Dalam kitab Al Muhalla, Ibnu Hazm Al Andalusi berkata:
ليلة القدر واحدة في العام في كل عام، في شهر رمضان خاصة، في العشر الاواخر خاصة، في ليلة واحدة بعينها لا تنتقل أبدا إلا انه لا يدرى أحد من الناس أي ليلة هي من العشر المذكور؟ إلا انها في وتر منه ولا بد،
Lailatul Qadar itu ada hanya sekali dalam setahun, dan hanya khusus terdapat di bulan Ramadhan-nya serta hanya ada di sepuluh malam terakhirnya, tepatnya hanya satu hari saja dan tidak akan pernah berpindah harinya. Namun, tidak ada satu orang manusia pun yang tahu lailatul qadar jatuh di malam yang mana dari sepuluh malam tersebut. Yang diketahui hanyalah bahwa ia jatuh di malam ganjil.
فان كان الشهر تسعا وعشرين فأول العشر الاواخر بلا شك ليلة عشرين منه، فهى إما ليلة عشرين، وإما ليلة اثنين وعشرين، وإما ليلة أربع وعشرين، واما ليلة ست وعشرين، واما ليلة ثمان وعشرين، لان هذه هي الاوتار من العشر الاواخر
Andaikata Ramadhan itu 29 hari, maka dapat dipastikan bahwa awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-20. Sehingga, lailatul qadar dimungkinkan jatuh pada malam ke-20, atau ke-22, atau ke-24, atau ke-26, atau ke-28. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.
، وان كان الشهر ثلاثين فأول الشعر الاواخر بلا شك ليلة احدى وعشرين، فهى إما ليلة احدى وعشرين، واما ليلة ثلاث وعشرين، واما ليلة خمس وعشرين، واما ليلة سبع وعشرين، واما ليلة تسع وعشرين، لان هذه هي أوتار العشر بلاشك
Andaikata Ramadhan itu 30 hari, maka dapat dipastikan bahwa awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-21. Sehingga, lailatul qadar dimungkinkan jatuh pada malam ke-21, atau ke-23, atau ke-25, atau ke-27, atau ke-29. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.
[Sampai di sini perkataan Ibnu Hazm]
Kita semua tahu bahwa penentuan 1 Syawal atau penentuan berapa hari bulan Ramadhan itu ditentukan di akhir Ramadhan dengan ru’yatul hilal. Dengan kata lain, di tengah bulan Ramadhan kita belum tahu apakah bulan Ramadhan itu 29 atau 30 hari. Jika demikian, maka probabilitas jatuhnya lailatul qadar adalah sama di setiap malam pada sepuluh malam terakhir. Dengan kata lain, di malam tanggal genap pun bisa jadi saat itu lailatul qadar, berdasarkan penjelasan Ibnu Hazm di atas. Oleh karena itu, barangsiapa yang bertekad untuk mendapatkan lailatul qadar hendaknya mencari di sepuluh malam terakhir baik malam ganjil maupun genap.
Wallahu’alam.
—
Penulis: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.. jadi perhitungan genap dan ganjil dari blakang ya ustadz, bukan dari depan? afwan, ana agak bingung…
Namun, tidak ada satu orang manusia pun lailatul qadar jatuh di malam yang mana dari sepuluh malam tersebut
afwan,sepertinya ada kata yg ilang
#maria ulfah
Syukran atas koreksinya
Assalamu’alaikum, Subhanallah…sungguh bermanfaat dan memotivasi untuk selsu istiqomah beribadah sampai akhir Ramadhan. Ijin share artikelnya…Jazzakallah khair.
Asslmkm ana izin copy artikel2 yg ada diblog ini ustadz.jazakallah.
selalu istiqomah saja, terus iktikaf di 10 hari terakhir bulan ramadhan
Tentu saja perkataan Ibnu Hazm rahimahullahu di atas adalah bhw jumlah Ramadhan sdh diketahui 29 atw 30 shingga dihitung dr belakang. Masalahnya adalah kita blm tahu jml Ramadhan, sehingga hrs dihitung dr depan/awal.
#Abu Wildan
Justru apa yang beliau sampaikan di atas itu berdasarkan asumsi bahwa jumlah hari Ramadhan belum diketahui. Karena, baik ramadhan 30 atau 29, lailatul qadar tetap diantara 10 hari terakhir.
alangkah beruntungnya jika beriktikaf di sepuluh hari terakhir tanpa menghitung malam ganjil atau genap .
Subhanallah… artikel yang sangat bermanfaat karena selama ini kita merasa sudah yakin bisa menentukan kapan jatuhnya malam ganjil dan malam genap. Semoga ini bisa menambah semangat kita dalam memburu malam lailatul qadar di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Ijin copy dan share ustadz. Barakallahu fiikum wa Jazakallahu khairan katsiro.
Bismillahirrahmaanirraahiim
penyebutannya yang benar “Lailatul Qadar” atau “Lailatul Qadr” ?
#zulyantara
Sama saja
Subhanallah, semoga menjadi barokah.
Izin copy artikelnya ustadz, Jazakallah.
Jagailah malam lailatul Qadri pada 10 malam terakhir Ramadhan, jangan lengah meskipun semalam pun (baik malam ganjil maupun genap), sebab biasanya terdapat perbedaan pendapat penentuan hilal oleh berbagai ormas Islam.
Subhanallah,
Alhamdulillah baru ngeh, tentang malam ganjil/genap – dihitung dari 10 hari terakhir jumlah hari puasa (bisa 29/30),
Ijin copas ustadz,