Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Para Ulama Salaf Mendahulukan Ilmu Daripada Makan Dan Minum

Redaksi Muslim.or.id oleh Redaksi Muslim.or.id
24 November 2021
Waktu Baca: 2 menit
1
Ulama Salaf Makanan Ilmu
305
SHARES
1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Apabila makan dan minum merupakan makanan badan, maka ilmu tentang Allah dan syariatNya adalah makanan hati dan ruh. Alangkah indahnya ungkapan Al Albiri yang berbunyi,

makan hati adalah inti-inti dari makna
bukan dengan memberinya makanan atau minuman

Orang yang berakal dan pintar akan mengedepankan makan hati daripada makanan badan. Karena dia mengetahui bahwa orang yang berbekal dengan makanan ruh, akan diberi-Nya kekayaan badan. Ia tidak memerlukan kecuali sedikit saja dari makanan badan. Sekedar membantunya agar bisa menjalankan ketaatan kepada Allah. Juga karena dia mengetahui bawa makan makanan untuk badan juga dilakukan oleh orang kafir, ahli maksiat, binatang dan tumbuhan. Adapun makan hati tidak akan didapatkan kecuali oleh hamba-hamba Allah yang mulia. Begitulah para ulama Salaf kita dalam memahami permasalahan ini.

Abu Hatim Ar Razi berkata, “kami berada di mesir tujuh bulan dan tidak pernah masakan kuah (karena kesibukan beliau untuk belajar sehingga tidak ada waktu untuk memasak dan menyiapkannya). Siang hari kami berkeliling kepala masyaikh (guru) dan malam hari kami gunakan untuk menulis dan mengoreksi catatan kami. Suatu hari saya bersama seorang teman mendatangi salah seorang Syaikh. Diberitahukan kepada kami bahwa beliau sedang sakit. Kami pun pulang melewati sebuah pasar dan tertarik pada ikan yang sedang dijual. Kami membelinya untuk digoreng dan dimakan. Setelah sampai di rumah, ternyata waktu kajian untuk Syaikh yang lain sudah tiba. Maka kami pun segera pergi ke sana dan meninggalkan ikan tersebut, dengan harapan bisa dimasak di waktu lain.

Majelis ilmu di bulan ramadan

Lebih dari tiga hari ikan tersebut belum sempat dimasak karena kesibukan menuntut ilmu hingga hampir membusuk. Kami memakannya mentah-mentah karena tidak punya waktu untuk menggorengnya. Abu Hatim Ar Razi kemudian berkata. “ilmu ini tidak akan bisa diraih dengan badan yang santai” (Al Jarh wat Ta’dil, 1/5).

Isa bin Musa Al Mutawakkil berkata, “selama 30 tahun saya ingin seperti orang lain makan harisah (bubur yang dicampur daging) di pasar, namun saya tidak pernah bisa mendapatkannya karena selalu pergi pagi-pagi sekali untuk mengkaji hadits (waktu kajian hadits setelah subuh dan waktu penjualan harisah juga setelah subuh. Bila ia pergi membeli harisah dan memakannya ia akan terlambat dari mendengar hadist. Bila ia mendengar hadist maka ia tidak akan bisa memilih harisah. Beliau memilih mendengar hadist daripada membeli harisah. Sungguh baik baik pilihan) (Tarikh Baghdad, 11/178).

Ubaid bin Yaisy berkata, “Saya tidak pernah makan malam dengan tangan saya sendiri selama 30 tahun. Saudari saya yang menyuapi saya karena saya sibuk menulis hadits Rasulullah” (Al Jami‘, Khatib Al Baghdadi, 2/178).

Al Maliki berkata, “Muhammad bin Sahnun memiliki seorang budak yang bernama Ummu Madam. Suatu hari ia bersamanya dan ia sangat sibuk menulis sebuah kitab hingga malam hari. Maka budak tersebut pun memutuskan untuk membawakannya makanan dan meminta beliau untuk makan. Beliau berkata kepadanya, “saat ini saya masih sibuk“. Setelah lama menunggu, budak tersebut menyuapinya sambil ia terus menulis. Hingga tiba adzan shalat subuh beliau berkata pada budaknya, “saya telah merepotkan dirimu malam ini wahai Umum Madam. Bawa kemari makan yang engkau siapkan!“. Budaknya berkata, “Demi Allah wahai tuanku, saya sudah suapkan anda semalam“. Ia berkata kepadanya, “saya sama sekali tidak merasakan hal itu” (karena beliau tenggelam dan asyik menulis) (Tartibul Madarik, Qadhi Iyadh, 3/114).

Imam An Nawawi seharian tidak pernah makan kecuali sekali setelah Isya dan minum sekali ketika sahur. Hal ini disebabkan karena kesibukan beliau dalam belajar ilmu (Tadzkiratul Huffadz, Adz Dzahabi, 4/1472).

[disalin dari Kayfa Tatahammas fii Thalabil Ilmi Asy Syar’i karya Abul Qa’qa Alu Abdillah, edisi terjemah “102 Kiat Agar Semangat Belajar Agama” hal. 145-146, Pustaka Elba]

Artikel Muslim.Or.Id

Tags: HaditsIlmuKisahmenuntut ilmuSalaf
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Redaksi Muslim.or.id

Redaksi Muslim.or.id

Artikel Terkait

Bahaya Bidah

10 Bahaya Bid’ah dalam Agama

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
18 Februari 2023
0

Bid'ah dalam agama selain terlarang juga memberikan bahaya bagi pelakunya. Di antaranya berikut ini:

Dakwah Prioritas

Buah Manis Dakwah Prioritas

oleh Fauzan Hidayat
3 Januari 2023
0

Apa yang dimaksud dengan dakwah prioritas dan apa saja buah manis yang bisa dipetik darinya

dusta

Berdusta atas Nama Allah dan Rasulullah

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
27 Desember 2022
0

Pada zaman dulu, banyak dijumpai hadis-hadis palsu atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam.

Artikel Selanjutnya
ada apa dengan wahabi

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Dan Fitnah Nejed

Komentar 1

  1. Moch Suyono says:
    11 bulan yang lalu

    Alhamdulillaaah
    Sangat manfaat dakwah salaf ini dan bisa di publish ke kalangan jamaah nya seperti ini.Semoga manfaat dan barokah..Aamiiiin

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah