Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Wahai Paranormal, Apakah Anda Telah Mengesakan Allah?

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
24 Februari 2022
Waktu Baca: 4 menit
1
paranormal
17
SHARES
92
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Alhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Banyak orang yang disebut-sebut sebagai paranormal, dukun, peramal, dan orang pintar. Di antara mereka mengaku tahu perkara yang akan datang (perkara gaib)!

Padahal hal ini bertentangan dengan aqidah seorang muslim, yaitu tauhid, mengesakan Allah dalam perbuatan, uluhiyyah (hak untuk diibadahi) serta nama dan sifat-Nya.

Berbicara tentang pengakuan seseorang bahwa dirinya mengetahui yang ghaib, seperti meramal dan mengaku mengetahui peristiwa yang akan datang, kapan hari kiamat tiba, nasib seseorang di masa datang, semua itu hakikatnya adalah suatu bentuk kesyirikan (menyekutukan Allah) dalam masalah nama dan sifat Allah ta’ala.

Mengapa demikian?

Karena keyakinan seorang muslim terhadap Rabb nya adalah mengesakan-Nya dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya  dan hal itu tidak dimiliki oleh makhluk. Dan kekhususan Allah ada tiga:

  1. Rububiyyah (perbuatan-Nya);
  2. Uluhiyyah (hak untuk diibadahi);
  3. Serta nama & sifat-Nya.

Artinya hanya Allah lah yang memiliki 3 kekhususan tersebut. Itulah tauhid (mengesakan Allah). Sebaliknya syirik (menyekutukan Allah) adalah ketika seseorang meyakini selain Allah (makhluk) memiliki salah satu atau lebih dari kekhususan Allah tersebut.

Camkanlah, hanya Allah lah yang mengetahui perkara yang akan datang (ghaib).

Allah ta’ala berfirman :

{وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ }

yang artinya, “Dan hanya di sisi-Nya lah kunci-kunci ilmu gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia” (QS Al An’aam: 59).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, ”Kunci-kunci ilmu gaib ada lima, hanya Allah yang mengetahuinya, tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah, tidak ada yang tahu kapan turun hujan kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal, dan tidak ada yang tahu kapan terjadi hari kiamat kecuali Allah.” (HR Bukhari) .

Mengaku mengetahui perkara yang akan datang adalah salah satu bentuk kesyirikan dalam masalah nama dan sifat Allah.

Karena hanya Allah lah yang berhak disifati dengan mengetahui perkara yang ghaib, semisal apa yang terjadi besok, kapan kiamat, apakah seseorang masuk Surga atau tidak, nasib seseorang kelak hidup sengsara atau bahagia.

Lalu apa yang dimaksud dengan mengesakan Allah dalam nama dan sifat-Nya (yang dikenal dengan Tauhidul Asma` wash Shifat?

Definisi tauhidul asma` wash shifat,

توحيد الأسماء والصفات هو: إفراد الله بأسمائه الحسنى وصفاته العلى الواردة في القرآن والسنة، والإيمان بمعانيها وأحكامها

“Tauhid Nama dan Sifat adalah mengesakan Allah dalam nama-nama-Nya yang terindah dan sifat-sifat-Nya yang paling mulia yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah dan beriman terhadap makna-makna dan hukum-hukumnya”.

Penjelasan :

Definisi ini mengandung:

  1. Tauhid, bersih dari syirik, artinya meyakini bahwa hanya Allah lah yang memiliki nama yang husna dan sifat yang ‘ulya.Sedangkan selain Allah tidaklah berhak dikatakan memiliki nama dan sifat tersebut. Hal ini diambil dari petikan definisi إفراد الله (Mengesakan Allah).
  2. Ciri khas nama Allah adalah “Husna”,terindah, yaitu tidak ada nama yang lebih indah dari nama-Nya karena mengandung sifat termulia.Hal ini diambil dari petikan definisi بأسمائه الحسنى (dalam nama-Nya yang terindah)
  3. Ciri khas sifat Allah adalah “’Ula”, termulia, yaitu paling sempurna, tidak ada sifat yang lebih sempurna dari sifat-Nya karena seluruh sifat-Nya maha sempurna, tidak ada aib sedikitpun dari sisi manapun. Hal ini diambil dari petikan definisi, صفاته العلى  ( Sifat-Nya yang termulia)
  4. Sumber penetapan nama dan sifat Allah adalah tauqifiyyah, yaitu harus berdasarkan dalil dari Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka tidak boleh kita menamai Allah dan mensifati-Nya dengan nama dan sifat yang tidak terdapat dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Hal ini diambil dari petikan definisi الواردة في القرآن والسنة (yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah).
  5. Meyakini makna, konsekuensi hukum, dan pengaruh/tuntutan yang dikandung nama Allah dan sifat-Nya. Hal ini diambil dari petikan definisi الإيمان بمعانيها وأحكامها (Beriman terhadap makna-makna  dan hukum-hukumnya)

Contoh :

Di antara nama Allah adalah العليم (Al-‘Alim [YangMaha Mengetahui]), maka berdasarkan definisi tauhid Nama dan Sifat barulah kita dikatakan mentauhidkan Allah dan mengesakan-Nya dalam nama dan sifat-Nya dengan baik dan benar jika meyakini:

  1. Penetapan Allah memiliki nama السميع العليم (Al-‘Alim [Yang Maha Mengetahui]) dengan pengetahuan yang sempurna, tidak ada aib sedikitpun padanya (terpenuhi kriteria husna) dan bahwa selain Allah tidak memiliki nama husna tersebut.
  2. Penetapan makna, yaitu sifat Allah العلم (Al-‘Ilm [Mengetahui]), setiap nama Allah pasti mengandung sifat-Nya.
  3. Penetapan konsekuensi hukum, yaitu mengetahui segala sesuatu, baik yang sudah, sedang maupun akan terjadi, baik di langit maupun di bumi, sembunyi atau terang-terangan, terjadi bersamaan atau sendirian. Semua perkara itu diketahui oleh Allah dengan pengetahuan yang sempurna tanpa aib dan kekurangan sedikitpun.

Penetapan pengaruh dan tuntutannya atas seorang hamba, wajibnya khasyah (takut kepada Allah yang didasari ilmu), muraqabah (yakin diawasi oleh Allah) dan haya` (malu) kepada Allah Ta’ala dalam setiap ucapan maupun perbuatan seorang hamba yang dhohir ataupun yang batin.

Setiap nama Allah dan sifat-Nya  pasti mengandung tuntutan peribadatan atas hamba-Nya. Ketika seorang Muslim memiliki keyakinan seperti ini terhadap dalil dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah tentang nama dan sifat Allah, maka menyebabkannya menjadi seorang yang mentauhidkan Allah (mengesakan-Nya) dalam masalah nama dan sifat-Nya.

Wallahu A’lam bish shawab.

[Diolah dari kitab Mu’taqod Ahlis Sunnah fi Tauhidul Asma` wash Shifat, Syaikh Prof. Dr. Muhammad Kholifah At-Tamimi]

—

Penulis: Ust. Sa’id Abu ‘Ukkasyah

Artikel Muslim.Or.Id

Tags: akidahAqidahasma' wa shifatilmu tauhidTauhid
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

nama neraka

Nama-Nama Neraka

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
26 Januari 2023
0

“Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.” (QS. Al-Furqan: 65)

iman malaikat

Keimanan kepada Malaikat (Bag. 1)

oleh Sakti Putra Mahardika
19 Desember 2022
0

Kedudukan keimanan kepada malaikat

menutupi aib

Allah Maha Menutupi Aib Hamba-Nya

oleh dr. Adika Mianoki, Sp.S.
13 Desember 2022
1

"Dan Dialah Al-Hayyu (Yang Maha Pemalu), Dia tidak akan membuka aib hamba-Nya saat hamba tersebut terang-terangan dalam bermaksiat.

Artikel Selanjutnya
Keutamaan Tauhid Asma shifat

6 Keutamaan Tauhidul Asma Wash shifat

Komentar 1

  1. Sa'id Abu Ukkasyah says:
    8 tahun yang lalu

    ‘Afwan , ada sedikit ralat dari kami pada kalimat :
    Contoh :Di antara nama Allah adalah السميع (As-sami’ [Yang Maha Mendengar]),ini salah ketik,

    Harusnya yg BENAR :
    Contoh:Diantara nama Allah adalah العليم (Al-‘Alim [YangMaha Mengetahui]).
    Jazakumullahu khoiro.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah