Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Korelasi Amalan Hati

Agung Argiyansyah oleh Agung Argiyansyah
26 Agustus 2023
Waktu Baca: 4 menit
0
Korelasi Amalan Hati

Daftar Isi

  • Tujuan penciptaan manusia
  • Pembagian jenis ibadah
  • Kesempurnaan amalan hati perlu korelasi antar amalan hati
  • Contoh-contoh korelasi amalan hati

Tujuan penciptaan manusia

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia untuk tujuan yang mulia, yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana yang tercantum di dalam Al-Qura’n Al-Karim,

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Pembagian jenis ibadah

Amalan ibadah dibagi oleh para ulama terbagi menjadi dua:

Yang pertama: Amalan zahiriyah yang nampak, seperti: sholat, zakat, dan haji.

Yang kedua: Amalan bathiniyah yang tidak nampak letaknya di dalam hati manusia, seperti: ikhlas, mahabbah, raja‘, dan tawakal.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu Ta’ala ketika memberikan definisi ibadah. Beliau berkata,

اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَيَرْضَاهُ : مِنْ الْأَقْوَالِ والأعمال الباطنة وَالظَّاهِرَةِ

“Ibadah adalah istilah yang mencakup segala yang Allah cintai dan ridai berupa perkataan dan perbuatan yang batin maupun lahir.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 10: 149)

Dan ibadah bathiniyah ini yang berkaitan dengan hati  dan keimanan. Ia adalah ibadah yang paling diperhatikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam dakwahnya. Hal ini dibuktikan dengan fokus beliau dalam 13 tahun pertama di dalam menyebarkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala di Makkah. Beliau mengawalinya dengan menanamkan dan menumbuhkan keyakinan yang benar di hati para sahabat, karena amalan hati merupakan pondasi sumber kekuatan amalan yang zahir.

Baca juga: Kedudukan Amalan Hati

Kesempurnaan amalan hati perlu korelasi antar amalan hati

Amalan hati yang sempurna adalah ketika amalan tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dengan amalan-amalan hati yang lainnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Khalid As-Sabt hafidzahullah ta’ala. Beliau berkata,

هذه الاعمال متلازمة ومترابطة

“Amalan-amalan hati ini satu dengan yang lainnya saling bersinergi dan saling berkaitan.”

Contoh-contoh korelasi amalan hati

Contohnya adalah ketika seseorang melakukan ibadah dengan ikhlas, maka keikhlasan ini tidak mungkin mampu berdiri sendiri. Akan tetapi, keikhlasan itu menjadi sempurna ketika ia korelasikan dengan amalan-amalan hati yang lainnya seperti: mahabbah (rasa cinta) di dalam melakukannya, dengan tidak ada paksaan sehingga ia pun akan merasa nyaman dan senang di dalam beribadah. Dan juga mengorelasikan dengan raja‘, yaitu mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika ia melakukan ibadah. Mengharapkan rida, surga, ganjaran, dan bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga di dalam hatinya tidak ada keinginan untuk mendapatkan sanjungan, pujian, ataupun yang lainnya dari manusia. Dan juga mengorelasikan dengan al-khauf, yaitu rasa takut apabila tidak beribadah kepada Allah, mendapatkan ancaman dosa dan juga khawatir apabila amalan ibadahnya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari sini kita mengetahui bahwa ikhlas merupakan amalan hati yang tidak bisa berdiri sendiri. Akan tetapi, ia saling berkaitan dan berhubungan dengan amalan-amalan hati yang lainnya, yaitu: mahabbah, raja‘, dan khauf. Sehingga, ketika seseorang telah merealisasikan keikhlasannya, ia pun akan bahagia, senang, dan terus mengharap apa yang ada di sisi Rabb-nya. Ia tidak akan pamrih mencari pujaan atau sesuatu yang fana dari manusia. Bahkan, cacian pun tidak akan menggentarkannya di dalam beribadah kepada Allah.

Lihatlah bagaimana sifat orang beriman sejati yang Allah cantumkan dalam Al-Qur’an,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”

Contoh yang lain adalah ketawakalan. Apabila seseorang bertawakal yang sempurna, maka ia tidak bisa berdiri sendiri, melainkan sangat berkaitan dengan amalan hati yang lainnya. Yaitu, adanya keyakinan yang sempurna bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Zat yang Mahamampu dalam mentakdirkan segala sesuatu. Sehingga, ia menjadikan-Nya sebagai sandaran di dalam segala sesuatu. Sehingga, ia pun tidak bersandar kepada makhluk.

Dengan demikian, ketika ia melakukan ketawakalan yang sempurna, ia akan mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya,

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Talaq: 3)

Contoh yang lain adalah inabah (tobat) atau kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meminta dan mengharapkan ampunan kepada Allah sangat berkaitan dengan komponen-komponen amalan hati yang lain. Seperti al-khauf (rasa takut) atas azab yang Allah sediakan bagi mereka yang enggan untuk bertobat, khawatir apabila bermaksiat dan tidak bersegera bertobat, ia akan mendapatkan efek buruk dari dosa tersebut sehingga ia terdorong untuk bertobat. Selain al-khauf, ketika ia bertobat, maka di sana ada al-mahabbah (rasa cinta) yang mendalam kepada Allah. Dan selain itu, juga ada raja‘ (rasa harapan) dari rahmat-Nya, maghfirah-Nya, dan surga yang dijanjikan untuk mereka yang selalu kembali kepada Allah.

Dengan demikian, ia akan lebih mudah untuk merealisasikan tobat yang tulus yang disebut dengan taubatan nasuha, yaitu tobat yang diiringi dengan ikhlas melakukannya, bertekad untuk tidak kembali mengulangi, dan menyesali apa yang ia lakukan. Sehingga dengannya, ia akan mendapatkan rahmat dan kebaikan yang banyak sebagaimana yang Allah firmankan,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (tobat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, ‘Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.’” (QS. At-Tahrim: 8)

Dari penjelasan di atas. sangat jelas bahwa amalan-amalan hati itu saling berkorelasi satu dengan yang lainnya. Dan begitu pula dengan amal-amal hati yang lain, saling mempunyai keterkaitan dan saling bersinergi serta berhubungan, bahkan saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan atau berdiri sendiri.

Wallahu ‘alam bishawab.

Baca juga: 6 Cara Efektif Mengobati Hati yang Sakit

***

Pesantren gratis Klaten, 24 Muharram 1445 H/ 11 Agustus 2023 M

Penulis: Agung Argiyansyah

Artikel: Muslim.or.id

 

Catatan kaki:

Intisari dari Muqaddimah Silsilah ‘Amal Al-Qulub karya Syekh Khalid bin Utsman As-Sabt hafidzahullah ta’ala dengan tambahan dan faedah dari Fadhilah Ust. Abu Dzar, Lc.

Tags: amalan hatikeutamaan amalan hatikorelasi amalan hati
Agung Argiyansyah

Agung Argiyansyah

- Pengurus pesantren gratis Klaten - Alumnus pondok pesantren islamic center Binbaz - Alumnus universitas Islam Madinah kuliah syariah - Alumnus universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan magister hukum Islam

Artikel Terkait

Sikap Generasi Muda Islam dalam Memanfaatkan Media Sosial

Sikap Generasi Muda Islam dalam Memanfaatkan Media Sosial

oleh Kiki Dwi Setiabudi, S.Sos.
29 September 2023
0

Media sosial merupakan wadah yang sering digunakan oleh masyarakat, khususnya anak muda, untuk berinteraksi antar sesama. Setiap hari hampir sebagian...

Tipu Daya Judi Slot

Tipu Daya Judi Slot dan Pinjol

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
25 September 2023
0

Dalam syariat Islam dan bimbingan yang diberikan dalam Islam, kita tidak diperkenankan untuk mengambil harta orang lain dengan cara yang...

Doa Orang yang Terzalimi

Yang Terluput dari Doa Orang yang Terzalimi

oleh Fauzan Hidayat
25 September 2023
1

Ketika anda merasa disakiti oleh seseorang, baik secara fisik maupun verbal, apa yang ada di benak anda? Apakah anda ingin...

Artikel Selanjutnya
Hukum membaca surah Al-Fatihah ketika salat jenazah

Hukum Membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Lain ketika Salat Jenazah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah