Dunia internasional secara umum dan negeri-negeri Islam secara khusus, telah digegerkan oleh ulah segelintir orang yang menamakan dirinya sebagai pejuang kebenaran. Dahulu, banyak umat Islam yang merasa simpatik dengan ulah mereka, karena sasaran mereka adalah orang-orang kafir, sebagaimana yang terjadi di gedung WTC pada 11 September 2001. Akan tetapi, suatu hal yang sangat mengejutkan, ternyata sasaran pengeboman dan serangan tidak berhenti sampai di situ. Sasaran terus berkembang, sampai akhirnya umat Islam pun tidak luput darinya. Kasus yang paling aktual ialah yang menimpa Pangeran Muhammad bin Nayif Alus Sa’ûd, Wakil Menteri Dalam Negeri Kerajaan Saudi Arabia.
Dahulu, banyak kalangan yang menuduh bahwa pemerintah Saudi berada di belakang gerakan tidak manusiawi ini. Mereka menuduh bahwa paham yang diajarkan di Saudi Arabia telah memotivasi para pemuda Islam untuk bersikap bengis seperti ini. Akan tetapi, yang mengherankan, tudingan ini masih juga di arahkan ke Saudi, walaupun telah terbukti bahwa pemerintah Saudi termasuk yang paling sering menjadi korbannya?
Melalui tulisan ini, saya mengajak saudara sekalian untuk menelusuri akar permasalahan sikap ekstrim dan bengis yang dilakukan oleh sebagian umat Islam ini. Benarkah ideologi ini bermuara dari Saudi Arabia?
Harian “Ashsharqul-Ausat” edisi 8407 tanggal 4/12/2001 M – 19/9/1422 H menukil catatan harian Dr. Aiman al-Zawâhiri, tangan kanan Usâmah bin Lâdin. Di antara catatan harian Dr Aiman al-Zawâhiri yang dinukil oleh harian tersebut ialah:
أَنَّ سَيِّدَ قُطُبٍ هُوَ الَّذِيْ وَضَعَ دُسْتُوْرَ التَّكْفِيْرِييِْنَ الْجِهَادِيِيْنَ) فِيْ كِتَابِهِ الدِّيْنَامِيْتِ مَعَالِمَ عَلَى الطَّرِيْقِ، وَأَنَّ فِكْرَ سَيِّدٍ هُوَ (وَحَدَهُ) مَصْدَرُ اْلأَحْيَاءِ اْلأُصُوْلِيْ، وَأَنَّ كِتَابَهُ الْعَدَالَةَ اْلاِجْتِمَاعِيَّةَ فِيْ اْلإِسْلاَمِ يُعَدُّ أَهَمَّ إِنْتَاجٍ عَقْلِيٍّ وَفِكْرِيٍّ لِلتَّيَّارَاتِ اْلأُصُوْلِيَّةِ، وَأَنْ فِكْرَ سَيِّدٍ كاَنَ شَرَارَةَ الْبَدْءِ فِيْ إِشْعَالِ الثَّوْرَةِ (الَّتِيْ وَصَفَهَا بِاْلإِسْلاَمِيَّةِ) ضِدَّ (مَنْ سَمَّاهُمْ) أَعْدَاءَ اْلإِسْلاَمِ فِيْ الدَّاخِلِ وَالْخَارِجِ، وَالَّتِيْ مَا زَالَتْ فَصُوْلُهَا الدَّامِيَةُ تَتَجَدَّدُ يَوْماً بَعْدَ يَوْمٍ
“Sesungguhnya Sayyid Quthub dalam kitabnya yang bak bom waktu “Ma’âlim Fî At-Tharîq’ meletakkan undang-undang pengkafiran dan jihad. Gagasan-gagasan Sayyid Quthublah yang selama ini menjadi sumber bangkitnya pemikiran radikal. Sebagaima kitab beliau yang berjudul ” Al-’Adâlah Al-Ijtimâ’iyah fil Islâm” merupakan. Hasil pemikiran logis paling penting bagi lahirnya arus gerakan radikal. Gagasan-gagasan Sayyid Quthub merupakan percikan api pertama bagi berkobarnya revolusi yang ia sebut sebagai revolusi Islam melawan orang-orang yang disebutnya musuh-musuh Islam, baik di dalam atau di luar negeri. Suatu perlawanan berdarah yang dari hari ke hari terus berkembang.”
Pengakuan Dr Aiman al-Zawâhiri ini selaras dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri Saudi Arabia, Pangeran Nayif bin Abdul Azîz al-Sa`ûd. Pangeran Nayif menyatakan kepada Hariah “As-Siyâsah Al-Kuwaitiyah” pada tanggal 27 November 2002 M.
“Tanpa ada keraguan sedikitpun, aku katakan bahwa sesungguhnya seluruh permasalahan dan gejolak yang terjadi di negeri kita bermula dari organisasi Ikhwânul Muslimîn. Sungguh, kami telah banyak bersabar menghadapi mereka walaupun sebenarnya bukan hanya kami yang telah banyak bersabar. Sesungguhnya mereka itulah penyebab berbagai masalah yang terjadi di dunia arab secara khusus dan bahkan meluas hingga ke seluruh dunia Islam. Organisasi Ikhwânul Muslimîn sungguh telah menghancurkan seluruh negeri Arab.”
Lebih lanjut Pangeran Nayif menambahkan:
“Karena saya adalah pemangku jabatan terkait, maka saya rasa perlu menegaskan bahwa ketika para pemuka Ikhwânul Muslimin merasa terjepit dan ditindas di negeri asalnya (Mesir-pen), mereka mencari perlindungan dengan berhijrah ke Saudi, dan sayapun menerima mereka. Dengan demikian, -berkat karunia Allah Azza wa Jalla – mereka dapat mempertahankan hidup, kehormatan dan keluarga mereka. Sedangkan saudara-saudara kita para pemimpin negara sahabat dapat memaklumi sikap kami ini. Para pemimpin negara sahabat menduga bahwa para anggota Ikhwânul Muslimin tidak akan melanjutkan gerakannya dari Saudi Arabia. Setelah mereka tinggal di tengah-tengah kita selama beberapa tahun, akhirnya mereka butuh mata pencaharian. Dan kamipun membukakan lapangan pekerjaan untuk mereka. Dari mereka ada yang diterima sebagai tenaga pengajar, bahkan menjadi dekan sebagian fakultas. Kami berikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah dan perguruan tinggi kami. Akan tetapi, sangat disayangkan, mereka tidak melupakan hubungan mereka di masa lalu. Mulailah mereka memobilisasi masyarakat, membangun gerakan dan memusuhi Kerajaan Saudi.”
Dan kepada harian Kuwait “Arab Times” pada hari Rabu, 18 Desember 2002 M, kembali pangeran Nayif berkata: “Sesungguhnya mereka (Ikhwânul Muslimîn) mempolitisasi agama Islam guna mencapai kepentingan pribadi mereka.”
Sekedar membuktikan akan kebenaran dari pengakuan Dr Aiman Al-Zawâhiri di atas, berikut saya nukilkan dua ucapan Sayyid Quthub:
Nukilan 1 :
نَحْنُ نَدْعُوْ إِلَى اسْتِئْنَافِ حَيَاةٍ إِسْلاَمِيَّةٍ فِيْ مُجْتَمَعٍ إِسْلاَمِيٍّ تَحْكُمُهُ الْعَقِيْدَةُ اْلإِسْلاَمِيَّةُ وَالتَّصَوُّرُ اْلإِسْلاَمِيُّ كَمَا تَحْكُمُهُ الشَّرِيْعَةُ اْلإِسْلاَمِيَّةُ وَالنِّظَامُ اْلإِسْلاَمِيُّ. وَنَحْنُ نَعْلَمُ أَنَّ الْحَيَاةَ اْلإِسْلاَمِيَّةَ عَلَى هَذَا النَّحْوِ قَدْ تَوَقَّفَتْ مُنْذُ فَتْرَةٍ طَوِيْلَةٍ فِيْ جَمِيْعٍ ِلأَنْحَاءِ اْلأَرْضِ، وَإِنَّ وُجُوْدَ اْلإِسْلاَمِ ذَاتِهُ مِنْ ثَمَّ قُدْ تَوَقَّفَ كَذَالِكَ
“Saya menyeru agar kita memulai kembali kehidupan yang islami di satu tatanan masyarakat yang islami. Satu masyarakat yang tunduk kepada akidah Islam, dan tashawur (pola pikir) yang islami pula. Sebagaimana masyarakat itu patuh kepada syari’at dan undang-undang yang Islami. Saya menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan semacam ini telah tiada sejak jauh-jauh hari di seluruh belahan bumi. Bahkan agama Islam sendiri juga telah tiada sejak jauh-jauh hari pula.” [Al ‘Adâlah Al-Ijtimâ’iyah 182].
Nukilan 2 :
وَحِيْنَ نَسْتَعْرِضُ وَجْهَ اْلأَرْضِ كُلَّهُ اْليَوْمَ عَلَى ضَوْءِ هَذا التَّقْرِيْرِ اِْلإلَهِيْ لِمَفْهُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلإِسْلاَمِ، لاَ نَرَى لِهَذَا الدِّيْنِ وُجُوْدًا
“Dan bila sekarang kita mengamati seluruh belahan bumi berdasarkan penjelasan ilahi tentang pemahaman agama dan Islam ini, niscaya kita tidak temukan eksistensi dari agama ini.” [Al- ‘Adâlah Al-Ijtimâ’iyah hlm. 183].
Saudaraku! sebagai seorang Muslim yang beriman, apa perasaan dan reaksi anda setelah membaca ucapan ini?
Demikianlah, ideologi ekstrim yang diajarkan oleh Sayyid Quthub –semoga Allah mengampuninya– melalui bukunya yang oleh Dr Aiman Al-Zawâhiri disebut sebagai “Dinamit”. Pengkafiran seluruh lapisan masyarakat yang tidak bergabung ke dalam barisannya.
Mungkin karena belum merasa cukup dengan mengkafirkan masyarakat secara umum, Sayyid Quthub dalam bukunya “Fî Zhilâlil Qur’ân” ketika menafsirkan surat Yûnus ayat 87, ia menyebut masjid-masjid yang ada di masyarakat sebagai “Tempat peribadahan Jahiliyah“. Sayyid Quthub berkata:
اعْتِزَالُ مَعَابِدِ الْجَاهِلِيَّةِ وَاتِّخَاذُ بُيُوْتِ الْعِصْبَةِ الْمُسْلِمَةِ مَسَاجِدَ. تُحِسُّ فِيْهَا بِاْلاِنْعِزَالِ عَنِ الْمُجْتَمَعِ الْجَاهِلِيِّ؛ وَتُزَاوِلُ فِيْهَا عِبَادَتَهَا لِربِّهَا عَلَى نَهْجٍ صَحِيْحٍ؛ وتُزَاوِلُ بِالْعِبَادَةِ ذَاتِهَا نَوْعاً مِنَ التَّنْظِيْمِ فِيْ جَوِّ الْعِبَادَةِ الطَّهُوْرِ
“Bila umat Islam ditindas di suatu negeri, maka hendaknya mereka meninggalkan tempat-tempat peribadahan jahiliyah. Dan menjadikan rumah-rumah anggota kelompok yang tetap berpegang teguh dengan keislamannya sebagai masjid. Di dalamnya mereka dapat menjauhkan diri dari masyarakat jahiliyah. Di sana mereka juga menjalankan peribadahan kepada Rabbnya dengan cara-cara yang benar. Di waktu yang sama, dengan mengamalkan ibadah tersebut, mereka berlatih menjalankan semacam tanzhîm dalam nuansa ibadah yang suci.”
Yang dimaksud “Ma`âbid Jâhiliyah”(tempat-tempat ibadah jahiliyah) adalah masjid-masjid kaum Muslimin yang ada. Bisa bayangkan! Para pemuda, yang biasanya memiliki idealisme tinggi dan semangat besar, lalu mendapatkan doktrin semacam ini, kira-kira apa yang akan mereka lakukan? Benar-benar Sayyid Quthub menanamkan ideologi teror pada akal pikiran para pengikutnya.
Dan sudah barang tentu, ia tidak berhenti pada penanaman ideologi semata. Ia juga melanjutkan doktrin terornya dalam wujud yang lebih nyata. Simaklah, bagaimana ia mencontohkan aplikasi nyata dari ideologi yang ia ajarkan:
لِهَذِهِ اْلأَسْبَابِ مُجْتَمِعَةً فَكَّرْنَا فِيْ خِطَّةٍ وَوَسِيْلَةٍ تَرُدُّ اْلاِعْتَِدَاءَ .. وَالَّذِيْ قُلْتُهُ لَهُمْ لِيُفَكِّرُوْا فِيْ الْخِطَّةِ وَالْوَسِيْلَةِ بِاعْتِبَارِ أَنَّهُمْ هُمُ الَّذِيْنَ سَيَقُوْمُوْنَ بِهَا ِبِمَا فِيْ أَيْدِيْهِمْ مِنْ ِإمْكَانِيَاتٍ لاَ أَمْلِكُ أَنَا مَعْرِفَتَهَا بِالضَّبْطِ وَلاَ تَحْدِيْدَهَا…….. .. وَهَذِهِ اْلأَعْمَالُ هِيَ الرَّدُّ فَوْرَ وُقُوْعِ اعْتِقَالاَتٍ ِلأَعْضَاءِ التَّنْظِيْمِ بِإِزَالَةِ رُؤُوْسٍ فِيْ مَقْدَمَتِهَا رَئِيْسُ الْجُمْهُوْرِيَّةِ وَرَئِيْسُ الْوِزَارَةِ وَمُدِيْرُ مَكْتَبِ الْمُشِيْرِ وَمُدِيْرُ الْمُخَابِرَاتِ وَمُدِيْرُ اْلبُوْلِيْسِ الْحَرْبِيْ، ثُمَّ نَسْفٌ لِبَعْضِ الْمَنْشَآتِ الَّتِيْ تَشِلُ حَرَكَةً مَوَاصَلاَتِ الْقَاهِرَةِ لِضِمَانِ عَدَمِ تَتَبًّعِ بَقِيَّةِ اْلإِخْوَانِ فِيْهَا وَفِيْ خَارِجِهَا كَمَحَطَّةِ الْكَهْرَبَاءِ وَالْكِبَارِيْ،
“Menimbang berbagai faktor ini secara komprehensif, saya memikirkan suatu rencana dan cara untuk membalas perbuatan musuh. Aku pernah katakan kepada para anggota jama`ah: “Hendaknya mereka memikirkan suatu rencana dan cara, dengan mempertimbangkan bahwa mereka pulalah yang akan menjadi eksekutornya. Tentunya cara itu disesuaikan dengan potensi yang mereka miliki. Saya tidak tahu dengan pasti cara apa yang tepat bagi mereka dan saya juga tidak bisa menentukannya …… Tindakan kita ini sebagai balasan atas penangkapan langsung beberapa anggota organisasi Ikhwânul Muslimîn. Kita membalas dengan menyingkirkan pimpinan-pimpinan mereka, terutama presiden, perdana mentri, ketua dewan pertimbangan agung, kepala intelijen dan kepala kepolisian. Balasan juga dapat dilanjutkan dengan meledakkan mengebom berbagai infrastruktur yang dapat melumpuhkan transportasi kota Kairo. Semua itu bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada anggota Ikhwânul Muslimîn di dalam dan luar kota Kairo. Serangan juga dapat diarahkan ke pusat pembangkit listrik dan jembatan layang.” [Limâzâ A’adamûni oleh Sayyid Quthub hlm: 55]
Pemaparan singkat ini menyingkap dengan jelas akar dan sumber pemikiran ekstrim yang melekat pada jiwa sebagian umat Islam di zaman ini.
Hanya saja, perlu diketahui bahwa menurut beberapa pengamat, gerakan Ikhwânul Muslimîn dalam upaya merealisasikan impian besarnya, telah terpecah menjadi tiga aliran:
1. Aliran Hasan al-Banna
Dalam mengembangkan jaringannya, Hasan al-Banna lebih mementingkan terbentuknya suatu jaringan sebesar-besarnya, tanpa perduli dengan perbedaan yang ada di antara mereka. Kelompok ini senantiasa mendengungkan slogan:
نَجْتَمِعُ عَلَى مَا اتَّفَقْنَا عَلَيْهِ وَيَعْذِرُ بَعْضُنَا بَعْضًا فِيْمًا اخْتَلَفْنَا فِيْهِ
“kita bersatu dalam hal yang sama, dan saling toleransi dalam setiap perbedaan antara kita”.
Tidak mengherankan bila para penganut ini siap bekerja sama dengan siapa saja, bahkan dengan non Muslim sekalipun, demi mewujudkan tujuannya. Prinsip-prinsip agama bagi mereka sering kali hanya sebatas pelaris dan pelicin agar gerakannya di terima oleh masyarakat luas. Tidak heran bila corak politis nampak kental ketimbang agamis pada kelompok penganut aliran ini. Karenanya, dalam perkumpulan dan pengajian mereka, permasalahan politik, strategi pergerakan dan tanzhîm sering menjadi tema utama pembahasan.
2. Aliran Sayyid Quthub
Setelah bergabungnya Sayyid Quthub ke dalam barisan Ikhwânul Muslimîn, terbentuklah aliran baru yang ekstrim pada tubuh Ikhwânul Muslimîn. Pemikiran dan corak pergerakannya lebih mendahulukan konfrontasi. Ia menjadikan pergerakan Ikhwânul Muslimîn terbelah menjadi dua aliran. Melalui berbagai tulisannya Sayyid Quthub menumpahkan ideologi ekstrimnya. Tanpa segan-segan ia mengkafirkan seluruh pemerintahan umat Islam yang ada, dan bahkan seluruh lapisan masyarakat yang tidak sejalan dengannya. Karenanya ia menjuluki masjid-masjid umat Islam di seluruh penjuru dunia sebagai “Tempat peribadatan jahiliyyah”.
Dan selanjutnya, tatkala pergerakannya mendapatkan reaksi keras dari penguasa Mesir di bawah pimpinan Jamal Abdun Nâsir, ia pun menyeru pengikutnya untuk mengadakan perlawanan dan pembalasan, sebagaimana diutarakan di atas.
3. Aliran Muhammad Surûr Zaenal Abidin
Setelah pergerakan Ikhwânul Muslimîn mengalami banyak tekanan di negeri mereka, yaitu Mesir, Suria, dan beberapa negeri Arab lainnya, mereka berusaha menyelamatkan diri. Negara yang paling kondusif untuk menyelamatkan diri dan menyambung hidup ketika itu ialah Kerajaan Saudi Arabia. Hal itu itu karena penguasa Kerajaan Saudi saat itu begitu menunjukkan solidaritas kepada mereka yang ditindas di negeri mereka sendiri. Lebih dari itu, pada saat itu kerajaan Saudi sedang kebanjiran pendapatan dari minyak buminya, mereka membuka berbagai lembaga pendidikan dalam berbagai jenjang, sehingga mereka kekurangan tenaga pengajar. Jadi, keduanya saling membutuhkan. Untuk itu, mereka diterima dengan dua tangan terbuka oleh otoritas Pemerintah Saudi Arabia. Selanjutnya, mereka pun dipekerjakan sebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di sana.
Di sisi lain, Pemerintah Mesir, Suria dan lainnya merasa terbebaskan dari banyak pekerjaannya. Mereka tidak berkeberatan dengan sikap Pemerintah Saudi Arabia yang memberikan tempat kepada para pelarian Ikhwânul Muslimîn, sebagaimana ditegaskan oleh Pangeran Nayif bin Abdul Azîz di atas.
Selama tinggal di Kerajaan Saudi Arabia inilah, beberapa tokoh gerakan Ikhwânul Muslimîn berusaha beradaptasi dengan paham yang diajarkan di sana. Sebagaimana kita ketahui, Ulama’-Ulama’ Saudi Arabia adalah para penerus dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhâb rahimahullah yang anti-pati dengan segala bentuk kesyirikan dan bid’ah. Sehingga, selama mengembangkan pergerakannya, tokoh-tokoh Ikhwânul Muslimîn turut menyuarakan hal yang sama. Hanya dengan cara inilah mereka bisa mendapatkan tempat di masyarakat setempat. Inilah faktor pembeda antara aliran ketiga dari aliran kedua, yaitu adanya sedikit perhatian terhadap tauhid dan sunnah. Walaupun pada tataran aplikasinya, masalah tauhid acap kali dikesampingkan dengan cara membuat istilah baru yang mereka sebut dengan tauhîd hakimiyyah.
Istilah ini sebenarnya bukanlah baru, istilah ini tak lebih dari kamuflase para pengikut Sayyid Quthub untuk mengelabuhi pemuda-pemuda Saudi Arabia semata. Istilah ini mereka ambil dari doktrin Sayyid Quthub yang ia tuliskan dalam beberapa tulisannya. Berikut salah satu ucapannya yang menginspirasi mereka membuat istilah tauhîd hakimiyyah ini:
تَقُوْمُ نَظَرِيَّةُ الْحُكْمِ فِي اْلإِسْلاَمِ عَلَى أَسَاسِ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَمَتَى تَقَرَّرَ أَنَّ اْلأُلُوْهِيَّةَ ِللهِ وَحْدَهُ بَهَذِهِ الشَّهَادَةِ، تَقَرَّرَ بِهَا أَنَّ الْحَاكِمِيَّةَ فِيْ حَيَاةِ الْبَشَرِ ِللهِ وَحْدَهُ. وَاللهُ سُبْحَانَهُ يَتَوَلَّى الْحَاكِمِيَّةَ فِيْ حَيَاةِ الْبَشَرِ عَنْ طَرِيْقٍ أَمَرَهُمْ بِمَشِيْئَتِه وَقَدْرِهِ مِنْ جَانِبٍ، وَعَنْ طَرِيْقِ تَنْظِيْمِ أَوْضَاعِهِمْ وَحَيَاتِهِمْ وَحُقُوْقِهِمْ وَوَاجِبَاتِهِمْ وَعَلاَقَاتِهِمْ وَارْتِبَاطَاتِهِمْ بِشَرِيْعَتِهِ وَمَنْهَجِهِ مِنْ جَانِبٍ آخَرَ…. وَبِنَاءً عَلَى هَذِهِ الْقَاعِدَةِ لاَ يُمْكِنُ أَنْ يَقُوْمَ اْلبَشَرُ بِوَضْعِ أَنْظِمَةِ الْحُكْمِ وَشَرَائِعِهِ وَقَوَانِيْنِهِ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ؛ ِلأَنَّ هَذَا مَعْنَاهُ رَفْضُ أُلُوْهِيَّةِ اللهِ وَادِّعَاءِ خَصَائِصِ اْلأُُلُوْهِيَّةِ فِيْ الْوَقْتِ ذَاتِهِ، وَهُوَ اْلكُفْرُ الصَّرَاحُ
“Teori hukum dalam agama Islam dibangun di atas persaksian bahwa tiada ilâh yang behak diibadahi selain Allah. Dan bila dengan persaksian ini telah ditetapkan bahwa peribadatan hanya layak ditujukan kepada Allah semata, maka ditetapkan pula bahwa perundang-undangan dalam kehidupan umat manusia adalah hak Allah Azza wa Jalla semata. Dari satu sisi, hanya Allah Yang Maha Suci, yang mengatur kehidupan umat manusia dengan kehendak dan takdir-Nya. Dan dari sisi lain, Allah Azza wa Jalla jualah yang berhak mengatur keadaan, kehidupan, hak, kewajiban dan hubungan mereka, juga keterkaitan mereka dengan syari’at dan ajaran-ajaran-Nya…… Berdasarkan kaidah ini, manusia tidak dibenarkan untuk membuat undang-undang, syari’at, dan peraturan pemerintahan menurut gagasan diri-sendiri. Karena perbuatan ini artinya menolak sifat ulûhiyyah Allah Azza wa Jalla dan mengklaim bahwa pada dirinya terdapat sifat-sifat ulûhiyah. Dan sudah barang tentu ini adalah nyata-nyata perbuatan kafir.” [Al ‘Adâlah Al-Ijtimâ’iyah hlm. 80]
Ketika menafsirkan ayat 19 surat al An’âm, Sayyid Quthub lebih ekstrim dengan mengatakan: “Sungguh, sejarah telah terulang, sebagaimana yang terjadi pada saat pertama kali agama Islam menyeru umat manusia kepada “lâ ilâha illallâhu”. Sungguh, saat ini umat manusia telah kembali menyembah sesama manusia, mengalami penindasan dari para pemuka agama, dan berpaling dari “lâ ilâha illallâhu”. Walaupun sebagian dari mereka masih tetap mengulang-ulang ucapan “lâ ilâha illallâhu”, akan tetapi tanpa memahami kandungannya. Ketika mereka mengulang-ulang syahadat itu, mereka tidak memaksudkan kandungannya. Mereka tidak menentang penyematan sebagian manusia sifat “al-hakimiyah” pada dirinya. Padahal “al-hakimiyah” adalah sinonim dengan “al- ulûhiyah “.
Yang dimaksud oleh Sayyid Quthub dalam pernyataan di atas, antara lain adalah para muadzin yang selalu menyerukan kalimat syahadat. Anda bisa bayangkan, bila para muadzin di mata Sayyid Quthub demikian adanya, maka bagaimana halnya dengan selain mereka? Bila demikian cara Sayyid Quthub memandang para muadzin yang menjadi benteng terakhir bagi eksistensi agama Islam di masyarakat, maka kira-kira bagaimana pandangannya terhadap diri anda yang bukan muadzin?
Kedudukan al-hakimiyyah; kewenangan untuk meletakkan syari’at dalam Islam, sebenarnya tidaklah seperti yang digambarkan oleh Sayyid Quthub sampai menyamai kedudukan ulûhiyyah . Al-Hakimiyah hanyalah bagian dari rubûbiyyah Allah Azza wa Jalla . Karenanya, setelah mengisahkan tentang penciptaan langit, bumi, serta pergantian siang dan malam, Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. [al A’râf/7:54-55]
Pada ayat 54, Allah Azza wa Jalla menegaskan bahwa mencipta dan memerintah yang merupakan kesatuan dari rubûbiyah adalah hak Allah Azza wa Jalla . Pada ayat selanjutnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan agar kita mengesakan-Nya dengan peribadatan yang diwujudkan dengan berdoa dengan rendah diri dan suara yang halus. Dengan demikian, tidak tepat bila al-hâkimiyah disejajarkan dengan ulûhiyah. Apalagi sampai dikesankan bahwa al-hakimiyah di zaman sekarang lebih penting dibanding al- ulûhiyah.
Ucapan Sayyid Quthub semacam inilah yang mendasari para pengikutnya untuk lebih banyak mengurusi kekuasaan dan para penguasa dibanding urusan dakwah menuju tauhid dan upaya memerangi kesyirikan yang banyak terjadi di masyarakat. Karenanya, di antara upaya Kerajaan Saudi Arabia dalam menanggulangi ideologi sesat ini ialah dengan berupaya membersihkan pemikiran masyarakatnya dari doktrin-doktrin Sayyid Quthub yang terlanjur meracuni pemikiran sebagian mereka. Di antara terobosan yang menurut saya cukup bagus dan layak di tiru ialah:
1. Menarik kitab-kitab yang mengajarkan ideologi ekstrim dari perpustakaan sekolah. Di antara kitab-kitab yang di tarik ialah kitab: Sayyid Quthub Al-Muftarâ ‘alaih dan kitab Al-Jihâd Fî Sabîlillâh
2. Membentuk badan rehabitilasi yang beranggotakan para Ulama’ guna meluruskan pemahaman dan menetralisasi doktrin ekstrim yang terlanjur meracuni akal para pemuda. Terobosan kedua ini terbukti sangat efektif, dan berhasil menyadarkan ratusan pemuda yang telah teracuni oleh pemikiran ekstrim, sehingga mereka kembali menjadi anggota masyarakat yang sewajarnya.
Mengakhiri pemaparan ringkas ini, ada baiknya bila saya mengetengahkan pernyataan Pangeran Sa’ûd al-Faisal, Menteri Luar Negeri Kerajaan Saudi Arabia, pada pertemuan U.S.-Saudi Arabian Business Council (USSABC) yang berlangsung di kota New York, pada tanggal 26 April 2004. Pangeran Sa’ûd berkata: “Menanggapi tuduhan-tuduhan ini, sudah sepantasnya bila anda mencermati fenomena jaringan al-Qaedah bersama pemimpinnya bin Lâdin. Walaupun ia terlahir di Saudi Arabia, akan tetapi ia mendapatkan ideologi dan pola pikirnya di Afganistan. Semuanya berkat pengaruh dari kelompok sempalan gerakan Ikhwânul Muslimîn. Saya yakin, hadirin semua telah mengenal gerakan ini. Fakta ini membuktikan bahwa Saudi Arabia dan seluruh masjid-masjidnya terbebas dari tuduhan sebagai sarang ideologi tersebut.
Dan kalaupun ada pihak yang tetap beranggapan bahwa Saudi Arabia bertanggung jawab atas kesalahan yang telah terjadi, maka sudah sepantasnya Amerika Serikat juga turut bertanggung jawab atas kesalahan yang sama. Dahulu kita bersama-sama mendukung perjuangan mujahidin dalam membebaskan Afganistan dari penjajahan Uni Soviet. Dan setelah Afganistan merdeka, kita membiarkan beberapa figur tetap bebas berkeliaran, sehingga mereka dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak jelas. Kita semua masih mengingat, bagaimana para mujahidin disambut dengan penuh hormat di Gedung Putih. Bahkan tokoh fiktif Rambo dikisahkan turut serta berjuang bersama-sama dengan para mujahidin.” [Sumber situs resmi Kementerian Luar Negeri Kerajaan Saudi Arabia: http://www.mofa.gov.sa/Detail.asp?InNewsItemID=39825]
Semoga pemaparan singkat ini dapat sedikit membuka sudut pandang baru bagi kita dalam menyikapi berbagai ideologi, sikap dan pergerakan ekstrim yang berkembang di tengah masyarakat kita. Salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan Sahabatnya.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10//Tahun XIII/1431H/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
Judul asli: Siapa Sebenarnya Pembangkit Radikalisme dan Terorisme Modern Di Tengah Umat Islam
Penulis: Al Ustadz Muhammad Arifin Baderi, MA
Artikel www.almanhaj.or.id, dipublish ulang oleh www.muslim.or.id
duhai saudaraku, jgn menyalahkan para ulama, bukankah menegakkan tauhid dan mengkritisi pemimpin yang dzolim sama pentingnya? bgmana tauhid bisa tegak di bwh pemimpin yang zolim?
Sepertinya penulis belum tahu sejarah Ikhwanul Muslimin dan tokoh2 spt Hasan AlbAnna dan Sayyid Quthb.
Yg mempopulerkan kata/simbol ‘teroris’ itu berasal dari mana?
Jangan2 tanpa sadar anda ikut pada propaganda mereka (orang yang menuduh umat islam itu ‘teoris’ bagaikan ‘maling’ teriak ‘maling’)…..
sepertinya kata2 ini ga jujur, mengandung trojan ‘N’ Spam…
@ Mas Sany: Dari mana sisi tidak jujurnya? Bukankah sudah dibawakan bukti2 ilmiah di atas.\
Semoga Allah memberi taufik.
Sepertinya kita yang belum tahu hakekat Ikhwanul Muslimin dan para tokohnya. Bukan penulisnya yang nggak tahu sejarah. Penulis menjelaskannya secara ilmiah dan fakta yang ada. Semoga Allah memberikan pemahaman yang benar kepada kita.Jazakumulloh Khoiron atas artikel ini.
Terima kasih artikelnya
Wallohu a’lam
Syukran atas pencerahannya…
Afwan, ana merupakan orang yang baru pertama kali mengunjungi blog ini. mohon izin share ya..? demi kepentingan dakwah..!!
Wassalam….
Assalamualaikum, indah sekali..itulah kata awal saya yg ingin nim
brung dlm menanggapi paparan tersebut.Saya yakin bhwa para pembaca
paparan itu akan terbuka matanya,hatinya dan juga opini bahwa yg se
lama ini ada beberapa gelintir orang menamakan diri “pejuang muslim”
dan mendapat tempat dihati yg merasa simpati,sehingga mereka menye
tujui tindak tanduknya yg sangat bertentangan dengan kesucian Islam.
Terima kasih atas kepedulian anda untuk mengungkap dari mana asalnya
“radikalisme” yg ada dlm tubuh segelintir terutama para pemuda muslim yg berdomisili dinegeri kita ini.Jangan bosan terus nulis apa
yang penting umtuk diketahui oleh umat muslim ichkwan kita ini agar
luas padangannya.
Sebagian besar ummat ini tidak mengenal mana yg disebut ulama dan mana yang dianggap “Ulama” padahal bukan ulama. Mereka menjauhi ulama yg memberikan nasehat dan mengikuti orag yg mengajak kpd sesuatu yg dilarang agama ini karena bermodalkan semangat tanpa ilmu. Sungguh, mereka melihat nasehat sebagai celaan pd figur mereka tanpa mengetahui apa sebenarnya yg diusung oleh yg mereka anggap ulama tsb. . Sungguh ulama-ulama robbani yakni ulama-ulama ahlus sunnah ‘ala fahmi sahabat selalu memberikan nasehta dan peringatan bagi masyarakat awwam agar berhati-hati thd makar mereka yg terlihat seolah JIHAD padahal JIHAD itu sendiri berlepas diri dari mereka.
ijin share shohib. . .
sukron jazakllah khair…tetap berkarya dan lanjutkan perjuangan
Saya tidak melihat ada yang salah dalam pemahaman Sayid Quthub. Tetapi saya lebih banyak melihat pemaksaan tuduhan oleh penulis terhadap Sayid Quthub.
Kita harus mempunyai ideologi Islam yang dalam dan menancap dalam dada, tidak dengan mengkafirkan orang lain. Menurut saya apa yang dinukilkan oleh Sayid WQuthub, bukanlah mengkafirkan ummat di luar golongannya, tetapi menggambarkan betapa ummat muslim di dunia ini seperti ombak di lautan yang tidak mempunyai semangat untuk menegakkan syariat Islam.
@ Herly
Semoga saudara bukan orang yg fanatik buta.
Alhamdulillah, saya berharap banyak semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan bagi ummat Islam
saudara-saudaraku yang sangat memuliakan sayyid Quthb dan tidak menerima segala kesalahan yang telah beliau perbuat sebagaimana diterangkan diatas, alangkah baiknya antum baca pelan2 artikel diatas kalau ada yang salah dari yang dipaparkan silakan tunjukkan… di bagian mana yang salah. agar kita semua tahu yang mana yang memiliki dalil… dalam memberikan nasehat
untuk Admin jazakumullah atas postingannya…
Bismillahirrahmaanirrahiim,
wahai saudara-saudaraku yang semoga dimuliakan Allah, jauhilah hawa nafsu dan waspadalah terhadap tipu daya syaitan. sungguh hawa nafsu akan menyeret manusia kepada sikap ghuluw. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman, yang artinya:
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”” (QS. Al Maa’idah: 77)
“Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”” (QS. Ali ‘Imran: 147)
Bahkan para salafush shalih adalah orang yang sangat hati-hati dalam urusan agama ini,
Sulaiman at Taimi tatkala dekat wafatnya, dikatakan kepada beliau, “Kabar gembira buat anda, karena anda adalah orang yang sangat bersungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Allah.” Maka beliau menjawab, “Janganlah kalian mengatakan demikian, sesungguhnya aku tidak mengetahui apa yang tampak di hadapan Allah Azza wa Jalla, karena Dia telah berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS. Az Zumar:47)
Muhammad al Munkadir menangis tatkala menjelang wafatnya, lalu ia ditanya, “Apa yang membuat anda menangis? Beliau menjawab, “Demi Allah aku menangis bukan karena dosa yang aku ketahui telah aku lakukan, namun aku takut jika telah melakukan sesuatu yang aku anggap sepele namun dihadapan Allah ternyata itu adalah sesuatu yang amat besar.”
Sungguh amatlah beruntung orang-orang yang mendapatkan karunia dan rahmat dari Allah Subhanahu wata’ala yaitu orang-orang yang dijauhkan Allah dari fitnah, sikap ghuluw, dan kesesatan yang buta.
Semoga Allah subhanahu wata’ala mengangkat kedengkian yang ada di hati kaum muslimin dan mempersatukan hati kita semua di atas dien ini, serta memenangkan kita atas orang2 kafir dan menyelamatkan kita dari tipu dayanya. dan semoga Allah Subhanahu wata’ala menjadikan kita umat yang pertengahan yang senantiasa mendapat petunjuk dan pertolongan dari-Nya,
Aamiin..
-dari saudara yang mencintai kalian karena Allah-
Maaf, saya kurang setuju dgn artikel ini.
Saya memang belum terlalu mengerti siapa dalang teroris sebenarnya, namun sayyid Quthb mengajarkan “semangat” perlawanan yg berarti. Seperti yg kita lihat, saat ini rencana kaum musyrikin yang ingin menghancurkan Islam hampir terlihat jelas melalui pemecahbelahan di tubuh umat Islam sendiri. Melalui persaudaraan ikhwanul muslimin-lah kita dapat bersatu kembali.
Tidakkah kita berpikir bagaimana jadinya apabila beliau tidak mengajarkan semangat perlawanan? Apakah dunia akan tetap damai seutuhnya? Apakah umat Islam di Afghanistan dan Palestina tidak dijajah apabila ikhwanul muslimin itu tidak ada?
Sekali lagi, saya minta maaf jika artikel ini bertolak belakang dgn pendapat saya. Wallahu a’lam.
Allahumma arinal haqqa haqqa.
Saya memang belum terlalu mengerti siapa dalang teroris sebenarnya, namun sayyid Quthb mengajarkan “semangat” perlawanan yg berarti. Seperti yg kita lihat, saat ini rencana kaum musyrikin yang ingin menghancurkan Islam hampir terlihat jelas melalui pemecahbelahan di tubuh umat Islam sendiri. Melalui persaudaraan ikhwanul muslimin-lah kita dapat bersatu kembali. >> Mana semangat perlawanan yang berarti?? Buktinya mana? Mana persatuan yang diperjuangkan IM? Bukankah karena merekalah umat jadi terpecah belah?
Semoga Allah beri taufik kepada kita untuk bersatu di atas kebenaran.
minta izin disebarkan..
untuk saudara-saudaraku pembela Sayyid Quthb, jika engkau mengatakan penulis salah faham terhadap nukilan2 perkataan sayyid qutb maka aku tidak tahu lagi kemana harus memutar otak ini hingga bisa sepaham dengan apa yang kau pahami tentang perkataan Sayyid Qutb diatas.
jika engkau mengatakan tidak ada yang salah dengan pemahaman Sayyid Qutb diatas, maka aku tidak tahu lagi apa arti paham sesat menurutmu?
jika hanya beralasan dengan kata “teroris” yang dipakai penulis sehingga engkau mengatakan penulis termakan isu dan propaganda…berarti sama saja engkau menyebut permata sebagai batu hitam hanya karena satu debu yang menempel dipermukaannya..bagaimana mungkin tuduhan inibisa diterima akal?
kemana lagi harus kupahami perkataan sayyid qutb jika tidak dengan memahami sesuai dengan dzahir ucapannya…bukankah telah terbukti dengan amalan dan keyakinannya pula?
wahai saudaraku janganlah menjadi orang sufi yang suka berdalih dengan kata “hakekat” untuk meneymbunyikan kesesatan ucapannya..Allahul musta’aan…
Teror terhadap amerika terjadi karena amerika mengexploitasi sumber daya alam negara2 islam, memusuhi ajaran islam karena tidak sesuai dg nafsu sethoniah mereka dan mengexport dg paksa budaya amoral mereka ke negara2 islam. Jadi terlalu naif dan tidak manusiawi/berperikemanusiaan jika terjadinya teror terhadap amerika dikaitkan/dikambinghitamkan kepada Sayyid Qutub dan ajarannya.
Mas Salim:
Justru musuh dari tubuh Islam itu lebih berbahaya mas dari yang luar. Bukankah tuduhan di atas juga berdasarkan bukti2 otentik di atas. Apa yang ingin Anda pungkiri? Musih dari dalam itu lebih bahaya daripada musuh dari luar. Karena musuh dari dalam itu sulit diketahui daripada dari luar.
Ingatlah bahwa agama itu nasehat. Nasehat ini hanyalah untuk membuat umat Islam menjadi lebih baik.
Semoga Allah senantiasa memberi tauifk.
ya beginilah manusia yang bingung ….sok paling tahu agamanya .lebih rela membela bahkan bangga terhadap orang kafir dan orang -orang yang duduk-duduk tertawa cekakak cekikik ditengah penderitaan kaum muslimin.lantang mencela sesamanya yang membela haknya.
@ M2H
Justru orang yang merusak dari dalam Islam itu lebih berbahaya. Bukankah kita saudara? Lantas tidak bolehkah sesama saudaranya menasehati yang lainnya?
Semoga Allah membukan hati dan pikiran antum untuk menerima kebenaran.
Assalamu’alaikum
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Pertama, saya ucapkan banyak terimakasih kepada saudara2ku sekalian yang telah rendah hati membaca, walau hanya judulnya saja. terlebih-lebih saudara2ku yang telah berendah hati menuliskan komentar dan tanggapan pada artikel sederhana ini.
Selanjutnya, pada artikel ini tidak ada satu katapun yang mengesankan apalagi terang-terang membela amerika. Dan bahkan kalau saudara benar-benar membaca artikel sederhana ini, saya nukilkan pernyataan menteri luar negri arab saudi yang dengan jelas menyatakan bahwa negara amerika turut bertanggung jawab atas segala tindak kekerasan dan ulah usamah bin ladin beserta para pengikutnya.
yang saya kritisi ialah, berbagai tindak ekstrim yg dilancarkan di negri islam, indonesia, arab saudi dan juga negara islam lainnya.
Apa dosa umat islam yang menjadi korban bom JW mariot, kedubes australia dll?
apakah anda semua setuju dengan semangat perlawanan dan perjuangan yang semacam ini?
Coba anda bayangkan, andai ayahanda atau bahkan anda sendiri sedang bertada di sekitar hotel JW Mariot disaat peledakan bom di sana terjadi, dan kaki anda buntung, mata anda buta, masihkah anda dapat menganggap bahwa tindakan bom ini didasari oleh semangat perlawanan trhdp para penjajah/amerika?
terakhir. kepada saudaraku sekalian yg merasa mendapatkan kesalahan pada tulsan ini, sya harap bermurah hati untuk menunnjukkannya kepada saya. Betapa bahagianya diri saya bila saudara benar2 bisa membuktikan kesalahan saya. Dan selanjutnya saya berjanji akan membuat pernyataan terbuka meralat kesalahan tersebut.
Tapi saya harap saudaraku sekalian bersikap sama. Bila ternyata saudara tidak memiliki bukti yang valid, ya sudah sepantasnya saudara berlapang dada.
wallahu a’alam bisshawab
Assalamu’alaikum..
Kami sarankan kepada para asatidz ahlussunnah dan al-ustadz Arifin Baderi hafizahullah untuk berusaha menemui pemerintah dalam hal ini kepada Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama dan Kejaksaan Agung RI agar pihak pemerintah segera melarang secepat mungkin kalau perlu memusnahkan buku2 karya Sayyid Quthb , Hasan Al-Banna, Surur Zaenal Abidin yang menjadi bibit terorisme/irhab di Indonesia.
Bahasan ini menunjukan bukti bahwa seorang muslim wajib menuntut ilmu syar’i,sehingga ia dapat membedakan yang benar dan yang salah tanpa mendahulukan akal dan hawanafsunya.Tulisan2 mengenai penyelewengan sayyid qutb sudah banyak sekali,Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah menganjurkan kita berlemah lembut dalam berdakwah,lalu apakah kita wajib mengikuti seseorang yang sebagian orang menganggapnya ulama(sayyid quthub).Padahal begitu mudahnya ia mengkafirkan kaum muslimin.Wallahu a’lam.
Saudara-saudariku seaqidah assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuhu keagungan, kemulyaan dan keluhuran ajaran islam sering dinodai oleh perilaku umatnya yg tidak islami sehingga menjadi tanggungjawab kita semua dan kpd situs muslim.or.id untuk mensiarkan pola hidup yg islami dan islam yg rohmatan lil ‘alamin teruslah berjuang sdr/sdriku!
Ustadz Abdul Hakim pernah mengatakan dalam taklimnya, akibat ulah orang yg mengatakan BOM Bunuh diri itu jihad atau membom menara kembar mk Ummat Islam sendiri di seluruh dunia terkena akibatnya. Mereka yg berjenggot atau bernama Islam dicurigai, dipersempit geraknya, banyak transaksi (transfer uang misalnya) yg diblokir krn namanya Islam. . dahulu ummat mudah berdakwah sekarang mereka dicurigai. . lihatlah mudhorot yg besar ini krn ummat Islam sekarang dicurigai sedangkan hasil dari perbuatan mereka sedikitpun tdk membuat musuh menjadi lemah bhk semakin waspada dan mudah menuduh sbgmn Irak dan Afghan diserang dan dihancurkan krn adanya isu al Qoidah. . inikah kemenangan??? Sungguh jauh bahkan membuat ummat Islam sendiri banyak yg menjadi korban. . bandingkan yg meninggal di Menara Kembar dg di Iraq yg ratusan ribu tewas demikian pula dg di afghan belum lagi akhirnya mereka membunuh ummat Islam sendiri dg bom2 di negeri-negeri Islam. . APa ini keberhasilan. . bhk ini adalah kerusakan yg nyata dan mereka mengatakan telah menegakkan Islam? … Kalla tsumma Kalla.. ini jahil murokkab. . Sungguh benar sinyalemen Ustadz dan juga para ulama. .
Ya Ikhwan. . ilmu-ilmu-ilmu fahami lalu dakwahkan sesuai pemahaman para sahabat. . ini yg akan menegakkan Islam. . dan sabar jangan tergesa2 atau kalian ingin lebih hebat dari Dakwah Nabi yg 23 tahun lalu kalian ingin dg BOM ISlam kemudian tegak? Wallohi kalla tsumma kalla. . jgn kalian ingin Instan. . tegakkan Islam di hati-hati kalian maka Insya ALloh . .
Ustadz juga bilang seandainya mereka yg teriak-teriak Khilafah itu ditegakkan sekarang mk berapa orang yg akan dihukum mati krn meninggalkan sholat (sesuai madzhab Imam Syafii yg mayoritas diakui di Indonesia), berapa banyak ummat Islam masuk penjara krn tdk sholat, tdk puasa. . dll sedangkan mereka belum difahami ttg Islam yg haq ini bhk mayoritas ummat Islam sendiri yg banyak menentang krn kejahilan mereka. . krn itu tegakkan dakwah-dakwah dan dakwah kpd mereka berdasarkan ilmu yg shohih dari pemahaman para salafush sholih. . bhk kata Ustadz yg terkena pertama hukum Islam adl penyeru khilafah ini krn mereka akan memiliki banyak AMir masing-masing shg “JK ada 2 Kholifah mk bunuh salah satunya. . ”
Semoga ALloh selalu menjaga Ustadz Abdul Hakim
Assalamu’alaikum,
alhamdulillah, wash shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah,
‘amma ba’du,
sedikit sumbang cerita…
Ana sering mengatakan kepada orang-orang terdekat di sekitar ana.
Sejauh yang ana tahu -wallahu a’lam-, ada 4 penyimpangan besar yang wajib diwaspadai oleh ummat Islam Indonesia saat ini, yaitu :
– SHUFI/TASHAWWUF dengan segala cabangnya
– SYI’AH dengan segala cabangnya
– LIBERALISME dan PLURALISME dengan segala cabangnya, dan
– TAKFIRI dengan segala cabangnya (yang dibahas dalam artikel ini)
Nasihat ana untuk antum semua yang belum paham :
– Kalau antum mampu berbahasa Arab, silakan merujuk langsung ke kitab-kitab tulisan tokoh-tokoh radikal dan takfiri; baca juga kitab-kitab ulama yang bermanhaj Salaf yang membantah pemikiran tokoh-tokoh tersebut
– Kalau antum tidak mampu berbahasa Arab, silakan mencari buku terjemahan dari kitab-kitab yang ana sebutkan di atas. Cari penerbit dan penerjemah yang amanah dan ilmiyah, jangan asal beli
– Kalau masih ada keragu-raguan, silakan bertanya kepada ahli ilmu (dalam hal ini tentunya para ulama atau asatidzah yang bermanhaj Salaf)
– Kalau tidak punya bukti apa-apa alias cuma bisa asal tulis dan asal komentar, lebih baik diam, karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam”
Semoga Allah senantiasa menjaga para asatidzah kita seperti Ustadz Abdul Hakim, Ustadz Muhammad Arifin Badri, Ustadz Yazid Jawas dll…..
Semoga Allah memberkahi ilmu dan amal mereka…..
Semoga Allah membersihkan Islam di Indonesia dari “Dukhan” seperti yang dijelaskan dalam hadits Hudzaifah bin al-Yaman…..
Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammmad wasallama tasliman katsira
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin
Ditulis oleh seorang hamba yang sangat mengharap ampunan Rabb-nya,
ABU HANIF FIRMANSYAH
Assalamu’alaikum,
Ketika banyak ustadz2 salafi menasehati tentang bid’ah dan bahayanya lengkap dengan dalil2nya, banyak yg mengkritik “dikit2 kok bid’ah, apa ga ada topik lain?” lalu “kayak yg dirinya sudah merasa benar aja lalu serampangan membid’ahkan saudaranya, kayak surga udh dikavling sendiri ama kelompoknya.”
Lalu ketika ada ustadz2 salafi menasehati tentang bahayanya pemikiran radikal dan terorisme lengkap dengan dalil2nya, ada yg mengkritik dengan bahasa yg tidak enak dibaca spt ini :
“m2h
Apr 3, 2010, 16:32
ya beginilah manusia yang bingung ….sok paling tahu agamanya .lebih rela membela bahkan bangga terhadap orang kafir dan orang -orang yang duduk-duduk tertawa cekakak cekikik ditengah penderitaan kaum muslimin.lantang mencela sesamanya yang membela haknya.”
Wahai saudara2ku sekalian yg saya cintai karena Allah Ta’ala. Bukankah agama ini adalah nasehat? Perlu teman2 ketahui, selama ini teman2 keliru jika menganggap org kafir adalah musuh paling berbahaya dalam islam. Kebodohanlah musuh yg paling berbahaya, karena akan banyak org yg beramal tanpa berilmu terlebih dahulu. Org banyak yg mengeluarkan pemikiran2 berbahaya yg tanpa dilandasi Al Qur’an dan Hadits dengan pemahaman salafus sholih. Bid’ah2 merajalela, banyak agama baru yg mengaku2 bagian islam tapi sesungguhnya sesat dan menyesatkan. Inilah yg akan menggerogoti islam dr dalam wahai sahabatku sekalian. Inilah yg akan merusak islam secara perlahan2 bagai benalu yg menyerap saripati makanan inangnya. Perlahan2 umat akan jauh dari al Qur’an dan Sunnah dan kehancuran pun tinggal menunggu waktu saja. Cobalah kita belajar dari sejarah Islam, org2 kafir baru masuk mencampuri kehidupan umat muslim justru ketika umat jauh dari sunnah dan dekat dengan bid’ah. Ini sudah berulangkali diingatkan oleh para ulama bahkan oleh 4 imam madzhab.
Oleh karena itu saya nasehatkan pada diri saya khususnya dan pada sahabat2ku sekalian yg mau mendengarkan, hendaknya berhusnudzon pada penulis artikel bahwa penulis ingin mengingatkan kita akan bahayanya pemikiran radikal yg tanpa dilandasi pemahaman yg benar. Jikalau artikel diatas dibaca dengan tenang dan hati yg jernih, maka terlihatlah bahwa yg dikritisi oleh penulis pun bukan pada sosok Sayyid Quthb-nya dan Hasan Al-Banna tetapi lebih kepada pemikiran ekstrim mereka yg telah membuat para pemuda islam bersikap ekstrim bukan saja pada org2 kafir tetapi jg tidak segan2 mereka mengkafirkan pemerintah dan org2 yg tidak sejalan dengan ideologi mereka. Dan bahwasanya pemikiran2 mereka telah banyak dibantah dan dikritik oleh para ulama yg berkompeten di bidangnya. Bukan hanya oleh ustadz Arifin Badri.
Saya harap jangan adalagi yg berkomentar spt saudara m2h. Tidak setuju sih sah2 saja bahkan wajar, tp sampaikan dengan cara yg beradab, dan juga kalo bisa bantahlah dengan hujjah. Saya setuju dengan akh abu hanif, kalau tidak punya bukti apa-apa alias cuma bisa asal tulis dan asal komentar, lebih baik diam.
Semoga Allah Ta’ala memberi hidayahNya pada kita semua.
Wassalamu’alaikum
Pengikut paham salafy seringkali dikaitkan dengan teroris karena berjenggot, bercelana cingkrang, dan berdakwah tentang bid’ah. Alhamdulillaah, dengan aktifnya para anggota BIN dalam mengawasi segala pengajian yang ada di Indonesia ini, mereka tidak menemukan apa-apa yang dituduhkan berkaitan dengan terorisme, karena itulah dakwah salaf tidak pernah hilang dan alhamdulillaah sekarang ini justru makin berkembang. Semoga Allooh selalu menjaga langkah para ulama dan para asatidz yang mengikuti paham para salafush sholih dalam berdakwah, amin
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabakaratuh… kpd saudara2ku kaum muslimin -semoga Allah merahmati kita-
Alhamdulillah..segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala…Alhamdulillah, seandainya bukan karena taufik dan hidayah-Nya yang Maha Pemurah dan Penyayang, sungguh saya, hamba yang fakir ini, berkemungkinan besar dahulu, ketika semangat dan gejolak jiwa muda menggelegar, ketika buku-buku aliran ikhwanul muslimin harokiyyin bertebaran dicetak dan disebarjual bak kacang goreng di toko2 pelosok negeri kaum muslimin yg masih miskin pengetahuan agama & pengenalan akan aliran sesatnya, serta lingkungan pergaulan juga bersama pemuda-pemudi radikal yang menganut aliran semacam ini, juga terjebak dalam kungkungan doktrin dan paham aliran tersebut. -wa’iyadzubillah-. Alhamdulillah, ya Allah tetapkanlah hamba yang fakir ini terus berusaha menempuh jalan keridhoan-Mu sbgaiman salafush shalih. Amin, Ya Robb.
Simaklah, bagaimana ia mencontohkan aplikasi nyata dari ideologi yang ia ajarkan:
لِهَذِهِ اْلأَسْبَابِ مُجْتَمِعَةً فَكَّرْنَا فِيْ خِطَّةٍ وَوَسِيْلَةٍ تَرُدُّ اْلاِعْتَِدَاءَ .. وَالَّذِيْ قُلْتُهُ لَهُمْ لِيُفَكِّرُوْا فِيْ الْخِطَّةِ وَالْوَسِيْلَةِ بِاعْتِبَارِ أَنَّهُمْ هُمُ الَّذِيْنَ سَيَقُوْمُوْنَ بِهَا ِبِمَا فِيْ أَيْدِيْهِمْ مِنْ ِإمْكَانِيَاتٍ لاَ أَمْلِكُ أَنَا مَعْرِفَتَهَا بِالضَّبْطِ وَلاَ تَحْدِيْدَهَا…….. .. وَهَذِهِ اْلأَعْمَالُ هِيَ الرَّدُّ فَوْرَ وُقُوْعِ اعْتِقَالاَتٍ ِلأَعْضَاءِ التَّنْظِيْمِ بِإِزَالَةِ رُؤُوْسٍ فِيْ مَقْدَمَتِهَا رَئِيْسُ الْجُمْهُوْرِيَّةِ وَرَئِيْسُ الْوِزَارَةِ وَمُدِيْرُ مَكْتَبِ الْمُشِيْرِ وَمُدِيْرُ الْمُخَابِرَاتِ وَمُدِيْرُ اْلبُوْلِيْسِ الْحَرْبِيْ، ثُمَّ نَسْفٌ لِبَعْضِ الْمَنْشَآتِ الَّتِيْ تَشِلُ حَرَكَةً مَوَاصَلاَتِ الْقَاهِرَةِ لِضِمَانِ عَدَمِ تَتَبًّعِ بَقِيَّةِ اْلإِخْوَانِ فِيْهَا وَفِيْ خَارِجِهَا كَمَحَطَّةِ الْكَهْرَبَاءِ وَالْكِبَارِيْ،
“Menimbang berbagai faktor ini secara komprehensif, saya memikirkan suatu rencana dan cara untuk membalas perbuatan musuh. Aku pernah katakan kepada para anggota jama`ah: “Hendaknya mereka memikirkan suatu rencana dan cara, dengan mempertimbangkan bahwa mereka pulalah yang akan menjadi eksekutornya. Tentunya cara itu disesuaikan dengan potensi yang mereka miliki. Saya tidak tahu dengan pasti cara apa yang tepat bagi mereka dan saya juga tidak bisa menentukannya …… Tindakan kita ini sebagai balasan atas penangkapan langsung beberapa anggota organisasi Ikhwânul Muslimîn. Kita membalas dengan menyingkirkan pimpinan-pimpinan mereka, terutama presiden, perdana mentri, ketua dewan pertimbangan agung, kepala intelijen dan kepala kepolisian. Balasan juga dapat dilanjutkan dengan meledakkan mengebom berbagai infrastruktur yang dapat melumpuhkan transportasi kota Kairo. Semua itu bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada anggota Ikhwânul Muslimîn di dalam dan luar kota Kairo. Serangan juga dapat diarahkan ke pusat pembangkit listrik dan jembatan layang.” [Limâzâ A’adamûni oleh Sayyid Quthub hlm: 55]
Ucapan Sayyid Quthub semacam inilah yang mendasari para pengikutnya untuk lebih banyak mengurusi kekuasaan dan para penguasa dibanding urusan dakwah menuju tauhid dan upaya memerangi kesyirikan yang banyak terjadi di masyarakat. Karenanya, di antara upaya Kerajaan Saudi Arabia dalam menanggulangi ideologi sesat ini ialah dengan berupaya membersihkan pemikiran masyarakatnya dari doktrin-doktrin Sayyid Quthub yang terlanjur meracuni pemikiran sebagian mereka.
nasehat bagi yang kurang sependapat dengan tulisan artikel ini.
salah satu tugas ulama (berilmu berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah) adalah memberi nasehat kepada penguasa dengan cara yang halus dan baik.
Allah Subhanawata’ala berfirman (Q.S. Thoha :43,44), yang artinya :
“Pergilah kamu berdua (Wahai Musa dan Harun) kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut (kepada Allah)”
Fir’aun (penguasa dan ia kafir). Allah memerintahkan Nabi Musa as dan Nabi Harun as untuk berbicara dengan lemah lembut. maka bagaimanakah seharusnya kita menasehati penguasa kita yang merupakan seorang muslim.
apakah benar seperti pemahaman Sayyid Qutb diatas…??
Rasulullah sholollahu’alaihiwasallam mengingatkan umatnya agar tidak bermudah-mudah dalam menuduh seseorang kafir, karena bahaya dan akibatnya sangat fatal.
Sahabat Abu Dzar ra menceritakan bahwa ia mendengar Rasulullah sholollahu’alaihiwasallam bersabda : yang artinya :
“Barang siapa memanggil seseorang dengan (sebutan) kafir atau mengatakannya sebagai musuh Allah sementara halnya tidak demikian, maka hal tersebut kembali kepada pengucapnya” (HR. Muslim)
Demikian besarnya dosa orang yang memvonis orang muslim dengan kafir tanpa dalil. bagaimana jika yang divonis kafir itu seluruh kaum muslimin secara mutlak, tentu dosanya akan lebih besar lagi.
wallahu ta’ala a’lam
Artikel terkait :
https://muslim.or.id/manhaj/antara-wahabi-dan-teroris.html
https://muslim.or.id/manhaj/diagnosis-terhadap-penyakit-umat.html
Apa hukumnya seseorang membuat surat kaleng / sms gelap berisi nasihat, ajakan shalat tahajud ataupun berisi keburukan seperti teror, fitnah, adu domba dan semisalnya.
#Abidin
Hendaknya tidak melakukan hal tersebut, lebih lagi jika isinya berupa keburukan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
“Seorang muslim sejati itu adalah orang yang tidak memberi gangguan kepada masyarakat muslim baik dari lisan maupun tangannya” (HR. Bukhari-Muslim)
alasan syar’i membuat surat kaleng / sms gelap berisi nasihat kebaikan sebaiknya tidak dilakukan kenapa ustadz?
#Abidin
– Dikhawatirkan dapat mengganggu si penerima. Dan memberi gangguan itu haram, sebagaimana telah saya sampaikan haditsnya.
– Hendaknya setiap muslim tidak mengambil pelajaran agama dari orang yang tidak diketahui kondisi agamanya, sebagaimana perkataan Ibnu Sirin:
إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
“Ilmu hadits ini adalah bagian dari agama, maka lihatlah dari siapa engkau mengambil agamamu”
Barakallahufiikum