehkah saya membaca kitab contoh Minhajul Muslim terjemahan sendiri di rumah tidak perlu ke masjid kecuali jika memang hal yang susah dimengerti dan Ustadz di masjid saya juga masih sedikit menyimpang dari Sunnah ?

    Balas
  4. Hergi says:
    1 tahun yang lalu

    Benar sekali banyak hikmah belajar melalui guru …..
    Namun masalahnya banyak guru yg juga tidak berkompeten dengan ilmunya …. Ulama yg berilmu sedikit di akhir zaman ini, yang banyak penceramah yang justru membuat bingung umat ….

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah