Bismillah, pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas masalah bunuh diri dalam islam. Semoga pembahasan bunuh diri dalam islam ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Ketika menghadapi cobaan hidup, sebagian orang mengambil “jalan pintas” dengan cara bunuh diri. Padahal bunuh diri bukanlah solusi dan bukanlah jalan pintas, bahkan bunuh diri adalah dosa yang sangat besar dalam Islam.
Besarnya dosa bunuh diri
Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan, “Bunuh diri adalah salah satu dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من قتل نفسه بشيء عذب به يوم القيامة
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110).
Maka bunuh diri dalam islam itu adalah dosa besar yang paling buruk. Namun Ahlussunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa orang yang bunuh diri itu tidak kafir. Jika ia muslim, maka ia tetap dishalatkan dengan baik karena ia seorang Muslim yang bertauhid dan beriman kepada Allah, dan juga sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil” (Sumber: http://www.binbaz.org.sa/noor/3054).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
كان فيمن كان قبلكم رجل به جرح فجزع فأخذ سكيناً فحز بها يده فما رقأ الدم حتى مات . قال الله تعالى : بادرني عبدي بنفسه حرمت عليه الجنة
“Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati. Allah Ta’ala berfirman: ”Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga” (HR. Bukhari no. 3463, Muslim no. 113).
Ngerinya adzab bagi orang yang bunuh diri
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن قتل نفسه بشيء في الدنيا عذب به يوم القيامة
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
من قتلَ نفسَهُ بحديدةٍ فحديدتُهُ في يدهِ يتوجَّأُ بها في بطنِهِ في نارِ جهنَّمَ خالدًا مُخلَّدًا فيها أبدًا ومن قتَلَ نفسَهُ بسَمٍّ فسَمُّهُ في يدهِ يتحسَّاهُ في نارِ جهنَّمَ خالدًا مُخلَّدًا فيها أبدًا من تردَّى من جبلٍ فقتلَ نفسَهُ فَهوَ يتردَّى في نارِ جَهنَّمَ خالدًا مخلَّدًا فيها أبدًا
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu kelak akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa bunuh diri dengan minum racun, maka kelak ia akan meminumnya sedikit-demi sedikit di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung, maka dia akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-selamanya” (HR. Bukhari no. 5778, Muslim no. 109).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di neraka Jahannam. Artinya seseorang yang bunuh diri pasti akan masuk neraka Jahannam” (Syarhu Al Kabair, 109).
Maka orang yang bunuh diri akan mengalami dua kengerian :
- Ia akan masuk neraka Jahannam yang merupakan neraka terburuk dan terngeri. Dalam Al Qur’an sering kali disebutkan tentang Jahannam: لَبِئْسَ الْمِهَادُ
“seburuk-buruk tempat” بِئْسَ الْمَصِيرُ
“seburuk-buruk tempat kembali” - Ia akan terus diadzab dengan cara yang sama dengan cara ia bunuh diri secara terus-menerus di neraka
Baca Juga: Lulus Ataukah Mati Bunuh Diri?
Apakah orang yang bunuh diri kafir?
Orang yang mati dalam keadaan Muslim, bukan dalam keadaan Musyrik, maka ia tidak akan kekal di neraka jika ia masuk neraka. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (Qs. An Nisa: 48).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يَخْرُجُ مِن النارِ مَن قال: لا إلهَ إلا اللهُ ، وفي قلبِه وزنُ شعيرةٍ مِن خيرٍ ، ويَخْرُجُ مِن النارِ مَن قال: لا إله إلا الله ، وفي قلبِه وزنُ بُرَّةٍ مِن خيرٍ ، ويَخْرُجُ مِن النارِ مَن قال: لا إلهَ إلا اللهُ ، وفي قلبِه وزنِ ذرَّةٍ مِن خيرٍ
“akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dan di dalam hatinya ada sebiji gandum kebaikan. akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dan di dalam hatinya ada sebiji burr kebaikan. akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dan di dalam hatinya ada sebiji sawi kebaikan” (HR. Bukhari no. 44).
Hadits-hadits semacam ini sangat banyak.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan: “namun orang yang bunuh diri tidaklah keluar dari Islam jika memang ia Muslim sebelum melakukan bunuh diri. Bunuh diri tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Namun nasibnya di akhirat tahta masyiatillah (tergantung pada kehendak Allah) sebagaimana maksiat yang lainnya. Jika Allah berkehendak, Allah bisa mengampuninya dan memasukkannya ke surga karena keislamannya dan keimanannya. Dan jika Allah berkehendak, Allah juga bisa mengadzabnya di neraka atas kejahatan yang ia lakukan, yaitu pembunuhan. Lalu setelah bersih dosa-dosanya dengan adzab yang ia terima, Allah pun mengeluarkannya dari neraka untuk dimasukkan ke surga. Maka orang tua dari orang yang bunuh diri hendaknya banyak-banyak berdoa kebaikan dan rahmat baginya, banyak-banyak bersedekah untuknya, semoga Allah meringankan perkaranya dan memberikan rahmat kepadanya jika memang ia seorang Muslim” (http://www.binbaz.org.sa/noor/3054).
Karena orang yang bunuh diri tidak kafir, maka jenazahnya tetap dimandikan dan dishalatkan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan: “Orang bunuh diri tidaklah kafir, bahkan ia tetap dimandikan, dikafani, dishalatkan, didoakan baginya ampunan, sebagaimana yang dilakukan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam terhadap seorang yang misyqash (semacam pisau). Jenazah orang tersebut didatangkan kepada Rasulullah namun beliau tidak mau menshalatkannya, dan beliau bersabda kepada para sahabat: shalatkan ia. Lalu para sahabat pun menyalatkannya. Ini menunjukkan bahwa lelaki yang bunuh diri tersebut tidaklah kafir, sehingga ia pun tidak berhak mendapatkan kekekalan di neraka. Yang disebutkan dalam hadits yang terdapat lafadz bahwa ia kekal di neraka, jika memang lafadz tersebut mahfuzh dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, maka maksudnya adalah ancaman dan peringatan keras terhadap amalan ini (bunuh diri)” (Syarhu Al Kabair, 110).
Dalil-dalil yang berbicara mengenai amalan dosa yang bukan syirik, yang mengandung kalimat semacam “tidak masuk surga orang yang demikian dan demikian” atau “diharamkan masuk surga orang yang demikian dan demikian”, maka maknanya sebagaimana dijelaskan Syaikh Musthafa Al Adawi tidak lepas dari dua kemungkinan:
- Orang yang melakukan dosa besar tersebut tidak masuk surga bersama golongan orang-orang yang masuk surga pertama kali. Ia mendapatkan adzab atas dosa yang ia lakukan (jika Allah tidak mengampuni dosanya), baru setelah itu dikeluarkan dari neraka dan masuk surga.
- Orang yang melakukan dosa besar tersebut tidak masuk pada jenis surga tertentu dari surga-surga yang ada (Mafatihul Fiqhi, 1/20).
Bunuh diri bukan solusi
Ketika seseorang menghadapi suatu permasalahan, akal yang sehat tentu akan setuju bahwa bunuh diri bukanlah solusi dari permasalahan tersebut. Apapun permasalahannya, selama-lamanya bunuh diri bukanlah solusi. Bunuh diri hanyalah bentuk lari dari permasalahan, bahkan justru ia akan menambah permasalahan-permasalahan yang lain bagi orang yang ditinggalkannya.
Ketahuilah bahwa setiap masalah yang kita hadapi itu pasti ada solusinya. Karena Allah Ta’ala tidak akan membebani sesuatu kepada kita kecuali masih dalam batas kemampuan kita. Allah Ta’ala berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah: 286).
Dan solusi dalam permasalahan hidup itu pasti akan bisa didapatkan jika kita kembali kepada Allah, kembali kepada agama, mendekatkan diri kepada Rabb kita dengan menjalankan berbagai ketaatan dan menjauhi segala larangan. Karena demikianlah janji Allah Ta’ala Ia adalah sebaik-sebaik penepat janji:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar” (QS. Ath Thalaq: 2).
Bunuh diri bukan mengakhiri kehidupan
Kematian bukanlah akhir. Bahkan ia adalah awal kehidupan akhirat yang lebih kekal. Allah Ta’ala berfirman:
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS. Al A’la: 17).
Utsman bin Affan radhiallahu’anhu berkata:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « إن القبر أول منازل الآخرة فمن نجا منه فما بعده أيسر منه ، ومن لم ينج منه فما بعده أشد منه » قال : فقال عثمان رضي الله عنه : ما رأيت منظرا قط إلا والقبر أفظع منه
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Alam kubur adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih berat’ . Utsman Radhiallahu’anhu berkata, ‘Aku tidak pernah memandang sesuatu yang lebih mengerikan dari kuburan’” (HR. Tirmidzi 2308, ia berkata: “hasan gharib”, dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Futuhat Rabbaniyyah, 4/192).
Maka orang yang bunuh diri sesungguhnya berpikiran pendek dan dangkal dengan beranggapan bahwa jika ia mati maka berakhirlah semuanya. Justru kehidupan setelah kematian itu adalah kehidupan sesungguhnya yang lebih kekal lebih berat. Jika seseorang yang tidak memiliki bekal yang cukup untuk akhiratnya lalu ia mengakhiri hidupnya di dunia dengan dosa besar, yaitu bunuh diri, maka ia meninggalkan masalah yang jauh lebih kecil di dunia (jika dibandingkan dengan masalah di akhirat), lalu menghadapi masalah yang lebih besar dan lebih berat di akhirat.
Semoga Allah senantiasa memberi kita hidayah agar kita tetap istiqamah di atas jalan yang benar hingga ajal menjemput kita. Wallahu waliyyu dzalika wal qadiru ‘alaihi.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri, Jihadkah?
***
Penulis: Yulian Purnama
Artikel: Muslim.or.id
Apakah isteri ,anak dan keluarga menanggung sebagian dosa…apabila melakukan bunuh diri?
Yang berdosa adalah yang bunuh diri
Apa hukumnya apabila yg bunuh diri adalah orang yg gangguan jiwa/stress/gila..
Thx.
Orang gila yang tertutup akalnya tidak terkena dosa, berbeda dengan orang yang stress dia tetap berdosa.
Perbedaan orang stress dan gila apa?
Tidak semua orang stress itu gila, dan tidak semua orang gila karena stress
Seumur hidup..dinegara manapun di dunia ini..belom pernah dengar..berita..ada orang gila/ganguan jiwa bunuh diri deh…
Kalo orang stres..bunuh diri..itu sih banyak bgt..gak ke itung..
Gila.. sama stres itu beda boss?
Tidak sama
Saya orang yang ada masalah gangguan kejiwaan. Saya ada depression, skizofrenia, ocd dan banyak lagi masalah mental. Kalau saya bunuh diri apa hukumnya. Adakah saya tetap berdosa?
Tetap berdosa.
Kak,Saya terlahir gay,saya tidak bisa bebas dri ini,saya mau bunh diri,Saya stress..karna saya rasa berbeda pada orang di sekitar,ditambah orang menjauhi saya,dan kerjaan msih lum dpat…itu cobaan? Apa kutukan ya kak??
Tetap saja bunuh diri bukanlah solusi, solusinya kembali lah kpda allah swt
Cari ustad untuk meruqyah anda karna di dalam diri anda ada jin yg membuat anda menjadi seperti itu.
Kembali kepada takdir illahi sebagai pria sejati…berat memang.perlahan tapi pasti jauhi yg berhubungan dengan gay.minta Allah berikan kekuatan utk hijrah ke jalan yg benar.
Anda bilang, anda terlahir gay. Sepertinya anda berpikir bahwa gay itu adalah sesuatu yang sudah ditetapkan Allah Azza wa Jalla. Anda salah besar! Bertobatlah wahai saudaraku, ikuti kajian sunnah, dan selalu berdoa untuk disembuhkan. Barakallahu fiikum
Ambil wudhu shalat taubat, taubat Nasuha, menangis memohon ampunan Allah Subhanahuwata’ala, dan wajib shalat 5 waktu kemesjid, sering2 datangi majelis ilmu, jgn biar kan dirimu dalam kesendirian,dan tinggalkan komunitas haram itu, kalo perlu pindah(hijrah) ketempat yg lebih bisa membuat anda nyaman,misalnya mondok di pesantren Krn lingkungan pesantren suasananya lebih syar’i, dani isi hari2 dengn kegiatan keagamaan dan jika sudah ada jodoh menikahlah, jgn takut akan Rezki , jika niat kita kejar akhirat makan dunia pun mengikuti, artinya jika sudah dekat dengan Allah Subhanahuwata’ala apapun yg di minta akan diberi..teruslah berdoa, berdoa dan berdoa Allah Subhanahuwata’ala Maha Menepati janji,buka QS. Al-Baqarah ayat 45 jika ada masalah,smoga selalu di limpahan Rahmat dan Hidayah Allah Subhanahuwata’ala.Aamin ya Rabbal’alamin
Sakit fisik menggerogoti kehidupan trus meninggal tidak dihukumi dosa besar.
Sakit mental menggerogoti keinginan untuk hidup trus meninggal. Kenapa dihukumi dosa besar?
Padahal depresi kan penyakit mental yg susah untuk disembuhkan. Bahkan disaat dia akan bundir, dia gabakal berpikir rasional. Jika jawabannya menyalahi takdir Allah, tapi bukannya bundir masuk dalam takdir cara dia meninggal.
Ini pertanyaan yg selalu mengganjal saya selama ini.
Semua orang yang bermaksiat tentu semuanya atas takdir Allah, namun tidak boleh beralasan dengan takdir ketika maksiat.
Smua manusia punya takdir baik dan takdir buruk, tinggal manusia itu sendiri yg memilih mau baik atau buruk, maka manusia makhluk mulia yg diberi akal supaya bisa berpikir untuk kebaikan, Allah Subhanahuwata’ala memberi pedoman dalam hidup yaitu Al-Qur’an dan Hadits ,maka Krn manusia diberi akal , jadi disuruh tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat artinya kita manusia di suruh terus mengaji,mengkaji Al-Qur’an dan hadits Nabi Shalallahu’alaihi wasallam agar hidup lebih terarah, jadi sering2 lah menuntut ilmu dengan meluangkan waktu mendatangi majelis ilmu (pengajian²),, jgn tinggalkan shalat, sering baca Alquran,Krn sesungguhnya dalam Al-Qur’an Allah Subhanahuwata’ala sudah memberikan solusi masalah hidup.sebenarnya ketika manusia diberi masalah atau ujian dlm hidup itu Krn Allah Subhanahuwata’ala rindu dengan doa HambaNya, jadi jika ada masalah berdoa pada Allah Subhanahuwata’ala,in Sya Allah, Allah Subhanahuwata’ala yg ada selesaikan masalah hidup manusia,jgn berpikir manusia itu yg selesaikan masalahnya sendiri,bukan, tp Allah Subhanahuwata’ala hanya meminta kita angkat tangan dan berdoa Maka Allah Subhanahuwata’ala yg menyelesaikan masalah hidup manusia..jadi jgn berputus asa dari Rahmat Allah Subhanahuwata’ala, setiap masalah pasti akan Allah Subhanahuwata’ala kasi nikmat setelah itu ketika kita mau bersabar dan shalat (QS. Al-Baqarah: 45..jadi masalah ujian adalah proses nikmat Allah Subhanahuwata’ala akan datang..orang yg stres dan depresi itu Krn dia terlalu jauh dengan Allah Subhanahuwata’ala, sehingga dia lupa bahwa yg menyelesaikan masalah ada Allah Subhanahuwata’ala..jadi mendekatlah pada Allah Subhanahuwata’ala tunaikan kewajiban2 sebagai seorang muslim maka ketika ujian menimpa maka jiwa akan menjadi tenang Krn sesungguhnya Allah Subhanahuwata’ala itu sangatlah dekaaatt dengan HambaNya.Allah Subhanahuwata’ala Maha pengasih, Maha penyayang dan Maha lembut.wa
Miris dengan anak muda jaman sekarang. Melihat fenomena bunuh diri dikalangan selebritis Korea, di Indonesia fans2nya melakukan doa bersama mendoakan idolanya masuk surga. Yang muslim aja kecil kemungkinan diampuni, apalagi yang atheis dan selama hidupnya melakukan maksiat bahkan tidak percaya adanya Allah.
Doakan saya dari terhimdar dari bunuh diri
Amin, insyaallah…
Semoga Rahmat Allah SWT dan syafaat Rasulullah selalu menaungi kita semua.amin
Bagaimana jika bunuh diri karena memang disuruh oleh ortunya sendiri?
Tidak boleh taat pada orang tua dalam perkara maksiat
Seburuk2nya cobaan yg saya terima. Insyallah saya kuat. Allah tidak akan memberikan cobaan melampaui batas kmampuan hambanya..
Lalu bagaimana min klo orang gila bunuh diri.? Tetanggaku kmrin pagi bunuh diri. Tp orangnya emang gak waras (maaf)..
Maaf saya mau tanya apakah kalau kita sudah pernah mencoba untuk bunuh diri apakh kita akan tetap berdosa?
Bertaubatlah
Walaupun keadaan yg membuat kita pasrah akn hidup apakah kita tetap tdk boleh bunuh diri?
kalau ada kasus korban kekerasan di ancam dengan di suruh bunuh dirinya sendiri gimana? kalau tidak mau bunuh disiksa tapi g bunuh, itu kan membuat mental seseorang tertekan ? dan akhirnya korban terpaksa bunuhdiri apakah termasuk dosa besar kalau alasannya seperti itu? cuman di kasih pilihan bunuhdiri atau di siksa tapi tidak di bunuh
Kak,bener tidak siih cerita tentang Quzman Adz Dzufuri karena cerita tersebut ada di hadist riwayat al bukhari,dan jika benar hadist al bukhari nomor berapa,ini hadist tergolong hadist apa (shahih,hasan,dhaif,maudhu).
Dan bila hadist itu shahih bisa ceritakan lebih lengkapnya.Please
Maaf kebanyakan tanya,saya hanya sekedar penutut ilmu (Thalibul’ilmi) biasa.
Mohon jawabannya.
Assalamualaikum Pak Ustad, ingin bertanya apa hukumnya bunuh diri bagi seorang wanita sipil,
dipenjarakan dalam keadaan perang yang selalu diperkosa setiap harinya?
Ahlulsunnah waljamaah versi mana dulu nih, klo versi islamnya mesir mungkin iya bunuh diri tidak menjadikan orang tersebut kafir, dalam arti tidak selamanya di neraka, tapi klo aswaja garis lurus islam mula” orang bunuh diri kekal di neraka, logika aja, dia bunuh diri emang sempat bertobat ? Emg sempat ngucapin syahadat dan tahlil ? Aneh aja sih bunuh diri tp masih ngucap kalimat tauhid. Rata” orang bunuh diri krn kesalahan dia di masa lalu , lalu hidup apes di kemudian hari, nyeselll pengen mati.
bunuh diri itu sakit gak sih, ????
Bolehkah Bunuh Diri Saat Terkepung Musuh Daripada Disiksa Musuh Mending Bunuh diri Gimana Tu..?
Apakah bunuh diri sudah tertulis dalam lauhul mahfudz?? Jika memang bunuh diri adalah takdir yang sdh tertulis dlm lauhul mahfudz,, apa benar allah sudah menakdirkan seseorang untuk masuk neraka?? Bagaimana penjelasan nya kak??
25th hidupbersama,istri sll nurut keputusan suami hingg krn salah perhitungan jatuh miskin”qodarulloh” ,istri tetap hormat patuh bersyukur pd hal skecil apapun.belakngan suami jd membandingkan dg suksesnya sang mantan,bahkan sikap suami mlh jd tdk bersyukur atas istrinya yg tetap setia menyayanginya.makin berat insecure istri krn tdk ada apresiasi positif dr suaminya.istri sebatangkara sudah dtinggal ortunya krnya makin berat beban depresi istri.sbg sahabatnya bolehkah menyarankan cerai dg suami ny yg membuat hampir bundir itu??
Mohon saran
Setiap ada masalah, terucapkan kata2 yg tajam dari pasangan, terasa langsung menusuk ke hati, saat itu pula ingin menyudahi nya dengan bunuh diri
Aku pilih diam dan tak berontak, tp sakitnya lahir dan batin.
Kepada siapa bisa bercerita, bisa sharing