Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Mengungkap Keindahan Bertakbir Dalam Shalat (1)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
11 Oktober 2022
Waktu Baca: 3 menit
0
keindahan bertakbir

Daftar Isi

  • Takbiratul Ihram adalah rukun shalat
  • Makna Allahu Akbar
  • Kesalahan pengucapan takbir
    • Referensi

Bismillahir Rahmanir Rahim,

Takbiratul Ihram adalah rukun shalat

Lafadz yang pertama kali diucapkan dalam shalat adalah lafadz takbiratul ihram, yaitu “Allahu Akbar”. Sebuah lafadz pembuka shalat yang tidaklah sah sebuah shalat kecuali dengannya, karena kedudukannya sebagai rukun shalat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

“Pembuka sahnya shalat adalah bersuci,  sesuatu yang menyebabkan haramnya hal-hal yang bertentangan dengan shalat adalah ucapan takbir dan yang menyebabkan halalnya hal-hal itu kembali adalah ucapan salam” (HR. Abu Daud no. 61, Tirmidzi no. 3,  Syaikh Al Albani menshahihkannya dalam Al-Irwa`: 301).

Dalam kitab Badai’ul Fawaid, Ibnul Qoyyim menjelaskan hakikat kedudukan takbiratul ihram sebagai tahrimush shalah  (sesuatu yang menyebabkan haramnya hal-hal yang bertentangan dengan shalat) sebagaimana yang ada dalam hadits di atas, dengan mengatakan,

تحريمها هنا هو بابها الذي يدخل منه إليها، وتحليلها بابها الذي يخرج به منها. فجعل التكبير باب الدخول، والتسليم باب الخروج لحكمة بديعة بالغة يفهمها من عقل عن الله، وألزم نفسه بتأمل محاسن هذا الدين العظيم، وسافر فكره في استخراج حكمه وأسراره وبدائعه،

“Yang dimaksud tahrim shalat di sini adalah pintu masuk shalat itu dimulai dari mengucapkan takbiratul ihram, sedangkan tahlil shalat adalah  pintu keluar dari shalat dengan mengucapkan salam. Maka dijadikan takbiratul ihram sebagai pintu masuk dan  mengucapkan salam sebagai pintu keluar, untuk suatu hikmah yang indah yang sangat mendalam,hikmah ini barulah bisa  dipahami oleh orang yang mengenal Allah dan menuntun dirinya untuk merenungkan keindahan Agama yang agung ini, sedangkan fikirannya mengembara di dalam mengeluarkan mutiara hikmah, rahasia dan keindahan-keindahan Agama ini” (Badai’ul Fawaid, Ibnul Qoyyim 2/695 [PDF]).

Lafadz takbiratul ihram  ini tidak sah jika diganti dengan lafadz yang lainnya. Berkata Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, “(Lafadz Allahu Akbar) tidaklah sah diganti dengan lafadz lain walaupun maknanya bisa menggantikannya, misalnya seseorang (yang sedang shalat) mengucapkan “Allahul Ajallu atau Allahu Ajallu atau Allahu A’dhamu atau yang semisalnya (maka ini tidak sah- pent)” (Syarhul Mumti‘ : 3/26).

Makna Allahu Akbar

Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan makna Lafadz “Allahu Akbar”, bahwa kata “Akbar” mengandung makna melebihi, namun di dalam lafadz “Allahu Akbar” tidak disebutkan “sesuatu yang lain” sebagai pembanding, yang kebesarannya berada di bawah kebesaran Allah .

Jadi, lafadz takbiratul ihram itu bukanlah “Allahu Akbar minas Samawat (Allah lebih besar dari langit) ”misalnya. Pada kalimat ini, disebutkanlah “sesuatu yang lain”, sebagai pembanding, yang kebesarannya berada di bawah kebesaran Allah ”, yaitu langit.

Nah, apakah rahasia tidak disebutkannya “sesuatu yang lain, yang kebesarannya berada di bawah kebesaran Allah ” ? Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengungkap rahasia tersebut, beliau berkata:

وحُذف المفضَّل عليه ليتناول كلَّ شيء، أكبر مِن كلِّ شيء عزَّ وجلَّ

“(Dalam ucapan Takbir ) Sesuatu yang lain -yang kebesarannya berada di bawah kebesaran Allah- tidaklah disebutkan, guna mencakup segala sesuatu (selain Allah), (dengan demikian, kesimpulannya) Allah ‘Azza wa Jalla lebih besar dari segala sesuatu (baca: Allah Maha Besar)” (Syarhul Mumti‘ : 3/29).

Adapun Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan makna lafadz “Allahu Akbar” ,

معناها: أن الله تعالى أكبر من كل شيء في ذاته و أسمائه و صفاته و كل ما تحتمله هذه الكلمة من معنى

“Maknanya adalah bahwa Allah Ta’ala lebih besar dari segala sesuatu, dalam Dzat, nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta seluruh makna yang tercakup di dalam lafadz ini” (Syarhul Mumti‘ : 3/28).

Kesalahan pengucapan takbir

Kesalahan yang terjadi dalam pengucapan lafadz “ الله أكبر  (Allaahu Akbar)” ada dua macam, yaitu:

  1. Kesalahan yang merubah makna lafadz takbir. Contoh: memanjangkan huruf “ ا ” , yaitu:  آلله أكبر (Aallaahu Akbar), yang artinya “Apakah Allah Maha Besar?” atau memanjangkan huruf “ب”, yaitu: الله أَكْبَار  (Allaahu Akbaar), yang artinya “Allah adalah genderang” -Maha Suci Allah dari ucapan tersebut, karena kata أَكْبَار adalah bentuk jamak (majemuk) dari كَبَرُ artinya genderang. Demikianlah keterangan yang disampaikan oleh An-Nawawi rahimahullah dalam kitab Al-Majmu‘: 3/253. Kesalahan yang merubah makna ini menyebabkan tidak sahnya shalat seseorang.
  2. Kesalahan yang tidak sampai merubah makna lafadz takbir. Contoh, membaca fathah huruf  “ه (ha`)”, yaitu:  اللهَ أكبر (Allaaha Akbar), sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah.

Jika seseorang melakukan kesalahan yang tidak sampai merubah makna ini, maka shalatnya tetap sah. (Diringkas dari Islamqa.info/ar/103381).

Adapun uraian tentang rahasia keindahan Takbir, in sya Allah bersambung ke artikel Menghayati Keindahan Bertakbir Dalam Shalat (2). Wallahu a’lam.

***

Referensi
  1. Badai’ul Fawaid, Ibnul Qoyyim (PDF).
  2. Syarhul Mumti‘, Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin.
  3. Shahih Fiqhis Sunnah, Syaikh Abu Malik Kamal Salim.
  4. Islamqa.info/ar/103381

—

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.Or.Id

Tags: Shalattakbirtakbiratul ihramtazkiyatun nafs
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

Berkenalan dengan Hati 2

Berkenalan dengan Hati (Bag. 2)

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
9 September 2023
0

Sebagaimana dengan jasad, hati juga dapat mengalami seperti apa yang dirasakan pada kondisi tubuh seperti sehat, sakit, hidup, dan mati....

Berkenalan dengan Hati

Berkenalan dengan Hati (Bag. 1)

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
8 September 2023
0

Hati dalam bahasa Arab disebut dengan qalbu (jantung). Disebut qalbu karena sifatnya yataqallabu yang artinya mudah bergejolak dan berbolak-balik (baik detak, tekanan, atau...

Kesehatan mental

Perhatian Islam terhadap Kesehatan Mental

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
29 Agustus 2023
0

Kesehatan mental atau mental health adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Hal ini bisa saja...

Artikel Selanjutnya

Kajian Umum Bersama Ust. Arifin Riddin Lc (Karanganyar, 29 Jumada Tsaniyah 1436)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah