Dalam surat an-Nur ayat 55, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengamalkan amal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepadaku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.”
Ayat ini merupakan jawaban tuntas atas pertanyaan banyak orang yang sudah merasa pening melihat keterpurukan dan kemunduran kaum muslimin di zaman ini. Ayat ini akan menutup rapat-rapat pintu perbedaan pendapat yang amat sengit antara umat dalam mencari solusi untuk menegakkan syariat Islam di tanah air. Ada yang berusaha mendirikan negara dalam negara, sambil berupaya keras meruntuhkan pemerintah yang sah. Ada yang menggunakan cara-cara teror dan mengacaukan keamanan negara muslim. Ada yang menyibukkan diri dengan fatamorgana politik. Ada pula yang berusaha untuk menenggelamkan umat dalam amalan-amalan yang sunah hukumnya sambil terus-menerus mengesampingkan amalan-amalan yang pokok (baca: tauhid).
Subhanallah! Bukankah ayat tersebut di atas amat sangat jelas dalam menerangkan jalan apakah yang seharusnya dititi kaum muslimin agar bisa mencapai kejayaannya? Semua janji-janji Allah tersebut di atas, mulai dari kekuasaan di muka bumi, kekokohan dan kejayaan agama, sampai ketenteraman negara, tidak akan dapat dicapai kecuali dengan syarat yang tersebut di akhir ayat tadi; yaitu menegakkan tauhid (hanya beribadah kepada Allah ta’ala) dan meninggalkan syirik.
Bagaimana mungkin agama ini akan jaya, jika masih banyak orang yang kemerdekaan berpikirnya telah terbunuh, sehingga diperbudak oleh barang-barang tak berakal, seperti batu, pepohonan, kuburan dan lain sebagainya?!
Bagaimana mungkin ketenteraman negeri ini akan diraih, jika masih banyak yang seluruh maslahat hidup dan kemudaratannya tergantung pada benda-benda mati?!
Bagaimana mungkin negara Islam akan berdiri, jika masih banyak orang yang menghambakan dirinya serta menghinakannya kepada sesuatu yang lebih rendah dari Allah subhanahu wa ta’ala?
Mereka terjajah kemerdekaannya untuk bisa langsung berhubungan dengan Robbnya! Allahul musta’an wa ‘alaihit tuklan wa laa haula wa laa quwata illa billahil malaikid dayyan…
Melalui kalimat yang singkat ini, kami berusaha untuk menghasung diri kami sendiri dan kaum muslimin secara umum, untuk terus berjuang menegakkan bendera tauhid di seluruh penjuru tanah air, sambil terus berjuang sekuat tenaga untuk membersihkannya dari kotoran-kotoran syirik.
أقيموا دولة الإسلام في قلوبكم, تقم لكم في أرضكم
Dirikanlah negeri Islam dalam jiwa-jiwa kalian, niscaya negeri Islam itu akan berdiri di tanah air kalian!
Wallohu ta’ala a’la wa a’lam…
Abu Abdirrahman al-Purbalinggawy al-Atsary
***
Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Al Atsary Abdullah Zaen
(Mahasiswa S2, Universitas Islam Madinah)
Artikel www.muslim.or.id
Assalamu ‘ alaikum,
Timbulnya kekhawatiran tentang “Kapankah Kejayaan Umat Kan Dicapai” sebenarnya karena secara individu kita lebih memikirkan hasil dari suatu perbuatan dibandingkan memikirkan mau berbuat apa.
Padahal tidak seorangpun dimuka bumi ini yang dapat mengetahui ‘apa hasil dari perbuatannya’, kecuali atas ijin Allah subhanahu wata’ala..
Di sisi lain, banyak sekali orang yang tidak mengetahui akan berbuat apa. Justru kebanyakan sibuk memikirkan perbuatan orang lain daripada perbuatannya sendiri.
Bukankah dada terasa lega dan nyaman, manakala kita mendengar kabar seseorang sudah sukses dan kaya raya lantas kita bersyukur dan mendoakan keselamatan baginya. Karena seandainya saja seseorang itu masih miskin, mungkin saja ia akan menyusahkan kita karena melakukan kejahatan mencuri harta kita.
Bukankah berbagai masalah akan dapat terselesaikan jika setiap orang berbuat sesuai kemampuan tanpa harus cemburu pada orang lain yang (sepertinya) tidak berbuat-apa-apa ?
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memilih dan menetapkan kita menjadi orang yang mendapat petunjuk ke jalan yang lurus. Amin.
Wassalamu ‘alaikum.
assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakatuh
wa subhanallah,
artikel inilah yang menjawab pertanyaan teman2 kita,
tentang kapan terbentuknya khilafah islamiyah yang begitu mereka damba…
penanaman akidah,
jelas itulah yang harus diutamakan,,
jangan sampai menjadikan politik sebagai tujuan utama,
seperti yang banyak dilihat pada saat ini,,,
allaahu ta’ala a’lam
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Afwan, saya hanya mencoba mengusulkan agar pendidikan tauhid dan juga politik Islam. Sebab politik juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Islam.
Politik dalam islam diartikan sebagai cara untuk mengurusi kepentingan ummat. Bukan cara untuk meraih kekuasaan. Sehingga itulah yang membedakan politik dalam Islam dan politik di era sekarang.
Dengan demikian, selain memiliki tauhid yang kuat, ummat muslim juga memiliki kemampuan berpolitik (spt. politik luar negeri, dalam negeri dll) yang cukup untuk mendirikan sebuah Daulah Khilafah.
afwan atas segala kekurangannya.
Wassalamu alaikum.
Assalamu’alaikum.
Indahnya islam dlm persatuan. Tauhid itu paling penting dan wajib. Mengusahakan pemerintahan yg mampu melindungi dan mendukung rakyatnya untuk mengimplementasikan ketauhidan jg penting. Bukankah kaidah fiqih menyatakan ‘sesuatu yang tanpa dengannya maka sebuah kewajiban tak dapat dilaksanakan, maka sesuatu itu menjadi wajib’
Maaf atas kelancangan dan kejahilan saya. Saya hanya bingung mengamati umat yg saling menyalahkan. Kesannya seperti tak ada hal lain yg lebih urgent. Bukankah israel, amerika (yahudi, nasrani dsb) saat ini dgn leluasa membantai saudara kita? semangat mengkritik untuk perbaikan itu perlu, tetapi kalo sudah mengarah pd mencaci sesama saudara sambil merasa dirinya sendiri yg paling paham + mampu menjalankan perintah Quran + Sunnah, maka hal tersebut menjadi tidak relevan lagi.
Afwan, saya khawatir. Karena pernah terjadi ditangkapnya seorang pengkhianat dlm barisan mujahid di palestina. Dan ketika diinterogasi ia mengatakan bahwa salah satu strategi yahudi israel menghancurkan umat adalah dgn mendukung penerbitan buku + ajaran yg membuat bangga golongannya ato jamaahnya sendiri dan menjelekkan jamaah lain. Dan buku2 tersebut ternyata malah tersebar dkalangan madrasah2 yg banyak djadikan rujukan untuk menimba ilmu.
afwan skali lg. mungkin komentar sy bs dbilang ‘bathil’ ato ‘sesat.’ Tapi sesungguhnya ini berasal dr hati terdalam saya yg gak habis pikir melihat realita umat masa kini. Mungkin ini juga dkotori oleh hawa nafsu dan keterbatasan ilmu saya. afwan
Bangkitlah umat islam..!!! Karena sy melihat trend smangat religiusitas bangsa indonesia smakin meningkat. wallahua’lam bishshowab
Ass. wr.wb.
Kapankah kejayaan umat kan dicapai?
suatu pertanyaan yang gampang – gampang – susah
ingat ! gampangnya 2 x susahnya 1 x
tinggal tunggu waktu aja, kapan kita mau
dikatakan gampang ya gampang kalau kita mau bersatu, katanya bersatu kita teguh
dikatakan susah ya memang susah, jangankan diajak berpikir, diajak makan (buka puasa) bersama saja susah, yang datang itu-itu saja, yang lain kemana?
negeri kita ini demokrasi, suara terbanyak yang menang jadi pemimpin
repotnya kalau suatu daerah yang non muslimnya 40 %, mengajukan calon pemimpin 1 orang, muslim 60 % mengajukan calon peminpin 3 orang, diatas kertas saja kita sudah miris, apakah calon muslim akan menang ? (60% dibagi 3 orang)
saya dukung dakwah ustad, persatukan umat, saya orang awam bingung, lebaran Idul Fitri saja nggak serentak ?
mohon maaf kalau ada kata yang kurang berkenan
Wassalam wr. wb
Akhi Widi, semoga Allah Ta’ala menjagamu dalam kebaikan…
Akhi, siapa gerangan yang tidak mengidamkan persatuan? Begitu indahnya persatuan hingga tak mungkin sirna dari benak tiap muslim mendambakannya. Bahkan persatuan adalah syariat yang diperintahkan Allah Ta’ala:
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا
Artinya: “Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah” [Al Imran: 103]
Siapa pula gerangan yang tidak iba melihat keadaan di Palestine, di Afghanistan atau tempat lain dimana sebagian kaum muslim tertindas?? Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
المؤمن للمؤمن كالبنيان يَشُدُّ بعضُه بعضاً
Artinya: “Hubungan sesama mu’min bagaikan bagian-bagian bangunan yang saling menguatkan” [HR. Bukhari Muslim]. Membayangkan jika yang disana adalah orang tua, suadara dan kerabat kita, sungguh membuat pilu jiwa.
Namun akhi, lisan anda sendiri berkata “Tauhid itu paling penting dan wajib“. Maka jangan sampai beda lisan beda lagi di perbuatan.
Bukankah banyak saudara kita yang belum memahami tauhid dengan benar? Bukankan banyak di antara mereka yang terbiasa dengan ritual yang mengandung kesyirikan?? Coba bayangkan, jika mereka adalah orang tua, adik, kakak, nenek, paman dan saudara kita terdekat!?!
Tentunya anda tahu bahwa pelaku kesyirikan yang mati dalam keadaan belum bertaubat akan kekal di neraka. Mengerikan bukan jika itu terjadi pada orang tua, adik, kakak, nenek, paman dan saudara kita terdekat!?!
Ya akhi, jika demikian mana yang lebih urgent? Orang tua, adik, kakak, nenek, paman, saudara, teman sebangkumu, teman sepermainanmu ataukan lebih penting orang lain selain mereka? Atau bahkan, saya dan anda sendiri belum paham tauhid dengan benar dan maish terjerumus dalam kesyirikan!!
Ya akhi, selamatkan diri sendiri dulu baru orang lain. Selamatkan keluargamu dulu baru saudara kita di Palestine.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” [At Tahrim: 6]
Maka, sebaiknya anda berpikir lagi sebelum berkata “…Kesannya seperti tak ada hal lain yg lebih urgent”.
Kaidah yang anda bawakan ’sesuatu yang tanpa dengannya maka sebuah kewajiban tak dapat dilaksanakan, maka sesuatu itu menjadi wajib’ akan menjadi tepat jika terpenuhi 2 syarat:
Hanya ada jalan satu-satunya dan tidak ada jalan lain. Pergi ke masjid untuk shalat berjama’ah wajib hukumnya. Namun berjalan kaki ke masjid tidak wajib. Karena masih ada cara lain, dengan naik sepeda atau naik motor. Beragama dengan benar wajib hukumnya, dan hanya ada 1 cara yaitu dengan belajar agama. Maka disini belajar agama wajib hukumnya
Sarana tersebut tidak melanggar syariat. Menjalankan kewajiban tidak menghalalkan segala cara bukan??
إن الله طيب لا يقبل إلا طيباً
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik” [HR. Muslim]
Jika yang anda maksud dengan ‘Mengusahakan pemerintahan ….’ adalah kita ikut serta dlam sistem demokrasi maka ini tidak memenuhi 2 syarat tersebut. Ikut terjun ke dalam sistem demokrasi bukan satu-satunya cara, bahkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak menggunakan cara itu. Artinya, ada cara lain untuk membangun pemerintahan Islam yaitu caranya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Selain itu sistem demokrasi jelas-jelas bertentangan dengan syariat. Maka, kaidah yang anda bawakan tidak bisa membenarkan penyataan anda.
Mencaci sesama muslim adalah perbuatan fasiq. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
سباب المسلم فسوق وقتاله كفر
Artinya: “Mencaci seorang muslim itu perbuatan kefasikan dan membunuh seorang muslim itu perbuatan kekufuran” [HR.Bukhari-Muslim]
Maka tentu perbuatan mencaci maki saudara muslim ini tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah. Orang yang berpegang teguh pada sunnah tentu tidak demikian, bahkan mereka adalah orang-orang yang gemar menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, serta senantiasa menjaga dan memperingatkan ummat dari keburukan yang mengotori agama.
Menanggapi pernyataan anda : “Saya hanya bingung mengamati umat yg saling menyalahkan” maka saya mengajak anda, juga ummat muslim sekalian untuk bersemangat dalam belajar agama, supaya tidak bingung. Agar bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah dalam beragama. Juga dengan ilmu tersebut kita bisa berjuang menegakkan bendera tauhid, minimal di jiwa-jiwa kita masing-masing. Wallahu’alam bishowab.
Semoga Allah memberikan hidayah-Nya agar kita menapaki jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang di beri ni’mat bukan jalan orang-orang yang dimurkai atau jalan orang yang menyimpang. Saya hanyalah hamba yang mengharap ampunan Rabb-Nya.
assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakatuh
wa subhanallah,
jika kita melihat sejarah lahirnya islam , pada saat itu terdapat 2 kekaisaran dunia , yang saling berganti menguasai dunia yaitu parsia dan romawi.
Tetapi pada saat risalah Rasullalah di jalankan oleh orang arab badui, yang notabene bangsa nomaden , yang terpecah dari berbagai kabilah , akhirnya 2 kekaisaran tersebut tumbang ,
Dari hal tersebut sebenarnya ada yang harus diambil hikmahnya, apakah bangsa pengembara tersebut memang suatu bangsa yang hebat ???? , sehingga bisa menaklukan dunia pada saat tersebut ??, karena sejarah sudah membuktikan , sebelum risalah nabi kita turun bangsa tsb tidak pernah tertulis dalam sejarah dunia…..
Rahasia apakah yang mengantarkan bangsa tersebut hingga dapat menguasai dunia pada saat itu ??? ..
Rahasianya adalah karena nabi kita telah mengajarkan TAUHID kedalam jiwa bangsa arab pada saat itu, sehingga hanya kepada Allah SWT, mereka bergantung dalam segala hal , hanya kepada Allah SWT mereka beribadah.
Mereka meninggikan kalimat TAUHID dan mengamalkan dalam kehidupan mereka .
Dan sejarah pun membuktikan pula dengan melunturnya kalimat TAUHID pada generasi selanjutnya mengakibatkan keterpurukan umat islam pada periode selanjutnya …
Jadi intinya walaupun umat islam sebanyak buih di muka bumi , tetapi TAUHID dalam jiwa mereka sudah ternoda / luntur , maka jangan harap , KITA MENDAPATKAN KEJAYAAN SEPERTI DULU ….
Fenomena menarik dapat kita lihat pada kasus pendudukan UNI SOVYET pada afganistan, kalau dilihat dari teori , bagaimana bisa sebuah bangsa termasuk terbelakang dapat mengalahkan negara besar uni sovyet yang mempunyai pasukan dan perlengkapan tempur yang sangat hebat di dunia.
Dan kalau kita jujur runtuhnya Uni sovyet secara ekonomi dan politik , karena mereka masuk ke Afganistan, sehingga saat ini mereka hanya dikenal dengan bangsa Rusia
Tetapi intinya , bagaamana Uni sovyet bisa dikalahkan ?
Rusia dikalahkan oleh tauhid yang ada didalam pejuang pejuang islam , yang dimana Allah swt ridha terhadap mereka, sehingga dengan ijinNya , memberikan kemenangan pada pejuang pejuang muslim.
Sulit dibayangkan suatu negara yang mempunyai perlengkapan tempur yang canggih, menguasai angkasa luar, mempunyai armada kapal selam terbesar, armada udara yang besar dan mempunyai peralatan nuklir , dapat diusir dengan memalukan oleh mujahidin yang relatif hanya bersenjatakan sederhana.
Peristiwa ini sebenarnya dapat menjadi pelajaran buat kita, tetapi barangkali dengan kehebatan media masa barat, peristiwa ini dapat ditutupi/dikamufalse
Kasus ini hampir sama dengan kemenangan yang diberikan Allah swt , kepada kaum muslimin terhadap 2 kekaisaran dunia terdahulu.
Jadi kalau kita ingin mencapai kejayaan seperti dahulu, belajarlah pada sejarah ….., temukan inti bagaimana mendapatkan pertolongan dari Allah swt yaitu dengan menanamkan semangat TAUHID ke dalam jiwa anak cucu kita, memurnikan ajaran tauhid sepeti dahulu ,sehingga nantinya dapat melahirkan generasi muslim yang kita idamkan …
bismillah, ana setuju dengan komentar/penjelasan akhi aswad. memang untuk meraih persatuan umat harus dimulai dari memahami tauhid secara benar sesuai tuntunan Al Qur’an dan sunnah Rasulullah. Mulailah dari diri kita sendiri bersemangatlah untuk selalu belajar agama sehingga kita tahu tauhid yang benar/sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah. jangan pernah putus asa untuk menyebarkan dan ( sesuai kemampuan kita ) pemahaman tauhid yang benar dimulai dari diri kemudian dilanjutkan kepada keluarga terdekat kita. Insya allah, Allah akan memudahkan jalan kita.
asslamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
kuncinya bertauhid yang benar dan beramal sholeh,terus dan teruslah berbuat baik ajari orang yang jahil beri makan orang yang lapar kasih baju orang yang telanjang. dan masih banyak lagi yang harus dikerjakan bukan,afwan seperti menggurui ya,wallahu a’lam.wassalam
Janji Allah pada firman-Nya diatas pasti akn trjdi. Dg iman dan amal sholeh. Yg jd prtnyaan adlah amal sholih sperti ap yg akan menghntarkan qt pada janji Allah tsb.
Secara singkat, bhwa janji Allah itu adlh dlm knteks yg luas ykni kekuasaan / ke-khilafah-an. Iman atau ktauhidan itu adlh ssuatu yg pasti. Sdangkn amal sholihny adlh sesuatu yg yg brhubungan dg pemerintahan/kekuasaan, yakni politik islam. Itulah yg sring trlalaikan oleh qt. Hnya saja bukn brati qt hrus trjun dlm politik praktis lbih2 itu adlh demokrasi yg sudah jls mempertuhankn hukum manusia. Lalu kalo qt msh memprthnkan dmokrasi dan enggan mnggantinya dg sistem islam, dimanakah tauhid qt??
Mari ganti sistemnya, krena hal itulah bntuk iman dan amal sholih yg akn menuju janji kemenangan disamping amal sholih mahdoh lainnya. Wallahu a’lam
bismillah
untuk islah:
seandainya amal sholih yang rosululloh inginkan adalah pemerintahan/kekuasaan kenapa beliau tidak menerima tawaran kaum qurays saat mereka menawarkan kepada beliau kekuasaan, harta dan wanita?
kemudian, ‘iman dan ketauhidan adalah sesuatu yang pasti’, maksudnya bgmn? bukankah hati kita berada diantara jari-jemari Alloh? maka bgmn kita bisa memastikan iman dan tauhid kita akan stabil sampai kita mati? kalaulah iman dan ketauhidan sesuatu yang pasti dalam arti semua yang mengucapkan kalimat syahadat pasti paham maka lebih parah lagi, karena bisa disaksiakan sendiri betapa banyak masyarakat kita yang jatuh dalam perbuatan kesyirikan sebelum mereka jatuh dalam syirik hukkam..
tolong d jawab dengan dalil naql dan aql.
bismillah,kejayaan islam terbentuk dari diri kita(tauhid kita),keluarga kita,lingkungan kita dstnya.tidak akan tewujud kejayaan islam jika sistem yang dianut seperti sekarang.pemimpin yang adil dan amanah akan terwujud jika rakyatnya sudah terbentuk ketauhidanya dan imanya terlebih dahulu,bukan memilih pemimpin untuk merubah kondisi rakyat,ekonomi dll seperti sekarang.
tugas kita sekarang adalah tolabul’ilmi untuk mencapai cita-cita muslim yang mukmin.
waallahu’alam