Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslim.or.id Donasi muslim.or.id

Muslim Nampak Miskin, Kafir Hidup Kaya

Wiwit Hardi Priyanto oleh Wiwit Hardi Priyanto
3 Juni 2013
Waktu Baca: 3 menit
21
588
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mungkin pernah terbetik di dalam benak kita, kenapa kita yang seorang muslim, hidupnya jauh lebih sengsara, ketimbang mereka yang hidup di dalam kekafiran. Padahal seorang muslim hidup di atas keta’atan menyembah Allah ta’ala, sedangkan orang kafir hidup di atas kekufuran kepada Allah.

Wahai saudaraku seiman, janganlah heran dengan fenomena ini. Karena seorang shahabat Nabi yang mulia pun terheran sambil menangis. Beliau adalah ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Berikut ini kami nukilkan kisah ‘Umar yang termuat dalam kitab Tafsir Surat Yasin karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.

Suatu hari ‘Umar mendatangi rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau sedang tidur di atas dipan yang terbuat dari serat, sehingga terbentuklah bekas dipan tersebut di lambung beliau. Tatkala ‘Umar melihat hal itu, maka ia pun menangis. Nabi yang melihat ‘Umar menangis kemudian bertanya, “Apa yang engkau tangisi wahai ‘Umar?”

‘Umar menjawab, “Sesungguhnya bangsa Persia dan Roma diberikan nikmat dengan nikmat dunia yang sangat banyak, sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini?”

Nabi pun berkata, “Wahai ‘Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan kenikmatan di kehidupan dunia mereka.”[1]

Di dalam hadits ini menunjukkan  bahwa orang-orang kafir disegerakan nikmatnya oleh Allah di dunia, dan boleh jadi itu adalah istidraj[2] dari Allah. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh adzab yang Allah berikan sangatlah pedih. Dan adzab itu semakin bertambah tatkala mereka terus berada di dalam kedurhakaan kepada Allah ta’ala.

Maka saudaraku di jalan Allah, sungguh Allah telah memberikan kenikmatan yang banyak kepada kita, dan kita lupa akan hal itu, kenikmatan itu adalah kenikmatan Islam dan Iman. Dimana hal ini yang membedakan kita semua dengan orang kafir. Sungguh kenikmatan di dunia, tidaklah bernilai secuil pun dibanding kenikmatan di akhirat.

Mari kita bandingkan antara dunia dan akhirat, dengan membaca sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi Allah! Tidaklah dunia itu dibandingkan dengan akhirat, kecuali seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan. Maka perhatikanlah jari tersebut kembali membawa apa?” (HR. Muslim)

Lihatlah kawanku, dunia itu jika dibandingkan dengan akhirat hanya Nabi misalkan dengan seseorang yang mencelupkan jarinya ke lautan, kemudian ia menarik jarinya. Perhatikanlah, apa yang ia dapatkan dari celupan tersebut. Jari yang begitu kecil dibandingkan dengan lautan yang begitu luas, mungkin hanya beberapa tetes saja.

Hadits di atas juga menunjukkan bahwa perhatiannya ‘Umar kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak tega, hingga menangis melihat kondisi Nabi yang terlihat susah, sedangkan orang-orang kafir hidup di dalam kenikmatan dunia.

Sebagai penutup tulisan ini, akan saya petikkan kisah seorang hakim dari Mesir, beliau adalah Al-Hafizh Ibnu Hajr. Suatu hari Ibnu Hajr melewati seorang Yahudi yang menjual minyak zaitun, yang berpakaian kotor, dan Ibnu Hajr sedang menaiki kereta yang ditarik oleh kuda-kuda, yang dikawal oleh para penjaga di sisi kanan dan kiri kereta.

Kemudian Yahudi tersebut menghentikan kereta beliau dan berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian telah bersabda, ‘Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir’[3] Engkau adalah Hakim Agung Mesir. Engkau dengan rombongan pengawal seperti ini, penuh dengan kenikmatan, sementara aku di dalam penderitaan dan kesengsaraan.”

Ibnu Hajr rahimahullah menjawab, “Aku dengan nikmat dan kemewahan yang aku rasakan ini dibandingkan dengan kenikmatan di Surga adalah penjara. Ada pun engkau dengan kesengsaraan yang engkau rasakan, dibandingkan dengan adzab yang akan engkau rasakan di Neraka dalah Surga.”

Orang Yahudi itu lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Masuk Islam lah orang Yahudi tersebut.

—

Penulis: Wiwit Hardi Priyanto

Artikel Muslim.Or.Id



[1] HR. Al-Bukhari (2468)

[2] Nikmat yang Allah berikan kepada pelaku maksiat dengan tujuan menipu mereka, agar mereka semakin tenggelam dalam maksiatnya

[3] HR. Muslim (2956)

Tags: kayakekayaanmiskin
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Wiwit Hardi Priyanto

Wiwit Hardi Priyanto

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta

Artikel Terkait

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 4)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
1 Februari 2021
5

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit waswas (Bag. 3) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala...

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 3)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
1 Februari 2021
1

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala...

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
31 Januari 2021
0

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 1) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salaamu 'ala...

Artikel Selanjutnya

Soal-223: Baru Ngaji, tapi Khawatir Terpengaruh dengan Teman-Teman Lama

Komentar 21

  1. Lutfi says:
    10 tahun yang lalu

    izin share untuk grup muslim kantor

    terima kasih

    barakallah

    Balas
  2. FABAR says:
    10 tahun yang lalu

    sangat ironis, banyak saudara muslim kita melihat hal duniawi sebagai puncak kejayaan islam. mereka selalu melihat islam yang terbaik adalah islam yang makmur, sejahtera dan sentosa. seperti kondisi umat islam di irak, mesir atau turki dahulu.

    Balas
  3. ali says:
    10 tahun yang lalu

    kaadal fakr aiyukana kupron. bukankah kemiskinan itu menyeret seseorang kepada kekafiran ? mohon pencerahannya

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      10 tahun yang lalu

      #ali
      Sebagaimana ungkapan yang ada bawakan, artinya “terkadang kefakiran itu membawa pada kekufuran”. Jadi itu hanya kadang-kadang dan itu terjadi pada orang-orang faqir yang lemah aqidah-nya. Maka yang lebih utama adalah kokohkan aqidah.

      Balas
  4. Muh.Miftahuddin says:
    10 tahun yang lalu

    Orang mukmin tidak segera dikabulkan Allah swt karena Allah swt menyukai doa kita ibadah kita dan kebaikan-kebaikan kita.serta untuk menguji kesetiaan kita pada Allah swt

    Balas
  5. Muh.Miftahuddin says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum wr wb
    Admin yth aku sangat menyukai artikel-artikel semacam ini, sangat berterima kasih atas kiriman artikelnya yg sangat bermanfaat. Juga aku berharap jangan terlalu lama agar tiap hari ada yang diganti untuk menambah wawasan Islam dan demi tersebarnya da’wah ke pelosok dunia.
    wassalamu’alaikum wr wb.

    Balas
  6. Zulfan yacoeb says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamua’laikum Wr. Wb. Mudah mudahan urang muslim tidak menjual aqidahnya, dan bagi muslim yang kaya harus memperhatikan orang orang muslim berkekurangan disekililing lingkungan kita, amin amin ya rabbal a’lamin.

    Balas
  7. Muhammad Nafarin says:
    10 tahun yang lalu

    artikelnya sepertinya bagus, saya akan baca dulu !
    buat admin atau siapa saja yang bertanggung jwab atas artikel ini, saya mau copy artikel ini boleh gak ?
    saya mau bagi ini d blog ?
    kalo boleh apa saja syaratnya ?

    balas ya ..

    Balas
  8. H.Silah Tjahjadi says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamualaikum.wr.wb,
    Terima kasih atas artikelnya yang sangat menyentuh dan menjadikan motivasi serta tambah meningkatkan keimanan.
    Amiin.

    Balas
  9. edo says:
    10 tahun yang lalu

    @saudara m. nafarin : kalau tidak salah, kalo mau berbagi artikel disini silahkan saja, yang penting jangan lupa diberikan catatan asal sumber artikelnya, semoga bermanfaat :)

    Balas
  10. Ilham D. Matalauni says:
    10 tahun yang lalu

    Alhamdulillah, Terima kasih atas artikelnya, Semoga berkah, Aamiin

    Balas
  11. Audio Haji Umroh says:
    10 tahun yang lalu

    jangan bersedih, tetap semangat aja

    Balas
  12. alo says:
    9 tahun yang lalu

    kerjaaaa.. kerjaaaaaa dan kerjaaaaaa….. itulah jawabannya….

    Balas
  13. Eko Setiyono says:
    9 tahun yang lalu

    Subhanallah Maha Suci Allah yg telah mmberi kenikmatan Iman dan Islam…Mgkn yg lbh Utama adlh Muslim yg Kaya Harta dan Dermawan jd bsa mmbantu Muslim yg mmbutuhkn agr Aqidah mereka ttp trjaga..Krn realitas di Masyarakat kita jka ada Muslim yg mmbuthkn blm ada kepedulian dr Muslim yg mmpu utk mmbantu mreka…Jgn smpai Aqidah Saudara Kita yg lemah harta ditukar dg Sepaket Sembako..Masya Allah..

    Balas
  14. arfilianysah says:
    9 tahun yang lalu

    subhannallah….. hanya itu yang bisa teucap dari bibirku…..

    Balas
  15. Yaya says:
    8 tahun yang lalu

    Yg membuat miskin atw kaya seseorang itu bukan krn agama tp bnyk faktor pengetahuan, jaringan, kerja keras, usaha, doa, takdir…dll. Daftar org terkaya dunia itu banyak org muslim terutama dr timur tengah..artis terkaya bolywood bahkan msk dunia ..itu sharuk khan seorang muslim padahal lingkungannya hindu. Di Indonesia banyak muslim kaya raya hartanya ratusan milyar hingga trilyunan rupiah spt hairul tanjung, ARB, Jk, dahlan iskan… dan banyak sekali yg lain… rata2 mrk pengusaha yg bekerja keras dr bawah… mrk kaya krn faktor yg sy sebutkan di atas.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      8 tahun yang lalu

      Pernyataan demikian sama seperti pernyataan Qarun. Ia berkata:

      إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي

      “sesungguhnya semua harta kekayaanku ini aku dapatkan karena ilmu yang aku miliki” (QS. Al Qashash: 78).

      Kekayaan itu dari Allah. Diberikan kepada manusia sebagai ujian.

      Orang kafir nampak kaya karena mereka hidup untuk dunia, orang mukmin nampak miskin karena mereka mencari akhirat. Ini inti dari artikel. Bukan berarti orang mukmin tidak ada yang kaya.

      Balas
      • Said says:
        8 tahun yang lalu

        Subhanallah! Mantap jawabanya

        Balas
  16. syukur says:
    8 tahun yang lalu

    ” Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang” (Al-An’am :165)

    ” Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya ” (Al Kahf : 7)

    “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan ” (Al-Anbiya : 35)

    ” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat ” (Al-Insan : 2)

    ” Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak didalam negeri”

    “itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahanan itu adalah tempat yang seburuk-buruknya” (Al-Imran : 196-197)

    Balas
    • Fulan says:
      3 tahun yang lalu

      MasyaAllah itu saja

      Balas
  17. Koko says:
    2 tahun yang lalu

    Alhamdulillah, ternyata saya salah persepsi, sesungguhnya nikmat yang terbaik ternyata nikmat Islam dan Iman

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah