Sebagian besar masjid-masjid kaum muslimin saat ini kita lihat kosong dari jama’ah. Pemandangan ini hampir merata kita temui di setiap tempat, baik di desa maupun di kota. Inilah buah dari kekurangfahaman mereka dalam ilmu syariat, khususnya yang berkaitan dengan hukum sholat berjama’ah. Sehingga bila kita tanyakan kepada seseorang, “Mengapa tidak sholat di masjid, kok malah sholat di rumah?”, boleh jadi ia menjawab, “Ah, itu kan cuma sunnah saja…” Subhanalloh!!, semoga Alloh memahamkan kepada kaum muslimin tentang syariat yang mulia ini.
[lwptoc]
Apa Hukum Sholat Berjama’ah?
Ketahuilah, bahwa pendapat yang benar dalam masalah ini ialah sholat berjama’ah itu wajib (bagi laki-laki, adapun bagi kaum wanita, sholat di rumah lebih baik daripada sholat di masjid walaupun secara berjama’ah). Inilah pendapat yang disokong oleh dalil dalil yang kuat dan merupakan pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in, serta para imam madzhab (Kitabus Sholat karya Ibnul Qoyyim).
Perintah Alloh Ta’ala Untuk Sholat Berjamaah dan Ancaman Nabi Yang Sangat Keras Bagi Yang Meninggalkannya
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ (dalam keadaan berjamaah).” (Al Baqoroh: 43). Perhatikanlah wahai saudaraku, konteks kalimat dalam ayat ini adalah perintah, dan hukum asal perintah adalah wajib. Rosululloh telah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhori)
Hadits di atas menunjukkan wajibnya (fardhu ain) sholat berjama’ah, karena jika sekedar sunnah niscaya beliau tidak sampai mengancam orang yang meninggalkannya dengan membakar rumah. Rosululloh tidak mungkin menjatuhkan hukuman semacam ini pada orang yang meninggalkan fardhu kifayah, karena sudah ada orang yang melaksanakannya. (Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqolani)
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh, seorang lelaki buta datang kepada Rosululloh dan berkata, “Wahai Rosululloh, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rosululloh untuk tidak sholat berjama’ah dan agar diperbolehkan sholat di rumahnya. Kemudian Rosululloh memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu telah beranjak, Rosululloh memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?”, Ia menjawab, “Ya”, Rosululloh bersabda, “Penuhilah seruan (adzan) itu.” (HR. Muslim). Perhatikanlah, jika untuk orang buta saja yang tidak memiliki penunjuk jalan itu tidak ada rukhsoh (keringanan) baginya, maka untuk orang yang normal lebih tidak ada rukhsoh lagi baginya.” (Al Mughni karya Ibnu Qudamah).
Hanya Munafik Saja Yang Sengaja Meninggalkan Sholat Jama’ah
Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah: “Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”. Lalu bagaimana seandainya Ibnu Mas’ud hidup di zaman kita sekarang ini, apa yang akan beliau katakan???
(Disarikan oleh Abu Hudzaifah Yusuf dari terjemah kitab Sholatul Jama’ah Hukmuha wa Ahkamuha karya Dr. Sholih bin Ghonim As-Sadlan)
***
Penulis: Abu Hudzaifah Yusuf
Artikel www.muslim.or.id
lha kalau sering terlambat gimana padahal tahu ilmu dan dalilnya keutamaan tepat waktu sholat berjamaah ?
Fudhail bin Iyadh berkata; Seorang yang berilmu senantiasa dianggap bodoh selama dia belum mengamalkan ilmunya. Kalau dia sudah beramal dengannya maka barulah dia benar-benar menjadi orang alim/berilmu.
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita
lha kalau yang sudah mengaji selama 10 tahun kok ngak pernah mengamalkan gimana nih padahal tahu keutamaanya ?
kalau sholat berjamaah sudah selesai boleh ngak bikin jamaah baru ? dan kenapa kok yang di suruh mas padahal ada bapak-bapak yang sudah tua ?
shalat berjamaah itu penting, tapi kalau wajib….hm…
mengenai ayat yang dipaparkan…
itukan perspektif orang,…
mungkin benar bagi sebagian besar orang jamaah, jadi wajib,
bagi saya, sholat sendiri juga sangat utama.
saya bisa berdialog dengan Allah.dalam sholatku itu.
@ adi isa :
penjelasan pada artikel di atas didasarkan sabda2 Rasul dan pengamalan para sahabat. bukan berdasarkan “perspektif orang”.
ingat saudaraku, dalam beragama , kita harus mencontoh kepada orang yang membawa dan menyebarkan agama ini, (siapa lagi kalo bukan Nabi, iya kan ?). bukan berdasarkan perasaan kita sendiri.
kira2, menurut saudara, kenapa Nabi sampai berkeinginan untuk membakar rumah2 orang2 yg tidak ikut sholat berjamaah ? seandainya bukan karena ada perbuatan yang haram dilakukan, tentu Nabi tidak akan melakukan hal itu. iya kan ?
penjelasan lainnya, Nabi memerintahkan orang yg buta untuk tetap sholat jamaah di mesjid jika ia mendengar seruan adzan. maka, bagaimana pula dengan kita2 yang -alhamdulillah- bisa melihat dan tidak buta ?
mohon maaf jika ada kata2 yang kurang berkenan.
Barang siapa yang menjaga sholat wajib secara berjamaah di masjid tidak tertinggal selama 40 hari …..lupa ngak ingat karena kemampuan otak saya ngak cerdas mungkin yang sudah ngaji dan ikut dauroh selama 10 tahun bisa melengkapi
saya biasa bepergian dari jateng sampai sumsel, memang benar hampir semua masjid yang sempat saya singgahi semuanya pada saat salat 5 waktu keadaanya sepi.. sedih sungguh..
okelah jika saudaraku menganggap hukum salat 5 waktu berjamaah di masjid adalah sunah saja, ayoooo semangad jamaah masjid..
mohon maaf, saya telat merespon postingan admin,
admin berkata:
kenapa Nabi sampai berkeinginan untuk membakar rumah2 orang2 yg tidak ikut sholat berjamaah ? seandainya bukan karena ada perbuatan yang haram dilakukan, tentu Nabi tidak akan melakukan hal itu. iya kan ?
=====================================
saya baru dengar hal ini, bahwa nabi hendak membakar rumah
orang, hanya karena mereka tidak sholat berjamaah,
bukankah jelas dalam alquran, setiap manusia itu menanggung sendiri perbuatannya.
(Q:35:18)
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain . Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu).
jadi saya pribadi tidak percaya, kalau nabi hendak membakar rumah seorang muslim hanya karena mereka tidak mau ikut sholat berjamaah. kecuali mereka berbuat aniaya.
itupun menurut saya, riskan sekali nabi melakukan niat itu.
(catatan:tidak ada dalam alquran nabi hendak membakar rumah muslim yang tidak sholat berjamaah kecuali mungkin dalam hadits)
saya tidak mengatakan sholat berjamaah itu tidak penting,
namun sholat sendiri, itu justru lebih hikmat
dalam bertauhid kepada Allah jika dilakukan sendiri.
saya percaya kenikmatan sholat akan anda rasakan disaat anda
melakukan hal itu sendiri. hanya ada hamba dan tuhan saja.
mohon maaf jika ada kata yang menyinggung
wassalam
Akhi Adi Isa, semoga Allah senantiasa menjaga anda dalam kebaikan…
Syarat utama agar seseorang disebut muslim adalah bersyahadat ‘La ilaaha illallah, muhammad rasulullah’ yaitu ia mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maka jika seseorang ingin dikatakan muslim, ia harus mengakui bahwa Muhammad adalah Rasul yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Konsekuensinya, ia harus membenarkan, dan tunduk pada apa yang dibawa oleh Rasululllah Muhammad, baik dalam perkataan, perbuatan, persetujuan dan apa yang beliau tinggalkan. Bahkan Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Tidaklah yang dikatakan (Muhammad) berasal dari hawa nafsunya, bahkan itu adalah wahyu yang diwahyukan (oleh Allah)” [An Najm: 3]
Dan dalam hal ini Rasulullah bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka” (HR. Bukhori)
Ini Rasulullah yang berbicara, bagaimana kita menyikapinya? Tunduk atau ingkar terhadap perkataan Rasulullah ini?
Semoga Allah memberikan hidayah kepada umat muslim untuk lebih semangat mendatangi majlis2 ilmu agar lebih banyak mendengar hadits-hadits Rasulullah sehingga tidak terasa asing di telinga mereka.
Akhi, siapakah manusia yang shalatnya paling baik, paling khusyuk, paling khidmat, paling nikmat, paling benar? Ya, anda benar, Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam. Apakah beliau shalat wajib sendiri di rumahnya? Bahkan sejak diperintahkan shalat samapi beliau mendekati ajal, beliau shalat berjamaah di masjid. Sehingga beliau harus dipapah oleh dua orang sahabat untuk menuju masjid.
Dan kita tidak merasa lebih baik dari Rasulullah bukan?
Adapun untuk shalat sunnah, maka sangat dianjurkan dikerjakan di rumah. Silakan bersepi-sepi, terhalang dari pandangan manusia, sambil menangis dan berendah diri di hadapan Allah Ta’ala. Sebagaimana hadits:
“Hai manusia, sholatlah kamu di rumahmu masing-masing. Sesungguhnya sebaik-baik sholat adalah sholat seseorang di rumahnya, kecuali sholat wajib” (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu’alam.
assalamualaikum wr.wb
sebagaimana dugaan saya,
hal tersebut ternyata benar berasal dari
sebuah hadits, bukanlah berasal dari alquran.
dan mohon maaf, jika saya punya
pandangan tersendiri,
bahwa, apa-apa yang nggak sejalan dengan alquran(menurut
saya pribadi lho)
maka saya tidak berpegang pada hadits tersebut.
kecuali yang sejalan dan saling bersinergi dalam
penafsiran.
apapun itu,
saya sangat respec dengan orang2 yang melakukan
jamaah untuk menghidupi mesjid dan musholah
dan saya tidak menolak hati jika saya lagi ingin
berjamaah seperti saat sholat jumat.
but mungkin saat tertentu, saya lebih memilih sholat
sendiri yang sifatnya wajib,
untuk menghindari diri saya dari ria. selain dari apa yang telah saya jelaskan diatas.
tapi bukan berarti saya bilang orang lain yang berjamaah iitu
ada juga yang ria, even kita bisa bilang
hati orang sapa yang tau.
terimakasih, atas diskusinya.
sangat bermanfaat buat saya pribadi
wassalam.
Akhi Adi Isa, semoga Allah merahmati anda…
Akhi, coba renungkan, bagaimana anda melakukan shalat? Ada takbiratul ihram, setelah itu membaca al fatihah setelah itu membaca surah kemudian rukuk, i’tidal dst, apakah tata cara ini termaktub dalam Al Qur’an? Tidak, hal ini dijelaskan oleh hadits-hadits shahih. Karena hadits dan Qur’an tidak ada yang bertentangan. Maka, jika seseorang menolak untuk mempercayai hadits, maka bagaimana ia melakukan sholat?
Akhi, jika anda membaca artikel di atas dengan cermat, perintah shalat berjama’ah tidak hanya terdapat dalam hadits. Bahkan banyak terdapat dalam Al Qur’an:
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ ” (Al Baqoroh: 43). Di sini diperintahkan ruku’ bersama raki’in (bentuk jamak), artinya orang-orang yg rukuk. maka jelas perintah shalat di sini bukan sendirian. Selain itu, dalam kaidah ushul fiqh, perintah pada dalil Qur’an dan hadits berfaedah hukum wajib. Maka shalat berjama’ah hukumnya wajib berdasarkan ayat Qur’an ini. Dan masih banyak dalil-dalil yang lain.
Jika menurut anda perintah shalat berjama’ah dalam hadits itu tidak sejalan dengan Al Qur’an, maka tolong tunjukkan dalil dari Al Qur’an yang memerintahkan shalat wajib secara sendiri di rumah..
Akhi, tentang riya, siapakah oran yang paling tahu bahaya riya dan paling takut dengan dosa riya? Tentu Rasulullah dan para sahabat, bahkan saya yakin mereka lebih takut daripada anda. Namun adakah diantara mereka yang shalat waib sendiri di rumah dengan alasan takut riya? Tidak ada. Bahkan sampai akhir hayat mereka berusaha shalat berjama’ah di masjid. Bahkan meinggalkan amal wajib karena takut dinilai riya oleh manusia adalah perbuatan riya itu sendiri. Sebagaimana perkataan Fudhail bin Iyadh, “Meninggalkan amal karena takut dipandang manusia adalah riya, sedangkan beramal karena ingin dipandang manusia adalah kesyirikan“.
kalau di daerah saya ketika shoalat akan tiba yang segera ke masjid para orang tua meskipun adzan belum di kumandangkan kalau yang muda datangnya setelah adzan di kumandangkan
Iya benar hampir di setiap Masjid yang datang awal rata-rata orang tua,penjelesan ilmiahnya karena orang Tua lebih banyak waktu di rumah untuk bersiap siap datang ke masjid dan mungkin ada yang sudah jalannya agak pelan sehingga orang tua lebih duluan datang,jika anak muda mungkin masih disibukkan dengan pekerjaan jadi kebanyakan datang pas atau setelah adzan ,Wallohualam
Hadits shahih berkenaan dengan sholat berjama’ah
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh, seorang lelaki buta datang kepada Rosululloh dan berkata, “Wahai Rosululloh, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rosululloh untuk tidak sholat berjama’ah dan agar diperbolehkan sholat di rumahnya. Kemudian Rosululloh memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu telah beranjak, Rosululloh memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?”, Ia menjawab, “Ya”, Rosululloh bersabda, “Penuhilah seruan (adzan) itu.” (HR. Muslim).
Bahwasanya, hukum berkenaan thd seseorang juga tergantung kondisi dia apada saat hukum tersebut dikenakan. Tidaklah orang yang belum baligh dikenakan hukum yang sama dengan yang sudah baligh. Tidaklah sama hukum yang dikenakan oleh orang yang waras (sehat pikirannya) dengan yang gila. Hukum makanan haram dapat berubah menjadi makruh dalam kondisi darurat yang membahayakan jiwa. Dan banyak hal lain yang semacam ini.
Kembali ke hadits di atas maka, jika ditemui kondisi yang lebih memungkinkan maka hukumnya bertambah lagi (seandainya ada) dari wajib. Sangat diwajibkan.
(1) Kita tidak buta, sangat memudahkan kita.
(2) Kondisi jazirah dulu (banyak binatang buas, badai pasir, halangan berupa perampok) yang jika dibandingkan dengan zaman sekarang yang insAllah tidak ada rintangan. (Jalan sudah rata, iklim yang bersahabat (apalagi di Indonesia), insyAllah sudah relativ aman, tidak ada binatang buas yang mengancam)
(3) Akhlak Rasul yang begitu mulia, namun tetap tidak melihat adanya keringanan bagi orang buta ini. Dan rasul tetap sadar bagaimana bahayanya bagi seorang buta untuk bepergian sendiri, belum lagi kemungkinan tersesat. Namun rasul tetap tidak melihat adanya keringanan.
Dari 3 point di atas (dan sebenarnya jika digali lebih dalam lagi akan banyak ditemukan hikmah2 baru lainnya) bisa disimpulkan sholat berjamaa’ah tidak hanya sekedar lebih penting, sekedar sunnah, atau utama namun wajib hukumnya. Bisa dibayangkan, seorang guru tidak harus mengatakan wajib muridnya untuk mengerjakan PR namun bisa dengan tidak memberikan keringanan bagi yang tidak mengerjakan PR (nilainya akan jelek) maupun hukuman dan sang murid pun mengerti tentang wajibnya PR.
Dan ini baru satu hadits (dijelaskan secara singkat), masih ada hadits tentang (1) Pemisalan pembakaran rumah bagi yang tidak sholat, (2) Ciri orang munafik, (3) Keutamaan2 sholat berjama’ah (kita sbg muslim sangat disarankan untuk mengejar keutamaan suatu amalan), juga (4) Termasuk di 7 golongan yang di naungi oleh Allah di padang mahsyar untuk orang yang menyejahterakan mesjid.
Semua sumber terkait ini semuanya berkesimpulan sama, yaitu wajibnya sholat berjama’ah bagi muslimin.
Mengenai pernyataan ini :
“sebagaimana dugaan saya,
hal tersebut ternyata benar berasal dari
sebuah hadits, bukanlah berasal dari alquran”
Perlu diluruskan, bahwa apa yang dikatakan rasul dan tidak ada teguran dari Allah (subhanawata’ala) berarti sama dengan berasal dari Allah. Tidaklah apa yang rasul katakan melainkan terbebas dari hawa nafsu. Jadi satu-satunya cara untuk menolak hadits2 di atas adalah dengan membuktikan kelemahannya, padahal hadits2 ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh banyak pakar hadits. Mau tidak mau suka tidak suka harus diakui dan di amalkan.
Saya setuju sekali dengan pernyataan berikut :
Sebagaimana perkataan Fudhail bin Iyadh, “Meninggalkan amal karena takut dipandang manusia adalah riya, sedangkan beramal karena ingin dipandang manusia adalah kesyirikan“.
Jika seandainya takut dipandang orang, lalu bagaimana kita beramal. Ada amalan yang harus dilihat orang (seperti makmurnya masjid, orang berbondong-bondong menuju masjid menunjukkan kuatnya kita dibanding kaum kafir, sholat ‘id yang penuh sesak, ibadah haji yang menggetarkan tiap orang yang melihatnya, sembelihan yang dengannya kaum muslim fakir mendapatkan manfaat dan ibadah sendiri yseperti qiyamul lail, lebih utama bersedekah tanpa diketahui orang lain dan lain-lain). Agama ini sudah sempurna, jika dikatakan harus berjamaa’ah, maka hal ini tidak ada mudharatnya (bisa riya, lebih khusyu kalo sendiri, dll)
Mudah2an terbuka hati kita semua, dan menerima yang benar sebagai kebenaran itu sendiri. InsyAllah.
@abdullah
Perlu diluruskan, bahwa apa yang dikatakan rasul dan tidak ada teguran dari Allah (subhanawata’ala) berarti sama dengan berasal dari Allah. Tidaklah apa yang rasul katakan melainkan terbebas dari hawa nafsu. Jadi satu-satunya cara untuk menolak hadits2 di atas adalah dengan membuktikan kelemahannya, padahal hadits2 ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh banyak pakar hadits. Mau tidak mau suka tidak suka harus diakui dan di amalkan.
===============================
sebenarnya, saya sudah ogah untuk melirik reply yang ada,
namun saya agak terusik dengan pernyataan diatas.
tolong tunjukan ayat alquran yang sinergi dalam penafsiran tentang persoalan diatas.
untuk saudaraku Adi Isa yang ingin solat di rumah:
Solat di rumahnya yang sunnah aja ya.. karena memang itu yg diperintahkan Rasulullah.
Kalo yang wajib, di mesjid aja ya.. karena memang itu yg diperintahkan Rasulullah.
Bukankah tindakan dan ucapan Rasulullah senantiasa di bimbing oleh Allah. Jadi bukan nafsu Beliau semata, iya kan? setuju?
jujur aja, saya belum 100% solat berjamaah di masjid, tapi saya mau.. insyaAllah akan..
Jadi, saya tdk berpendapat solat di masjid itu sunnah.
setuju ya?
untuk saudaraku,
Ketahuilah, ibadah bukanlah produk akal atau perasaan manusia. Ibadah merupakan sesuatu yang diridhoi Alloh, dan engkau tidak akan mengetahui apa yang diridhoi Alloh kecuali setelah Alloh kabarkan atau dijelaskan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Dan seluruh kebaikan telah diajarkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, tidak tersisa sedikit pun. Tidak ada dalam kamus ibadah sesorang melaksanakan sesuatu karena menganggap ini baik, padahal Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencontohkan. Sehingga tatkala ditanya, “Mengapa engkau melakukan ini?” lalu ia menjawab, “Bukankah ini sesuatu yang baik? Mengapa engkau melarang aku dari melakukan yang baik?” Saudaraku, bukan akal dan perasaanmu yang menjadi hakim baik buruknya.
Apakah engkau merasa lebih taqwa dan sholih ketimbang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya?
SHOLAT BERJAMAAH DI MASJID SANGAT WAJIB DI DATANGI BILA MENDENGAR ADZAN ORANG BUTA SAJA DI SURUH DATANG APALAGI YANG SUDAH PUNYA ILMU IKUT DAUROH LAGI PASTI HARUS SEGERA KE MASJID KARENA TAHU SIAPA YANG MENJAGA SHOLAT WAJIB SECARA BERJAMAAH TAK TERTINGGAL ROKA’AT SELAMA 40 HARI………MOHON DI TERUSKAN YANG PUNYA ILMU
terusannya…. maka Allah (mohon diteruskan lagi)
assalamualaikum wr.wb.
selamat menjalankan ibadah puasa.
saya jadi ingin bertanya,
bagi saudara muslim yang ada di forum ini,
yang mana sih yang dikatakan mesjid itu?
sehingga begitu ada suara adzan, bahkan yang butapun diharuskan sholat ke mesjid.
pertanyaan ke2
apakah kalau saya sholat sendiri sudah tentu disebut nggak berjamaah?
Toek warga muslim yang dimuliakan Allah SWT !
Ass.wr.wb,
Sesuai dengan kemampuan dan kecintaan terhadap imam yang saya pegang, maka mengenai shalat berjama’ah biarlah menyesuaikan diri, karena yang bertanggung jawab di sini imam masing-masing yang telah mengajarkannya.
Inti dari pada shalat berjama’ah yaitu berpahala sangat besar dan luar biasa, apabila dilakukan tepat waktu (tidak sambung menyambung, kecuali musafir) bersama-sama imam yang sudah saya yakini selalu mendo’akan untuk kedamaian dan kemaslahatan dunia kebaikan seperti dicontohkan oleh Rasulullah Saw sebagai pembawa misi Rahmatan lil’alamin, bukan untuk suatu golongan/kaum/partai.
Pernah saya baca hadits…. Rasulullah bersabda :
Sholatlah kalian seperti Aku Sholat.
nah selain tata cara bacaan dan gerakan yang dicontohkan oleh nabi, ada 3 hal yang harus diperhatikan jika nabi sholat.
Rasulullah Sholat Wajib selalu :
1. Diawal waktu
2. Berjemaah
3. Dimana Adzan dikumandangkan
Artinya Rasulullah sholat 5 waktu atau sholat Wajib selalu berjemaah. Bukankah di Alquran telah diterangkan “sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik pada diri rasulullah”(mohon pelurusan).
Solat Berjemaah hukumnya wajib kecuali ada uzur :
1.Takut
2.Sakit
Wasalam
Untuk menjaga sholat wajib secara berjamaah tepat waktu di mana adzan di kumandangkan dan tidak sering ketinggalan roka’at belilah jam dan jadwal sholat abadi agar tahu waktu sholat sehingga untuk mudah siap-siap untuk pergi ke masjid jangan sampai beli jam hanya untuk melihat waktu untuk pergi ke kampus,ke pasar,ke kantor,dsb
memang sifat org munafik suka membantah cari cari alasan mengikuti nafsunya sprti hukum rokok itu jelas mudharat jadi haram masih membantah mungkin karna ia perokok tulen stop rokok bkn karna kesehatan tapi karna ” IMAN’ wass.
Ass.Wr.Wb,
Ada kerabat saya yang berpendapat, bahwa shalat berjamaah dengan istri dan keluarga di rumah, lebih baik daripada shalat berjamaah di masjid. Dengan begitu beliau yakin bahwa istrinya shalat tepat waktu, dan istrinya juga akan mendapat manfaat dari shalat berjamaah.
Kira2 bagaimana pandangan terhadap pendapat tersebut ?
Saya dulu hobby sholat jamaah tepat waktu, masalahnya di Masjid sekarang penuh dengan para aktivis dakwah dari partai A,B,C,D,E hingga Z yang selalu marah jika ditolak dakwah partai mereka, juga orang – orang yang mengaku berdakwah ilmiah (ilmiah apaan tuh ?dakwah kok ilmiah?) yang suka bilang bid’ah. Seperti orang yang tahunya kucing warna putih lihat kucing warna hitam, terus dibilang “ini makhluk baru” ….
Saya kadang merokok, dan tidak menolak dibilang munafik, ciri – ciri orang munafik memang banyak yang terdapat pada diri saya, dan memang tidak ada ciri munafik pada diri para pengelola situs ini, yang mukmin dan muslim sejati, dan bukan ahli bid’ah, mengetahui dalil hingga ke ujungnya tanpa hilang setitik ilmu pun dari Rasulullah, sehingga dapat berkata “HAI UMAT ISLAM, SYARIAT ITU ADALAH INI !, SELAIN ITU BID’AH, JANGAN IKUTI HAWA NAFSU KALIAN”
Untuk akhi yang ber-id “bodho banget”, saya yakin itu bukan nama anda. Karena Rasulullah melarang memberi nama buruk,
“Anak perempuan ‘Umar bin Al Khaththab bernama ‘Ashiyah (wanita yang suka bermaksiat), maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberinya nama Jamilah (wanita yang cantik)” (HR. Muslim no. 2139)
Barakallahu fiik, semoga Allah merahmati anda…
Akhi, apakah kebencian terhadap orang-orang tersebut membuatmu meninggalkan shalat berjamaah di masjid? Apakah mereka mengganggu anda di masjid? Jika tidak apa halnya?
“Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah: 8).
Hendaknya anda berbuat adil kepada diri anda sendiri. Dan adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan tempatnya shalat wajib adalah di masjid dengan berjama’ah. Sebagaimana sudah dijelaskan di atas.
Akhi, mengapa dak’wah tidak boleh ilmiah? Bukankah ilmiah itu artinya memiliki sandaran dan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Sebagaimana ilmiahnya anda menyusun thesis, anda akan ditanya dasar dan referensi atas teori yang anda pakai. Nah, apakah da’wah itu perlu sandaran dan referensi atau asal saja? Anda tahu jawabannya. Maka, da’wah WAJIB ilmiah. Sandaran serta referensi da’wah tidak lain dan tidak bukan adalah Qur’an dan Hadits.
Anda mengaku munafik? Subhanallah, saya jadi teringat kisah Hanzholah, seorang sahabat Nabi. Hanzholah berkata kepada Abu Bakar: “Hanzholah telah jadi orang munafik”. Abu Bakar pun terperanjat. Hazholah berkata demikian karena ia merasa hina sebab hanya mengingat akhirat saat berada dekat Rasulullah, namun saat kembali ke rumah bertemu keluarga ia lupa pada akhirat dan banyak memikirkan dunia. Abu Bakar radhiallahu’anhu pun melaporkannya kepada Rasulullah untuk menanyakan hal ini karena Abu Bakar pun merasakan hal yang sama dengan Hanzholah. Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun bersabda:
“Artinya: Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika kalian senantiasa dalam kondisi seperti berada di sisiku yaitu selalu mengingat Allah, maka sungguh para malaikat akan menyalami kalian di atas alas tidur kalian atau di jalan-jalan. Akan tetapi wahai Hanzholah, sesaat dan sesaat, beliau mengulangi tiga kali” [HR. Muslim]
Faedahnya, ternyata hati manusia memang lemah. Sulit sekali untuk setiap detik berada di atas keimanan. Sesaat iman, sesaat lainnya berkurang iman. Dan ini wajar bila terjadi. Namun yang bisa kita lakukan adalah selalu BERUSAHA senantiasa mengingat Allah terutama pada saat iman sedang turun dan bergelimang maksiat.
Jika ada orang berkata:
“HAI UMAT ISLAM, SYARIAT ITU ADALAH INI (yaitu Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat) !, SELAIN ITU BID’AH, JANGAN IKUTI HAWA NAFSU KALIAN”
Maaf, tolong tunjukkan dimana letak kesalahannya?
Saya yakin, pengelola situs ini dan penulis artikel di website ini adalah orang-orang yang faqir dan butuh akan ampunan Allah Ta’ala. Tidak ada di antara mereka yang bebas dari dosa dan tidak ada dari mereka yang tahu apakah nanti di surga atau di neraka tempatnya. Karena saking khawatirnya akan azab Allah dan saking harapnya akan jannah-Nya mereka berusaha menyebarkan agama Allah dari Qur’an dan Sunnah, sejauh yang mereka ilmui. Dimana yang salah?
Jika memang anda menemukan ada kesalahan atau penyimpangan dalam website ini, mohon anda berkenan untuk menunjukkannya. Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab radhiallahu’anhu:
“Semoga Allah merahmati seseorang yang telah menunjuki kesalahan-kesalahanku di hadapanku“
buat mas herjun
pendapat di atas tidak tepat, bagi lelaki wajib mendatangi seruan azan untuk shalat berjamaah, karena itulah perintah yang yang disabdakan Rasulullah, adapun bagi wanita maka shalat di rumah lebih baik baginya.
Bukankah Rasulullah juga shalat di masjid bersama jamaah, begitu juga para sahabat beliau sepeninggal beliau.
“Setiap kebaikan adalah dengan mengikuti jejak salaf (para sahabat dan orang2 yang mengikuti mereka) dan setiap kejelekan muncul dari sikap mengada-ada orang2 belakangan.”
tuk saudaraku adi isa, semoga Allah memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan amalan yang diterima, amin..
berkaitan dengan pertanyaannya, saya berusaha menjawab:
**saya jadi ingin bertanya,bagi saudara muslim yang ada di forum ini, yang mana sih yang dikatakan mesjid itu? sehingga begitu ada suara adzan, bahkan yang butapun diharuskan sholat ke mesjid.**
Kalau secara bahasa, maksud masjid adalah tempat sujud, tempat melaksanakan shalat, dan Rasulullah dalam salah satu sabdanya mengatakan bahwa bumi ini seluruhnya adalah masjid, dimanapun kita menjumpai waktu shalat maka shalatlah di sana. (dan ini dikecualikan tempat2 yang telarang untuk shalat, seperti wc dll). Akan tetapi yang dimaksudkan dalam kewajiban shalat berjamaah ini, kita sebagai laki-laki wajib untuk melaksanakan shalat jamaah ketika kita mendengar azan dikumandangkan, kita berusaha mendatangi masjid terdekat dari tempat kita berada, dan ini tidak harus masjid yang bagus dan besar, sekedar masjid kecil atau mushola yang disana dikumandangkan azan dan ada jamaah yang shalat di sana juga termasuk masjid. Kita bisa melaksanakan shalat jamaah di sana.
**pertanyaan ke2, apakah kalau saya sholat sendiri sudah tentu disebut nggak berjamaah?**
Kalau shalat sendiri di rumah padahal di masjid kita bisa berjamaah, maka dikatakan saudara shalat sendiri.. beda kalau kasusnya begini, saudara menjumpai salah satu waktu shalat, misalnya zuhur, kemudian saudara pergi ke masjid terdekat, kemudian azan, memanggil orang2 untuk shalat ternyata tidak ada yang datang, sehingga “terpaksa” saudara jadi shalat sendiri, maka yang seperti ini saudara tetap mendapatkan shalat jamaah, karena saudara sudah berusaha untuk menegakkan jamaah akan tetapi ternyata tidak ada orang lain yang menegakkannya…
semoga Allah memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk mudah melangkahkan kaki melakukan salah satu kewajiban kita, yaitu shalat wajib berjamaah…
Saya berdo’a semoga para pemerhati situs ini dikaruniai kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam memberikan pengajaran; semoga semua kita diberiNya semangat untuk terus saling menasehati, setelah terus berpegang dalam keimanan, serta menasehati dengan kesabaran. Bagi yang belum berilmu (maksudnya Ilmu yang mendekatkan diri kepadaNya) teruslah bertanya (meski ada larangan Rasul untuk bertanya yang jika dijawab jawabnya akan memberati kita), dengan hati bersih (memang ingin tahu, menjadi berilmu), bukan dengan kejengkelan.
Begitu juga para ustadz yang dikaruniai ilmu, harus juga bersabar, dengan pemikiran bahwa yang bertanya memang belum nyampai ilmunya.
Moga-moga keduanya dipahalai sama, bahkan lebih besar bagi keduanya jika setiap ilmu diamalkannya.
Rasanya semua manusia muslim dapat dikatakan layak untuk mengamalkan Islam, dengan kadar ‘nilai’ yang sama di hadapan Allah Azza Wa Jalla :
1) Kita boleh ‘rubuh gedang’, beramal hanya ‘mengikut’. Ini bagi yang belum berilmu banyak, ilmunya ya hanya itu : ada perintah, ada imam, ya rubuh gedang.
2) Orang ini tahu, bahwa setiap hari harus ‘tambah ilmu’, orang yang hari ini tdk lebih berilmu dari yang kemarin, maka ia merugi. Maka orang ini terus belajar, sehingga dia tak lagi ‘rubuh gedang’.
3) Ketika dia berilmu, meski satu ayat, dia menyampaikannya kepada orang lain, yang menurut dia belum berilmu, seperti dia dulu, agar orang ini mulai ‘rubuh gedang’.
4) Orang ini akhirnya juga tahu, bahwa sejelek-jelek orang adalah mereka yang hanya ‘mengatakan’ dan ‘tidak mengamalkan’.
5) Begitu seterusnya, begitu dahsyatnya Islam. Muat bagi pemula, cukup dengan ‘rubuh gedang’, muat juga bagi orang-orang (yang dikaruniai) hebat, yang dipundaknya terpanggul tugas-tugas dakwah.
6) Aku jadi inget Bapakku, yang mengatakan bahwa aku akan ikut imam itu terus, karena kata dia kelak jika ia masuk syurga Bapakku juga masuk surga. Aku bilang : tidak begitu, bisa jadi Bapak masuk surga, imamnya tidak masuk surga. Itu terjadi jika, sekali Bapak diberitahu tentang suatu ilmu oleh Sang Imam kemudian Bapak amalkan dengan pengertian dan sungguh-sungguh serta ‘selalu-seterusnya’, sementara (moga-2 tidak) Sang Imam hanya memberi Ilmu, dan tidak mengamalkan. Misalnya : Sholat malam, sekali Bapak di’ajari’ tentang sholat malam dan kemudian Bapak amalkan terus-menerus karena taatnya bapak atas perintah Rasul (seperti diajarkan Imam), isnyaAllah masuk syurga; sementara Sang Imam (bisa jadi) jarang Sholat malam karena kecapaian kesana-kemari (moga2 tidak ada, ini hanya contoh, biar Bapakku tidak membabi buta mengikuti Imam; takutnya lagi ‘mengikuti’ imam itu hanya ditafsir dengan sering ikut ngaji ke Imam, tanpa amal).
AlhamdulilLah saya sudah menulis ini, Allah jugalah yang mengalirkan pikiran sehat saya; meski kalau salah aku juga yang salah, karena Allah Azza Wa Jalla tidak pernah salah; saya juga yang bertanggung jawab atas tulisan ini.
Sekali lagi, mari syukuri ada situs ini.
Selamat ‘berjihad’, berbahagia ada jamaah seperti bapak Adi Isa, dengan begitu kita semua bisa belajar; cilakanya ada saudara-saudara kita yang ‘mengira’ sudah berilmu.
Karena bisa jadi ada yang berprinsip : ‘sholat koq pakai belajar’, wong dari kecil sudah sholat. Nah kalo ada yang begini, bukankah bahaya? Karena dalam segala hal selalu ada ilmunya, dan ilmu itu tidak datang kepada kita sekaligus; itu sudah takdirNya; kalo sekaligus, kita puyeng juga.
Selamat, tks.
Maaf, kalau tidak berkenan.
nasehat dari Bapak BANDIL bijaksana banget
assalamualaikum…..
mengenai solat berjamah..
seandainya kita zaman sekarang ini yang disibukkan oleh kuliah atau pekerjaan bagaimana..
sedangkan kita untuk menuju kemesjid atau musolla agak jauh, yang nantinya membuat bos atau dosen kita marah dan menyuruh kita keluar….
padahal menuntut ilmu juga wajib kan….
assalaamu’alaikum…
afwan ustadz, ana hendak bertanya..
Semenjak saya sadar betapa wajibnya sholat berjama’ah (blm setahun saya ikut manhaj salaf ini) dalam setiap kesempatan saya usahakan slalu hadir berjama’ah.
TAPI…
Sangat jauh harapan saya untuk bisa khusyu. Imam di tempat saya sering berganti-ganti. Ada 1 orng yg bacaannya lumayan (walaupun blm baik sekali) selebihnya SANGAT BURUK BACAANNYA.
Berikut ini beberapa contoh masalahnya:
1. Pada saat imam membaca yg dikeraskan ia membaca tdk terlalu cepat, baik al-Fatihah ataupun surah lainnya. TAPI pada saat bacaan yg sihr (rakaat 3-4 dan sholat sihr yg lain) saya selalu ketinggalan, baru ayat ke 4 atau 5 (al-Fatihah) imam sudah takbir untuk ruku’. Padahal menurut saya, saya sudah cukup cepat membacanya.
2. Masalah yg pertama ditambah dengan SANGAT BURUKNYA bacaan alquran si imam. Buruk tajwidnya secara keseluruhan, makhrojnya, bahkan kejelasan lafaznya. Pernah suatu ketika imam membaca at-Tiin, sungguh saya tidak mengenali apa yg ia baca kecuali pada kata terakhir “..hakimiin.”
3. Masih banyak lagi selain yg tsb di atas…
Kami tidak berdaya utk protes, karena kami (yg bermanhaj salaf) sudah dihakimi sesat oleh mereka. Dan mereka adalah orang-orang tua di tempat kami.
Dan semalam saya pulang sholat isya berjamaah hampir menangis, teringat imam membaca basmalah “bismilakhiromaanirokhiim”.
Bagaiman solusi permasalahan ini , ya ustadz?
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya orang awam dan masih banyak belajar ilmu agama. Saya sangat salut atas kesabaran anda semua menghadapi orang seperti Saudara Adi Isa. Maaf, sampai terlintas di hati saya apakah dia muslim atau bukan. Keras benar hatinya. Semoga Allah melembutkan hati Saudara Adi Isa dan memberinya hidayah. Sebab hanya hidayah Allah yang dapat membuat hatinya menerima dakwah islam. Tanpa hidayah Allah, apapun yang kita sampaikan pasti dia tolak. Dilingkungan kita masih banyak orang yang beragama menurut pembenaran akalnya saja. Tidak mau melihat ajaran dan contoh yang diberikan Rasulallah, para sahabatnya, tabi’in dan ulama2 salaf terdahulu dan ulama sekarang yang saleh. Padahal mesti jujur diakui bahwa pemahaman berdasarkan akal sendiri-sendiri tidak cukup. Karena kita punya keterbatasan kemampuan untuk memahami sesuatu. Apaun itu. Kebayangkan betapa beratnya dakwah. Dakwah kepada sesama muslim saja berat apalagi kepada yang lain. Sekali lagi bersabarlah, perdalam ilmu dengan mengkaji lebih dalam Alquran da sunnah nabi, dan selalu mintalah pertolongan Allah agar dakwah menjadi mudah… Selamat berjuang. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum..
Maaf jika saya salah krn ilmu saya yang masih sedikit. Saya adalah wanita, dan saya ingin sekali mendirikan shalat berjamaah dengan suami karena ilmu yg sy peroleh jika shalat berjamaah maka pahalanya 27x lipat shalat sendiri. Jika suami wajib shalat di Masjid, berarti tidak ada kesempatan bagi wanita
sabarrr sabarrrr
salut buat pengelola situs ini. sabarr sabarr….
sesungguhnya mereka itu belum mengilmui. itu saja.
bismilah..
asalamualaiku…..
@adi isa…
(1)mesjid:rumah ALLAH klo rumah kita mah bukan mesjid jadi beda lah solat di rumah ALLAH n rumah kita…
(2)klo solat sendiri y jelas disebut g berjamaah lah,kesadaran aja bung,yang namax solat berjamaah itu solat rame2 se gambreng klo bisa ato minimal ber2 lah.
wieh kayakx memang banyak perbedaan sudut pandang….tapi apa orang seperti kita pandanganx bisa di pake n di pertanggung jawabkan????…kan udah di bilang ma RASULALLAH…sebaik2 umat adalah pada saat ku,setelah ku dan setelahx..
dah jelas beut tuh klo rombongan kita g ke sebut apa lagi ke pake,jadi yg kalem2 aja lah…tinggal ngikutin aja apa yg ada.
maaf klo ada kata2 yg menyinggung…
Assalamu’alaikum
saya minta ijin mengcopy ataupun mendownload artikel yg ada di web ini
jazakumullah khoir
sholat jamaah itu indah seperti bulan purnama…
hati ini gelisah bila tak berjamaah…
hai saudaraku yang di beri kesehatan…
sholatlah berjamaah… semoga kita semua mendapat rahmat…
Amiiin.
Itulah kenyataan yang menyedihkan, mesjid2 di kita cuma ramai kalau shalat jum’at saja. Adakah cara terbaik dan terefektif untuk mengatasi hal ini? Saya yakin kebanyakan di kita berpendapat berjamaah ke mesjid adalah sunah.
Sholat jama’ah yuks
banyak yang bisa ngomong tapi nda bisa njalanin
awas lhoo….
Terima kasih penjelasannya
Asalamualaikum wr wb.
Mohon ijin mengcopy / mendownload artikel ini. Terimakasih
Assalamu’alaikum akhi..
Mhn pendapatnya..
Bagaimana dengan yg sy lakukan ini, apakah sudah bisa dikatakan kalau sy telah melakukan sholat wajib berjamamah :
Waktu Zuhur – Magrib saya dikantor, jadi ketika azan terdengar dr masjid diluar kantor atau sudah masuk waktu sholat, sy sholat berjamaah dengan rekan kantor di ruangan khusus sholat di kantor sy tanpa mengumandangkan azan terlebih dahulu?
Syukron..
Alhamdulillah, dulu saya juga punya paham bahwa sholat di rumah lebih khusyuk, setelah saya perbanyak buku terutama hadits2 dari bukhori muslim, tabrani, ibnu majah dan ikut kajian bedah kitab shohih hati saya terbuka. Bagaimana memahami syahadat dan terikat dengan syahadat yang saya ucapkan bahwa saya dalam menjalankan ibadah harus i’tiba pada pembawa risalah tersebut yaitu Rosululloh. Tapi berhubung saya perempuan saya lebih baik di rumah, tapi suami dan anak laki2 saya yg berumur 8 th selalu jamaah di musholla atau masjid tidak ada tawar menawar dalam hal ini. Sesungguhnya seorang mukmin wajib menuntut ilmu syar’i sampai dia menghembuskan nafas yang terakhir, sehingga dalam memahami agama kita tidak hanya mengikuti perasaan semata dalam hal lebih cenderung pada hawa nafsu kita semata. Semoga di bulan romadhon kita selalu bertambah ilmu yang membawa kita pada kehidupan mukmin sejati. Amin.
sabar ya akhi sabar, para pengelola dan para komentator yang lainnya. disekitar kita masih banyak Adi Isa-Adi Isa yang lain, walaupun keterangan Alqur’an dan Asssunnah dengan pemahaman generasi terbaik (sahabat)telah gamblang bagaikan siang bolong tetap saja di bantah oleh mereka yang menafsirkan alquran menurut akal mereka.
Sy seorang muadzin, mudah2an yg membaca artikel segera sadar
Ya Allah berilah kesabaran dan kemudahan untuk para pemerhati situs ini.
Saya muslim awam…….baru belajar selangkah demi selangkah,………..sya mulai aktif shalat berjamaah pada bln September 2009 setelah baca hadist ttg “bakar rumah”. Gara2 hadist itu saya jadi takut kalo ketinggalan sholat berjamaah. Mohon doa dari rekan-rekan lain smoga sya diberikan kekuatan spy tetap dijalan yg lurus ini
bagus banget artikel ne mudah-mudahan Allah SWT memberi hidayah dan kekuatkan kpd saya untuk bisa menjalan solat berjamaah tepat waktu di masjid, amin Ya Robbal A’alamin
Saling mengingatkan dan mengajak ke masjid bagi laki2 perlu dilakukan dan di mulai untuk saat ini , Smoga kita dimudahkan untuk sholat berjama’ah Amin…
astaghfirullahal azhim.
makasih mas
Shalat lima waktu memang wajib dan tidak ada perselisihan diantara ulama. Tapi tentang hukum shalat 5 waktu di masjid, bukankah ada perbedaan pendapat diantara para ulama? mengapa tak dibahas disini?
@ Abu
Silakan baca lebih lengkap tentang shalat jama’ah wajib ataukah sunnah di sini: http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2726-shalat-jamaah-5-waktu-wajib-ataukah-sunnah.html.
Coba perhatikan ada perkataan dari Imam Asy Syafi’i (yang biasa jadi rujukan kaum muslimin di Indonesia) dinukil oleh Al Muzani.
Imam Asy Syafi’i mengatakan:
وأما الجماعة فلا ارخص في تركها إلا من عذر
“Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.”
Semoga Allah beri taufik.
trima ksh
apakah sama pahala solat jamaah dimasjid umum dengan dimushola kantor. mohon kirim balasan lewat email
artikelnya bagus,anankan berusaha untuk tidak meninggalkan shalat jamaah,kecuali ada uzur.ana akn berusaha sekuat tenaga…ya allah bmudahkanlah hambamu ini tuk menjalankan syriatMu.
shoat fardu,hukomnya wajib berjamaah di masjid berarti klo g d masjid berdosa(haram)apakah bgitu?pertanyaan k dua walaupun sudah melakukan sholat fardu kt ttp berdosa krn dilakukan sendiri tdk berjamaah apakah begitu?mhn jawabana trima kasih.
#salafuddin
Ya benar.
artikel ini memberikan pencerahan kpd ana untk terus melaksanakan sholata jamaah…
alhamdulillah ada pncerahan., stelah membaca artkel ini
ass. saya mau bertanya mengenai sholat berjamaah
“saya pernah dengar pendapat bahwa sholat berjamaah itu hanya pada waktu shalat wajib setelah adzan pertama, setelah itu tidak ada yang namanya sholat berjamaah, apakah benar seperti itu? bagaimana kalau sedang bepergian?
#anto
Hal ini berkaitan dengan hukum jama’ah kedua dalam satu masjid. Silakan simak:
http://ustadzkholid.com/fiqih/hukum-jama%E2%80%99ah-kedua-dalam-satu-masjid/
Ass.wr.wb. Apabila kita sholat dirumah 2 orang tp tidak berjamaah bagaimana hukumnya, lalu apabila ada seorang sedang sholat kita menyusul dibelakangnya tp tidk berjamaah bagaimana juga hukumnya.wassalam
#Ibu titik
Hukumnya boleh
Bolehkah sholat wajib yg dikerjakan dirumah disertai sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah?
#Wartini
Boleh.
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
أَعْتَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعِشَاءِ حَتَّى نَادَاهُ عُمَرُ: الصَّلاَةُ، نَامَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ. فَخَرَجَ فَقَالَ: مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ غَيْرُكُمْ. قَالَ: وَلاَ يُصَلَّى يَوْمَئِذٍ إِلاَّ بِالْمَدِيْنَةِ، وَكاَنُوْا يُصَلُّوْنَ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الْأَوَّلِ
Rasulullah mengakhirkan shalat isya hingga malam sangat gelap sampai akhirnya Umar menyeru beliau, “Shalat. Para wanita dan anak-anak telah tertidur2.” Beliau akhirnya keluar seraya bersabda, “Tidak ada seorang pun dari penduduk bumi yang menanti shalat ini kecuali kalian3.” Rawi berkata, “Tidak dikerjakan shalat isya dengan cara berjamaah pada waktu itu kecuali di Madinah. Nabi beserta para sahabatnya menunaikan shalat isya tersebut pada waktu antara tenggelamnya syafaq sampai sepertiga malam yang awal.” (HR. Al-Bukhari no. 569 dan Muslim no. 1441)
Tolong penjelasannya mengenai perkataan rawi di atas.
#abu hizba
Ada salah terjemah.
yang benar,
karena seluruh kaum muslimin berkumpul di kota Madinah, saat itu dan selain Madinah adalah negeri kafir.
Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah: “Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”. Lalu bagaimana seandainya Ibnu Mas’ud hidup di zaman kita sekarang ini, apa yang akan beliau katakan???
Hadis tersebut riwayatnya siapa ?
Jazakallah khoiron.
Assalamu’alaykum,
akhi,
untuk yg banyak membantah dan menolak biarkan saja.
tugas pendakwah ya, menyampaikan saja.
masalah dapat hidayah atau nggak yg disampaikan itu urusan ALLAH.
kebenaran itu jelas dan kesesatan itu jelas
kadang hawa nafsu kita menolak kebenaran itu sendiri.
bukankah lebih aman kalau kita tidak mampu atau belum mampu melaksanakan, ya kita akui aja, tanpa menolak dalil yang sudah jelas2
mari kita mencari kebenaran ….\
jangan mencari pembenaran …\
Assalamu’alaikum ustadz..
Bagaimana hukumnya ketika didlm pekerjaan yg tidak bisa ditinggal terpaksa shalat berjamaah ditunda..
Seharusnya jam stngh 12, krn pekerjaan maka mengerjakan shalatnya jam 12..
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Bisa ditunda spt itu asal berjamaha dg teman2 lainnya.
Assalamu’alaikum usradz,
Saya memiliki teman, dan ia sering solat Jama’ah dirumah. Alasannya, bila ia solat di masjid, istri dan anaknya sering tidak solat. Dan bagai mana mengatasi hal ini? Terima kasih
Dinasehati agar ia shalat di masjid, kemudian pulang dari masjid ia bisa memerintahkan istri dan anaknya shalat di rumah.