Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.” Niat yang baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak-baliknya hati kita. Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Padahal, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ikhlas merupakan suatu hal yang harus ada dalam setiap amal kebaikan kita. Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?. Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa : 48)
Ibnu Rajab dalam kitabnya Jami’ul Ulum Wal Hikam menyatakan, “Amalan riya yang murni jarang timbul pada amal-amal wajib seorang mukmin seperti shalat dan puasa, namun terkadang riya muncul pada zakat, haji dan amal-amal lainnya yang tampak di mata manusia atau pada amalan yang memberikan manfaat bagi orang lain (semisal berdakwah, membantu orang lain dan lain sebagainya). Keikhlasan dalam amalan-amalan semacam ini sangatlah berat, amal yang tidak ikhlas akan sia-sia, dan pelakunya berhak untuk mendapatkan kemurkaan dan hukuman dari Allah.”
Bagaimana Agar Aku Ikhlas ?
Setan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah
Banyak Berdoa
Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa:
« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad)
Nabi kita sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan. Inilah dia, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat besar dan utama, sahabat terbaik setelah Abu Bakar, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah, “Ya Allah, jadikanlah seluruh amalanku amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya karena ikhlas mengharap wajahmu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut karena orang lain.”
Menyembunyikan Amal Kebaikan
Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits, “Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.” (HR Bukhari Muslim).
Apabila kita perhatikan hadits tersebut, kita dapatkan bahwa di antara sifat orang-orang yang akan Allah naungi kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya sebaik-baik shalat yang dilakukan oleh seseorang adalah shalat yang dilakukan di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik shalat adalah shalat yang dilakukan di rumah kecuali shalat wajib, karena hal ini lebih melatih dan mendorong seseorang untuk ikhlas. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Riyadush Sholihin menyatakan, “di antara sebabnya adalah karena shalat (sunnah) yang dilakukan di rumah lebih jauh dari riya, karena sesungguhnya seseorang yang shalat (sunnah) di mesjid dilihat oleh manusia, dan terkadang di hatinya pun timbul riya, sedangkan orang yang shalat (sunnah) di rumahnya maka hal ini lebih dekat dengan keikhlasan.” Basyr bin Al Harits berkata, “Janganlah engkau beramal agar engkau disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu.”
Seseorang yang dia betul-betul jujur dalam keikhlasannya, ia mencintai untuk menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Maka dari itu wahai saudaraku, marilah kita berusaha untuk membiasakan diri menyembunyikan kebaikan-kebaikan kita, karena ketahuilah, hal tersebut lebih dekat dengan keikhlasan.
Memandang Rendah Amal Kebaikan
Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa’id bin Jubair berkata, “Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya”. Ditanyakan kepadanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. Beliau menjawab, “seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap adzab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu, sedangkan ada seseorang yang dia beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka.”
Takut Akan Tidak Diterimanya Amal
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun: 60)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).
Hal semakna juga telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Aisyah ketika beliau bertanya kepada Rasulullah tentang makna ayat di atas. Ummul Mukminin Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan ayat, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka” adalah orang yang mencuri, berzina dan meminum khamr kemudian ia takut terhadap Allah?. Maka Rasulullah pun menjawab: Tidak wahai putri Abu Bakar Ash Shiddiq, yang dimaksud dengan ayat itu adalah mereka yang shalat, puasa, bersedekah namun mereka takut tidak diterima oleh Allah.” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih )
Ya saudaraku, di antara hal yang dapat membantu kita untuk ikhlas adalah ketika kita takut akan tidak diterimanya amal kebaikan kita oleh Allah. Karena sesungguhnya keikhlasan itu tidak hanya ada ketika kita sedang mengerjakan amal kebaikan, namun keikhlasan harus ada baik sebelum maupun sesudah kita melakukan amal kebaikan. Apalah artinya apabila kita ikhlas ketika beramal, namun setelah itu kita merasa hebat dan bangga karena kita telah melakukan amal tersebut. Bukankah pahala dari amal kebaikan kita tersebut akan hilang dan sia-sia? Bukankah dengan demikian amal kebaikan kita malah tidak akan diterima oleh Allah? Tidakkah kita takut akan munculnya perasaan bangga setelah kita beramal sholeh yang menyebabkan tidak diterimanya amal kita tersebut? Dan pada kenyataannya hal ini sering terjadi dalam diri kita. Sungguh amat sangat merugikan hal yang demikian itu.
Tidak Terpengaruh Oleh Perkataan Manusia
Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin.” (HR. Muslim)
Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal sholeh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagimu maupun celaan yang dapat membahayakanmu kecuali apabila kesemuanya itu berasal dari Allah.Manakah yang akan kita pilih wahai saudaraku, dipuji manusia namun Allah mencela kita ataukah dicela manusia namun Allah memuji kita ?
Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka
Sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari bahwa orang-orang yang dia jadikan sebagai tujuan amalnya itu (baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka), akan sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri di padang mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukkan ke dalam surga atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka. Karena tidak satu pun dari mereka yang dapat menolong dia untuk masuk surga ataupun menyelamatkan dia dari neraka. Bahkan saudaraku, seandainya seluruh manusia mulai dari Nabi Adam sampai manusia terakhir berdiri di belakangmu, maka mereka tidak akan mampu untuk mendorongmu masuk ke dalam surga meskipun hanya satu langkah. Maka saudaraku, mengapa kita bersusah-payah dan bercapek-capek melakukan amalan hanya untuk mereka?
Ibnu Rajab dalam kitabnya Jamiul Ulum wal Hikam berkata: “Barang siapa yang berpuasa, shalat, berzikir kepada Allah, dan dia maksudkan dengan amalan-amalan tersebut untuk mendapatkan dunia, maka tidak ada kebaikan dalam amalan-amalan tersebut sama sekali, amalan-amalan tersebut tidak bermanfaat baginya, bahkan hanya akan menyebabkan ia berdosa”. Yaitu amalan-amalannya tersebut tidak bermanfaat baginya, lebih-lebih bagi orang lain.
Ingin Dicintai, Namun Dibenci
Saudaraku, sesungguhnya seseorang yang melakukan amalan karena ingin dipuji oleh manusia tidak akan mendapatkan pujian tersebut dari mereka. Bahkan sebaliknya, manusia akan mencelanya, mereka akan membencinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya “ (HR. Muslim)
Akan tetapi, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah dan para makhluk-Nya akan mencintainya sebagaimana firman Allah ta’ala:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan menanamkan dalam hati-hati hamba-hamba-Nya yang saleh kecintaan terhadap orang-orang yang melakukan amal-amal saleh (yaitu amalan-amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya ). (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam sebuah hadits dinyatakan “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata: wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya di bumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : wahai Jibril, sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah membenci fulan, maka benciilah ia. Maka penduduk langit pun membencnya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya di bumi.” (HR. Bukhari Muslim)
Hasan Al Bashri berkata: “Ada seorang laki-laki yang berkata : ‘Demi Allah aku akan beribadah agar aku disebut-sebut karenanya’. Maka tidaklah ia dilihat kecuali ia sedang shalat, dia adalah orang yang paling pertama masuk mesjid dan yang paling terakhir keluar darinya. Ia pun melakukan hal tersebut sampai tujuh bulan lamanya. Namun, tidaklah ia melewati sekelompok orang kecuali mereka berkata: ‘lihatlah orang yang riya ini’. Dia pun menyadari hal ini dan berkata: tidaklah aku disebut-sebut kecuali hanya dengan kejelekan, ‘sungguh aku akan melakukan amalan hanya karena Allah’. Dia pun tidak menambah amalan kecuali amalan yang dulu ia kerjakan. Setelah itu, apabila ia melewati sekelompok orang mereka berkata: ‘semoga Allah merahmatinya sekarang’. Kemudian Hasan al bashri pun membaca ayat: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi diri penulis dan kaum muslimin pada umumnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
(Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sehingga sempurnalah segala amal kebaikan)
***
Disusun oleh: Abu ‘Uzair Boris Tanesia
Muroja’ah: Ustadz Ahmad Daniel Lc.
Artikel www.muslim.or.id
Artikelnya kena bgt. Perasaan ingin dilihat, ingin didengar, senang karena dipuji, kesal karena dicela sering menelusup ke hati saya. Lalu bgmn kalau ada peminta2 di lampu merah, atau qt ada di tempat teman dan ingin sholat sunnah, pdhl byk yg melihat kalau qt berbuat, apakah lebih baik gak dilaksanakan saja? Tapi syg kalo gak dilaksanakan, mumpung ada ksempatan. Jazakumullah khairan.
untuk saudara “saya aja”,
saudara seharusnya melakukan semua kegiatan baik itu bukan meninggalkannya, krena saudara meniatkan ibadah itu krena Allah, bukan karena mereka.
apabila keadaan saudara ketika bersama teman dan tidak ada teman, saudara tetap melakukan sholat sunnah atau ibadah2 lainnya. diharapkan, semoga yang saudara lakukan adalah ikhlas karena Allah.
semoga Allah menjadikan kita orang2 yang ikhlas.
isi dari dari artikel diatas sangat co2k dgn keadaanq skrng, dmn saat ini saya belum bisa beramal secara ikhlas…
untuk pembimbing saya mohon dikirim artikel2 penyejuk hati keemail saya ini.
skrng saya sedang membutuhkan banget dukungan untuk menjalani hidup yg saya rasa kurang begitu berpihak kepadaku.
trim dan saya tunggu artikel pembimbing.
sangat bagus tulisan diatas karena “ikhlas” adalah sesuatu yang harus ditanam dan di pahami oleh seorang muslim. karena segala perbuatan yang dilakukan kita sebagai hamba Allah harus di dasari oleh rasa “ikhlas”, agar perbuatan yang dilakukan tidak sia2…
jika kita mau merenung mungkin kata “ikhlas” mudah untuk di ungkapkan tapi sulit untuk di amalkan. karena walau bagaimanapun juga rasa “ikhlas” hanya dapat di ketahui dari amal yang dilakukan dan bertolak pada perbuatan yang dilakukan setelah beramal. dan “Ikhlas” itu sendiri kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu, karena “Ikhlas” itu berada di tingkatan teratas di sisi Allah & hanya Allah semata yang mengetahui.
Tapi kita tidak boleh menyerah dalam menggapai “ikhlas” menuju pada sesuatu yang haqi2…
kita hanya wajib berusaha dan terus berusaha untuk mencapai kedudukan ‘Ikhlas’, semoga kita semua mampu mencapai kedudukan itu, Insya Allah-amiin. :-)
Artikel yang sangat baik, bermanfaat dan sebagai pelajaran dalam kehidupanku, semoga kita semua mampu mencapai kedudukan itu, Insya Alloh amin ya robal alamin
sangat menyentuh hati. tapi… saya jadi semakin merasa untuk menjadi ikhlas itu beraaat sekali.slama ini sih saya gak perduli, ikhlas atau tidak ikhlas. yang pasti apa yang perlu dilakukan, yah dilakukan. ternyata……perbuatan yang sia2. tapi saya tetap punya keyakinan kalau Allah Maha Melihat. walau ikhlasnya seper 100 doang, pasti adalah catatannya. amin
Izin save doanya ya mind
Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas.
Al Fudhail bin ‘Iyadh, salah seorang imam yang zuhud, waro’ dan ahli ibadah, mengatakan,
TARKUL ‘AMAL LIAJLIN NAS RIYA’UN. WAL ‘AMALU LI AJLIN NAAS SYIRKUN. WAL IKHLASH AN-YA’FIYAKALLAHU MINHUMA.
(Meninggalkan amal karena takut dilihat manusia adalah RIYA’. Beramal karena ingin dilihat manusia adalah syirik. Sedangkan ikhlas itu adalah terbebas dari kedua hal ini karena karunia Allah.)
Dinukil dari Al Adzkar, karya An Nawawi, hal. 10, terbitan Darul Hadits
Silakan kunjungi http://rumaysho.wordpress.com
Sungguh sangat indah ikhlas itu, membuat segala yang sulit menjadi mudah, iman tanpa keikhlasan adalah dusta
artikelnya sangat menarik. kebetulan saya sedang mencari artikel ikhlas, selain ingin memperdalam, juga ingin merangkumnya di blog saya. Minta ijin, mengutip beberapa paragraph untuk di salin di blog saya ya?
Tentunya saya link blognya, di postingan saya .. thank you
Saya juga
saya sedang berusaha menyakinkan diri untuk menjadi orang ikhlas, ternyata sangat sulit saya lakukan ketika saya benar-benar dihadapkan pada situasi tersebut. Saya ingin menjadi orang ikhlas.
Alhamdulillah stelah baca ini, ada bayangan gmana sih org yg ikhlas itu..
ternyata saya pun yg sering mnggap diri sy plng ikhlas trnyata salah… insyaallah saya akan melakukan apa yg dianjurkan pd artikel ini..
Syukron!!
la khaula wala kuata Illabillah…..
setelah saya membaca,saya mendapatkan inspirasi bagaimana caranya menjadi orang yg bnr2 ikhlas. insya allah sy akan lakukan apa yang dianjurkan oleh artikel ini ….syukron!!!!
Terima kasih banyak, artikelnya sangat berguna buat saya.
ikhlas, sangat indah memang… indang di dengar, indah dibaca, indah dilihat, tapi sulit sekali untuk dilaksanakan…. ya Allah jadikan amalan kami semua amalan yang ikhlas karena mengharap ridho-Mu…. “As-Susy sebagaimana dinukil dalam Ihya ulumuddin mengatakan “Ikhlas adalah yang melupakan keikhlasannya, orang yang merasa sudah ikhlas masih perlu untuk di ikhlaskan” artinya orang yang merasa sudah ikhlas itu belum ikhlas…. Ya Robb…
ikhlas,mungkinkan kita bisa senantiasa ikhlas,rasanya hampir mustahil,krn kita memang senang pujian dan syetan senantiasa menggoda,tapi saya yakin kita bisa kalau mau,cuma pertanyaan saya,adakah ruang u/ berbuat ikhlas dalam dunia politik
saya ingin sekali mempunyai rasa ikhlas dalam menghadapi segala sesuatu yang menyangkut urusan dunia,saya pernah mencoba untuk mengikhlaskan suatu masalah,,tapi nyatanya sampai saat ini saya belum merasa tenang akan masalah tersebut,,jujur saja saya ingin mengikhlaskan seseorang yang teramat saya sayangi,,saya tidak mau terus terbelenggu dalam perasaan yang terus menerus menyiksa.
sekian dan terima kasih,
saya mohon solusi nya.
Ikhlas…ikhlas…ikhlas… sesungguhnya nafas bagi setiap muslim yg hidup didunia ini. Ya Alloh tanamkan rasa ikhlas itu di hati kami, dan berikanlah kami ke istiqomahan didalamnya hingga akhir hayat kami… AMIN..!
semakin saya mencoba untuk ikhlas, maka semakin jauh keikhlasan yang saya rasakan,,,, entah dimana kesalahanny… semakin mencoba untuk berpasrah diri, semakin kuat seseuatu yang meronta dalam dada saya,, gmn solusinya?? ustadz
Jazakumullooh khoir…
semoga Alloh jadikan kita sebagai orang-orang yang ikhlas, berbuat dan beribadah semata-mata hanya mengharap wajah-Nya. Allohumma Amiin. boleh saya posting artikel ini untuk blog saya, dengan mencantumkan sumber asal tentunya..?
ya allah semoga hamba termsuk dlam hambamu yang ikhlas………
Luar biasa,,,
Ikhlas,,,
sungguh seuatu yang susah dijalankan,,,
terima kasih artikelnya sangat membantu saya untuk bisa mendalami bagaimana ikhlas itu,,,
cukup susah,,, tapi akan saya usahakan bisa sesuai dengan ilmu yang anda sebarkan,,,, walawpun susah yang penting mau mencoba,,,
terimakasih banyak atas ilmunya,,,
Artiklx ckp membnt,makasih
trima kasih masukannya,insya allah bisa diterapkan dalam kehidupan ini…
artikelnya bagus, saat ini saya ingin sekali mempelajari ilmu ikhlas yang tidak ada hubungan dengan materi, saat ini saya tidak memikirkan tuk melakukan amalan2 baik yang saya ingin dapatkan dari tiap artikel ikhlas adalah bagaimana saya harus bersikap agar saya ikhlas dalam menerima tiap perlakuan buruk yang dilakukan seseorang terhadap keluarga saya,saya memiliki sikap keras kepala dan pemarah karena itu sekarang saya begitu tersiksa dengan perasaan sakit hati yang saya rasakan sendiri, saya bukan orang yang taat ibadah meski kepala saya telah berhias jilbab, bagaimana saya harus bersikap ikhlas? apakah ada orang yang bersedia membagi ilmu kepada saya?
semoga Allah jadikan kita hamba-hamba-Nya yang ikhlash
actually ikhlas seperti apa??
mohon izin copas ya…nuhun,,
ass.wr.wb
trimakasih, smoga tulisannya bermanfaat khususnya untukku dan umumnya kaum muslim yang beriman.
wass.wr wb
Assalammu’alaikum wr.wb
Pada dasarnya manusia ingin dihargai bahwa dia adalah orang yang sering beramal terutama para pejabat kalau ingin beramal harus diliput di TV supaya jabatan dia langgeng dan dipandang orang.
Yang sangat berarti disisi Allah swt adalah bila seorang miskin dapat beramal sesuai kemampuannya karena dia merasa bahwa masih ada orang yang lebih miskin dari dirinya.
Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang riya’ dalam beramal dan tidak mersa ujub bila mempunyai kelebihan dibanding orang lain.
Wassalammu’alaikum wr.wb.
Ikhwan
bagamana kalo sebaiknya kita beramal dengan tujuan bukan mencari pahala untuk diri kita?
untuk orang2 yag kita cintai gmn? (org tua, saudara)
kalo kita ikhlas menerima apa adanya pasti akan ada titik jenuh kemalasan dalam beribadah????
la wong sudah pasrah kepada Allah SWT …..
Saya mau tanya..saya sudah mencoba ikhlas membantu kawan-kawan saya di kantor tempat saya bekerja, baik itu kawan sebaya saya bahkan junior saya pun saya bantu.. Tetapi, saya lihat jika mereka telah menyerap ilmu dari saya.. sudah pandai tanpa dibantu.. ada beberapa perilaku mereka yang saya anggap kurang ajar untuk saya, mereka terkadang cuek sama saya..tidak peduli..mereka sepertinya tidak tahu balas budi.. Tolong saya..
Selaksa Syukur… bertambah banyak ilmu saya hari ini^_^
Jazakumullah Khairon Katsiron..
semoga terus membawa barokah & Allah snantiasa merahmati penulis & para pembaca sekalian…
Barokallahufikum.
ass, kra2 yang menjadi pertanyaan dalam ikhlas apa saja?
artikelna sae pisan,janten nambih pengetahuan simkuring
kadang sati ini sangat sulit untuk ikhlas dalam beramal. walau dihilangkan tapi selalu ada sedikit rasa uingin dipuji atau dilihat orang. syukron atas penjelasannya!ini sangat bermanfaat. amien
ngena’ bgt artikel nya., bagus…
alhamdulillah saya mendapat pencerahan setelah membaca artikel ini..saya masih perlu menata hati saya untuk bisa benar2 mencapai keikhlasan..trma kasih untuk sang penulis..
“Ikhlas”,ini adalah ilmu yg mudah diucapkan tapi sulit untuk di kerjakan tanpa adanya latihan.
maaf buat pnulis atau para pembca sekalian,apa bila aku spertinya orang munafik y… jangan di ejek.. apakah aku juga salah ya.. aku sering sholat malam dan puasa.. agar dicintai seorang wanita yang aku idamkan… salah g itu..?? siapa yang tau jawab tg bijak sana y….
Alhamdulillah dgn adanya artikel ini saya bisa lebih mengerti apa itu ikhlas. AMIN
Keikhlasan terpusat pada memerangi hawa nafsu.
Karena hawa nafsu tidak mendapat bahagian dalam keihlasan
bener..hal yang paling susah dan sulit kita lakukan adalah ikhlas…terutama ikhlas dalam beramal saleh dan ikhlas dalam menerima cobaan atau musibah dari ALLAH swt…semaga setelah membaca artikel ini kita bisa menjadi orang2 yang ikhlas….
Allahu akbar, sungguh berat menjadi orang yang bsa mengikhlaskan sesuatu. semoga kita slalu dalam lindunganNya.
kalau qt diduakan gmana bs ikhlas,,, alias dibhgn
AJARI AKU BAGAIMANA UNTUK BISA IKHLAS
alhamdukillah
ikhlas sngat pnting dlm mjlan kn ibdah n amal2 lain,
trima ksih sya bsa lbih mmahami ikhlas dlm hdup n br ibdah..
Yaa Allah bantu hamba untuk bisa ikhlas tanpa batas…
Alhamdulillah terima kasih banyak….
semog dengan membaca tulisan anda saya bisa lebih Ikhlas lagi dalam berbuat…. aminnnn…
Wassl…
assalamualaikum,
saya sudah menikah,tetapi perkawinan kami sering mendapati masalah,salah satunya hadurnya orang ketiga di antara kami.
berikanlah kesabaran untuk aku khususnya,karna dalam masalah ini aku adalah pihak yg selalu tersakiti dg perbuatan suamiku sendiri,aku tidak pernah meminta banyak,aku hanya ingin dia bisa berubah karna aku hanya ingin mempertahankan pernikahan ini.meskipun hatiku sakit dan hancur,aku telah memaafkannya.
syukron, ijin share…
seseorang akan ikhlas apabila qt telah mengalami perjalanan hidup yang sulit, apalagi di saat qt kehilangan orang yang begitu berarti dlm hdp.
kajian yg sangat bagus.
bgmn mnjd manusia yg bnar2 ikhlas
subhanallah…………
Ikhlas memang berat untuk dilakukan,tapi itu tergantung dari diri kita sendiri,bagaimana niat kita dalam melakukan sesuatu..so..tata niat kalian dalam melakukan suatu hal..
Subhanallah… ini mrupkan peljarn bg Q.. Sungguh aQ mrsa mlu pd driQ sendri.. YaAllah..
Smg Org yg tlh menliskn Artikel ini slalu dlm perlindngan Illahi Robbi…Amien..
ikhlas…ya ikhlas…
makasih yah artikelnya,,, bagus ok,, cuma sayang,, aku masih sulit banget ya buat ngelaksanain
sesuatu yang sangat sulit, mohon bimbingan nya….
mas numpang share ya…sukron…
ada beberapa diantara orang dengan pemikiran filosofis yang mengaku tuduk akan syariat memaknai ikhlas kurang komplit
mereka hanya berkutat seputar keridhoan niat akan beribadah hanya berharap ridho ALLAH tanpa khauf dan rodja
walhasil mereka mengikhlaskan juga apa yang mereka dapatkan besok di akherat. Surga ato neraka tidak penting, bagi mereka ridho ALLAH yang penting
Insyallah hal ini sangat menyelisihi ahli sunnah yang sangat berharap surga sebagai imbalan semua ibadahnya
wallahualam
memang mungkin kehidupan akan indah ya dengan ikhlas tapi kenapa kok sulit bgt??????????
alhamdulillah..ikhlas berarti tidak mengharapkan apapun dlm ibadah yg kita lakukan, tidak menuntut pahala dan tdk berbuat ria, ujub dan sombong….
menyerahkan jiwa dan raga atw seluruh wujud yg ada pd diri kita hanya kepada allah, insyaallah ikhlas tertanam di hati kita wahai umat muslimin.
ALLAHU AKBAR…….
ALLAHU AKBAR…….
ALLAHU AKBAR…….
ikhlas……susah banget….tp aku tak menyerah untuk berusaha menjadi ikhlas….thanks artikelnya…pelejeran baru buatku…
Ya Allah..
Susah.y untuk ikhlasss..
Bantu aku ya Allah..
Amin..
ikhlas…..berarti apapun yang kita kerjakan adalah merupakan ibadah kepada Allah, bukan karena yang lain.
Alhamdulillah, tulisan yang sangat teliti dan sangat bermanfaat. Ijin share
Subhanallah, artikelnya bagus, menjelaskan secara rinci… Ternyata, tidak mudah menggapai keikhlasan dalam segala hal terutama amalan – amalan sholeh. Saya hanya bisa meminta pertolongan dari Allah SWT agar dibukakan pintu hati dan diberikan rahmat dari sisi-Nya. Amiiin…
hanya Allah yg lebih tau atas segala amalan yg kulakukan ihlas atau tidaknya>>
yang pasti aku berusaha untuk ihlas karena Allah….tak seorangpun yang tau hati seseorang….kecuali Allah, niat baik akan baik jadinya.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ijin share ya.
ikhlas memang berat dan gk gampang…kita hanya bisa berusaha dan berdoa..karena keikhlasan adalah pemberian allah..semoga kita semua di beri keikhlasan oleh allah amin amin amin…
iklhas, satu kata yang paling sering kita dengar tapi sulit untuk merealisasikannya, mengikhlaskan atas semua yang telah terjadi pada diri kita kalau tanpa di dampingi dengan keimanan yang kuat karna NYA, ikhlas itu tak akan tumbuh dalam diri kita, maka pertebal keimanan, maka segala sesuatu akan mudah bagi kita untuk mengikhlaskan nya, apa pun itu.
Kita tidak akan sanggup mengekang amarah dan hawa nafsu secara keseluruhan hingga tidak meninggalkan bekas apapun dalam diri kita.
Namun jika mencoba untuk mengendalikan keduanya dengan cara latihan dan kesungguhan yang kuat, tentu kita akan bisa.
(Imam al Ghazali)
izin copas semoga bermamfaat
Masya Allah Tabarakallah… ijin share.
Silahkan
Masha Allah… Masha Allah…
Barakallah barakallah fiik …
‘asa allah yaj’allaka min alladziina aamanuu wa ‘amilu asshalihaati watawaashaw bil haq watawaashaw bis sabr
Aaamiinn..
Izin save doanya ya mind