Satu wasiat lagi yang disampaikan Syaikh Muhammad Khalifah At Tammimi ketika kami berkunjung ke kampus Al Madinah International University (MEDIU), beliau memberikan wejangan kepada hadirisan dan di dalamnya beliau menjelaskan sebuah ayat mengenai pentingnya dakwah dan menyebarkan ilmu syar’i di tengah umat. Berikut ini kami ringkas lagi yang masih teringat:
Yaitu firman Allah Ta’ala:
(وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ)
“Demikianlah Kami wahyukan ruh (Al Qur’an) kepadamu dari sisi Kami. Sebelumnya kamu (Muhammad) tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS. Asy-Syura : 52)
Penjelasan ayat
Syaikh Muhammad Khalifah At Tammimi menjelaskan:
“Demikianlah Kami wahyukan ruh (Al Qur’an) kepadamu dari sisi Kami“, demikianlah dalam ayat ini Allah sebut Al Quran adalah “Ruh” karena dengannya hiduplah hati, seperti badan yang hidup dengan ruh.
“Sebelumnya kamu (Muhammad) tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu“. Allah ajarkan Rasulullah Al Quran dan Islam yang sama sekali beliau belum tahu sebelumnya. Maka kebodohan terhadap Islam dan kebodohan terhadap Al Quran itu harus ditumpas, bukan didiamkan.
“tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami“. Kalau Anda berjalan di tempat gelap, tentu perlu lampu bukan? Begitulah, kekufuran adalah kegelapan, sedangkan lampunya adalah Al Quran.
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus“. Perhatikan, sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang Al Qur’an, tidak tahu apa-apa tentang iman, akhirnya menjadi penunjuk ke jalan yang lurus yang diikuti banyak orang. Itulah berkah cahaya ilmu, dan itulah berkah cahaya Al Quran.
Semoga bermanfaat.
—
Penulis: Amrullah Akadhinta
Artikel Muslim.Or.Id
Assalamu’alaikum ustadz, saya mau tanya , jika didalam penghafalan mandiri itu lebih memotivasi diri untuk bisa hafal Alquran dibandingkan dengan ikut suatu grup yang sedang ramai saat ini, namun hasilnya ketika ikut grup malah jauh dari kepuasan hati… bolehkah kita mengambil tindakan seperti ini (penghafalan mandiri) ? …. namun untuk muroja’ah-nya tetap sering konsultasi atau jika tidak sempat utk konsultasi kita baca-baca kembali aturan tajwidnya … syukron ustadz..
Wa’alaikumus salam, Usahakan sebisa mungkin untuk tetap setoran hafalan ke seorang Guru, karena begitulah cara belajar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam , padahal beliau paling fasih berbahasa Arab, sangat cerdas dan makhluk paling mulia, namun tetap belajar dari malaikat Jibril ‘alaihis salaam. Ingat, biasanya orang yang belajar tajwid otodidak, banyak salahnya namun banyak tidak merasa. Semoga Allah memudahkan Anda menghafal Alquran dengan benar.