Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Bekal Menerjemahkan Bahasa Arab (Bag. 2)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
10 Juni 2023
Waktu Baca: 4 menit
0
Kesalahan dalam menerjemah bahasa arab

Daftar Isi

  • Kesalahan yang banyak terjadi dalam menerjemah
    • Kesalahan penggunaan terjemah sebuah kata
    • Kesalahan dalam menyusun susunan kata dalam kalimat saat menerjemahkan
    • Kesalahan dalam menentukan inti makna
    • Kesalahan dalam bentuk memaksakan terjemahan harfiah pada semua jenis konteks kalimat
      • Tidak semua jamak harus diterjemahkan plural
      • Kalimat aktif tidak harus selalu diterjemahkan dengan kalimat aktif, namun bisa diterjemahkan dengan kalimat pasif
      • Isim tidak harus diterjemahkan isim, tapi bisa diterjemahkan dengan fi’il

Bismillah. Wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala Rasulillah. Amma ba’du,

Kesalahan yang banyak terjadi dalam menerjemah

Beberapa kesalahan yang banyak terjadi dalam penerjemahan, yaitu:

  1. Kesalahan penggunaan terjemah sebuah kata
  2. Kesalahan dalam menyusun susunan kata dalam kalimat saat menerjemahkan
  3. Kesalahan dalam menentukan inti makna
  4. Kesalahan dalam bentuk memaksakan terjemahan harfiah pada semua jenis konteks kalimat

Kesalahan penggunaan terjemah sebuah kata

Dalam bahasa Arab, banyak didapatkan sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Sehingga, penerjemah terkadang melakukan kesalahan dalam memilih terjemah dari sebuah kata yang bermakna banyak tersebut.

Contoh:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik.”

Salah jika diterjemahkan ضرب dengan “memukul”, namun yang benar adalah diterjemahkan dengan “membuat perumpamaan”.

أقمت بمكة

“Saya tinggal di Makkah.”

Sebuah kesalahan jika diterjemahkan “Saya menegakkan kota Makkah.”

Cara menghindari kesalahan tersebut:

Pertama: Banyak mengenal arti kosakata yang memiliki makna lebih dari satu sehingga perlu banyak membuka kamus untuk memperkaya pengetahuan kosakata, jangan hanya berdasar pengetahuan selama ini saja.

Kedua: Mempelajari arti wazan sharaf dan makna huruf.

Ketiga: Mempelajari istilah sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

Keempat: Memahami konteks kalimat secara utuh.

Kelima: Memahami makna puisi, pepatah, atau ungkapan sesuai dengan kebiasaan pemakaian bangsa Arab.

Kesalahan dalam menyusun susunan kata dalam kalimat saat menerjemahkan

أقام أحمد بمكة

diterjemahkan “Ahmad tinggal di Makkah.”

Tidak tepat jika diterjemahkan “Tinggal Ahmad di Makkah”, karena belum diadaptasikan ke dalam struktur kalimat bahasa Indonesia SPK

Cara terhindar dari kesalahan memahami tarkibul jumlah:

Pertama: Mempelajari karakteristik kedua bahasa, yaitu: bahasa sumber dan bahasa sasaran.

Kedua: Fokus pada tarjamah maknawiyyah (bebas terikat) dengan menemukan inti makna dari konteks kalimat. Tarjamah maknawiyyah itu bebas, namun terikat, yaitu:

Bebas : tidak kaku, namun luwes mengikuti konteks kalimat sehingga akrab di telinga orang Indonesia

Terikat : tidak boleh mengubah makna, singkat, dan padat.

Baca juga: Pentingnya Mempelajari Bahasa Arab

Kesalahan dalam menentukan inti makna

Contoh pertama:

مساعدة الوالدين

Pernyataan di atas bisa diterjemahkan dengan:

“Bantuan untuk kedua orang tua” atau “Membantu kedua orang tua.”

atau bisa juga diterjemahkan dengan:

“Bantuan dari kedua orang tua.”

Contoh kedua:

قامت العلماء بحماية المسلمين من جميع الطوائف

“Ulama melindungi kaum muslimin dari berbagai kalangan masyarakat.”

Atau,

“Ulama melindungi kaum muslimin dari (pemikiran) berbagai kelompok sesat.”

 Contoh ketiga:

وليس حلق اللحية من الكبائر، إلا أن يواظب عليه صاحبه؛ لقول ابن عباس -رصي الله عنهما-: لا صغيرة مع الإصرار

“Memotong jenggot bukan dosa besar, kecuali jika dilakukan terus menerus, berdasarkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ‘Bukan dinilai dosa kecil jika suatu dosa dilakukan terus menerus.’ ”

Dalam benak penerjemah, bisa saja terlintas bahwa perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ini sebagai alasan bagi “memotong habis jenggot itu bukan dosa besar” atau sebagai alasan bagi “terus menerus memotong habis jenggot itu dosa besar” ?

Oleh karena itu, perlu kecermatan dalam menentukan inti makna kalimat tersebut.

Cara terhindar dari kesalahan menentukan inti makna:

Pertama: Fokus pada tarjamah maknawiyyah (bebas terikat) dengan cara menemukan inti makna dari konteks kalimat dan penguasaan kosakata dan istilah.

Kedua: Mempelajari karakteristik kedua bahasa, yaitu: bahasa sumber dan bahasa sasaran.

Kesalahan dalam bentuk memaksakan terjemahan harfiah pada semua jenis konteks kalimat

Tidak semua jamak harus diterjemahkan plural

يكثر ترويج محلات الكتب في وسائل الإعلام

“Banyak promosi toko buku di media masa.”

Tidak harus diterjemahkan:

“Banyak promosi toko-toko buku di media-media masa.”

Kalimat aktif tidak harus selalu diterjemahkan dengan kalimat aktif, namun bisa diterjemahkan dengan kalimat pasif

يَبْدَءُ توزيع الكتب للطلاب اليوم

“Pembagian buku untuk mahasiswa dimulai hari ini.”

Tidak harus diterjemahkan:

“Hari ini mulai pembagian buku untuk mahasiswa.”

Isim tidak harus diterjemahkan isim, tapi bisa diterjemahkan dengan fi’il

ممنوع التدخين

“Dilarang merokok.”

Tidak diterjemahkan menjadi: “Pelarangan merokok.”

Cara terhindar dari kesalahan ini :

Pertama: Fokus tarjamah maknawiyyah (bebas terikat) dengan menemukan inti makna dari konteks kalimat.

Kedua: Memilih kosakata terjemah yang akrab.

Ketiga: Dengan mempelajari karakteristik kedua bahasa, yaitu: bahasa sumber dan bahasa sasaran.

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: Muslim.or.id

Kembali ke bagian 1 Lanjut ke bagian 3

Tags: bahasa arabilmu terjemahkesalahan
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

Bagan yang diperlukan dalam menerjemah

Bekal Menerjemahkan Bahasa Arab (Bag. 3)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
10 Juni 2023
0

Bismillah. Wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu 'ala Rasulillah. Amma ba'du, Bagan atau daftar penting yang diperlukan dalam menerjemah Beberapa bagan yang perlu...

Bekal Menerjemahkan Bahasa Arab

Bekal Menerjemahkan Bahasa Arab (Bag. 1)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
10 Juni 2023
0

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu 'ala Rasulillah. Amma ba'du, Ilmu terjemah bahasa Arab itu multifungsi Ilmu terjemah bahasa Arab itu sangat...

Artikel Selanjutnya
Makna Ahlussunah Waljamaah

Makna Ahlussunah Waljamaah dan Sekte-Sekte yang Menyelisihinya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah