Menuntut ilmu syar’i merupakan amal yang sangat mulia, bahkan seorang yang pergi menuntut ilmu seperti halnya orang yang pergi berjihad sampai ia kembali. Namun perbuatan yang baik ini jika tidak diiringi dengan metode belajar yang benar justru akan menjadi tidak teratur dan semrawut. Maka dari itu sangat penting bagi setiap penuntut ilmu untuk memperhatikan bagaimanakah cara belajarnya.
[lwptoc]
Ilmu Didapat Secara Bertahap
Seseorang yang tidak sabar ingin menelaah seluruh judul buku/kitab kerap kali berbuntut pada kebosanan dan dan akhirnya malah putus. Semangatnya begitu membara di awal, tetapi setelah itu padam tanpa bekas. Jadi sebenarnya apa masalahnya? Masalahnya adalah metode pembelajaran yang tidak berjenjang dan tidak memprioritaskan penguatan kaidah dasar (ta’shili), yaitu bertahap dimulai dari tahap awal kemudian meningkat ke jenjang yang lebih tinggi dan seterusnya. Dan adalah seorang yang cerdas ia mengambil ilmu sedikit demi sedikit sesuai dengan kadar kemampuannya, dengan semangat juang yang tinggi. Karena ilmu itu seperti tangga, untuk bisa mencapai bagian puncak dari tangga maka ia harus memanjat dari bawah terlebih dahulu, jika ia memaksakan untuk langsung menuju puncak, maka ia tidak akan mampu atau akibatnya ia akan celaka.
Ketahuilah, jika engkau tergesa-gesa ingin memasukkan seluruh pelajaranmu, niscaya engkau justru akan kehilangan seluruhnya, karena ilmu didapat seiring dengan berjalannya siang dan malam, seteguk demi seteguk dengan penuh kesabaran, bukan sekali dua kali duduk atau sekali dua kali baca. Ingatlah firman Allah, “Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Hud: 49)
Mulailah dari yang Paling Penting
Dalam Ilmu dien, maka seseorang harus menguasai dasar yang kokoh sebagai bekal baginya untuk mendalami Ilmu syariat. Barangsiapa tidak memulai dari hal yang mendasar/pokok, maka ia tidak akan mendapatkan cabangnya. Hal terpenting yang harus engkau pelajari saat ini adalah ilmu tauhid, karena tauhidlah sumber kebahagiaan dunia dan akherat. Selain itu, kenalilah lawan dari tauhid yaitu syirik dengan perinciannya. Sebab jika engkau tidak kenal dengan syirik maka secara tidak sadar engkaupun jatuh di dalamnya.
Bergurulah!!
Adakalanya seseorang belajar ilmu syar’i hanya dari buku yang ia baca semata. Metode ini memiliki beberapa sisi negatif, di antaranya yaitu butuh waktu yang lama, ilmunya lemah, dan kadang kita jumpai seseorang yang seperti ini banyak terjatuh dalam kesalahan karena lemahnya pemahaman atau karena buku yang dibacanya sesat dan menyesatkan. Dengan adanya guru, maka dialah yang akan membimbingmu dan membetulkanmu jika engkau salah dan waktu yang engkau butuhkan untuk belajar menjadi lebih singkat.
Hendaklah seseorang melihat kepada siapa ia mengambil ilmu, carilah guru yang berakidah dan bermanhaj sebagaimana para sahabat, memegang teguh sunnah Rosululloh shollAllahu ‘alaihi wa sallam, jauh dari hawa nafsu, lepas dari kebid’ahan dan memiliki cara mengajar yang baik.
(Disarikan dari Kitabul-Ilmi Syaikh Utsaimin dan dari kajian-kajian ilmiah)
***
Penulis: Abu Sa’id Satria Buana
Artikel www.muslim.or.id
sy mahasiswi msh bingung arti hdp. sy butuh bljr dan sy ingin mencari guru yg bisa membimbing ku k jln yg bnr. mhon bntuanny. jazakillahu khoiron katsiron. hehe :)
sy ingin pny guru
bener tuh
Setiap menuntut ilmu memang perlu guru/ ustadz agar kita tidak dijerumuskan syeitan.
Guru/Ustadz juga dilihat dari kemampuan yang ilmunya berbeda beda.
izin copy untuk materi blog. syukron
Assalaamu’alaikum
Maha Suci Allah yg telah memberikan yg terbaik buat semua ciptaan-Nya. Ilmu yg ada pd manusia yg paling pintar, cerdas, jenius hanya secuil ilmunya Allah Azza Wajalla. Bagaikan air di laut ilmu Allah sangatlah luas dan ilmu yg dimiliki manusia hanya setetes air lautan itu. Robbi zidni ilma war zuqnii fahma. Wallahu ‘alam
assalamu’alaikum wr.wb
Subkhanallah, antum kurang setuju bila ustad abu menyamakan jihad dengan menuntut ilmu,walaupun itu syar’i. mohon ustad koreksi untuk pengertian jihad.
wassalamualaikum. wr.wb
Assalamualaikum Wr Wb
InsyaALLAH kalau kita ber azzam dalam menuntut ilmu diberikan jalan untuk bertemu dengan guru yang akan membimbing kita namun kita juga haru berusaha menjaga amalan kita jangan sampai mendekati hal-hal yang dilarang ALLAH
Assalamualaykum,,, Pak ustadz, mohon saran dong,,, saya kan baru ikutan ngaji bareng teman2 salafy, tapi merasa kurang sreg sama suasana ta’lim ummahat yang kadang2 ribut sama celotehan n teriakan anak2 yang mereka bawa, kadang juga ummahat2nya ngobrol di tengah ta’lim. Mohon saran dong pak buat ta’limnya ummahat ini….
#fitri
Kebisingan di majelis ilmu itu merupakan perendahan terhadap Qur’an dan Sunnah yang disampaikan. Hal yang demikian sepatutnya dinasehati dengan cara yang baik. Juga panitia hendaknya menyiapkan tempat khusus bagi anak-anak agar tidak mengganggu kajian.