Imam Ibnul Qoyyim berkata dalam Madarijus Salikin: “Apabila seorang merasa kesulitan tentang hukum suatu masalah, apakah mubah ataukah haram, maka hendaklah dia melihat kepada mafsadat (kerusakan) dan hasil yang ditimbulkan olehnya.
Apabila ternyata sesuatu tersebut mengandung kerusakan yang lebih besar, maka sangatlah mustahil bila syari’at Islam memerintahkan atau memperbolehkannya, bahkan keharamannya merupakan sesuatu yang pasti.
Lebih-lebih apabila hal tersebut menjurus kepada kemurkaan Allah dan Rasul-Nya baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh, seorang yang cerdik tidak akan ragu akan keharamannya”.
Dengan bercermin kepada kaidah yang berharga ini marilah kita bersama-sama melihat hukum demonstrasi secara adil. Apakah yang kita dapati bersama? Kita akan mendapati dampak negatif dan kerusakan-kerusakan akibat demonstrasi, di antaranya: hilangnya keamanan negara, hilangnya wibawa pemimpin, kerusakan bangunan dan jalan, penjarahan, kemacetan lalu lintas, keluarnya kaum wanita di jalan-jalan, aksi mogok makan yang sangat mengkhawatirkan, bahkan tak jarang nyawa manusia melayang. Bukankah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لزوال الدنيا وما فيها أهون عند الله من قتل المسلم بغير حق
“Hancurnya dunia dan isinya lebih ringan di sisi Allah daripada hilangnya nyawa seorang muslim tanpa alasan yg benar“.
Kemudian, tanyakan pada dirimu, bukankah demonstrasi sudah seringkali digelar? Lantas apa hasilnya? Pikirkanlah!!
Ya Allah, jagalah negeri kami dari kerusakan.
Baca Juga: Noda Hitam Demokrasi
—
Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Artikel Muslim.Or.Id
berarti kalau demonya damai aman tentram, nda apa2 kan? memang demo itu bukan solusi tp salah satu cara menyampaikan pendapat/pemikiran secara beramai ramai dan ada pengerahan massa, adanya demo merupakan ciri pemerintahan yg menganut sistem demokrasi, jd kalau gak mau ada demo ya rubah dulu sistemnya
Demo yang damai pun tidak diperbolehkan karena banyak penyimpangan lainnya dalam demo.
Anda benar, pemerintah yang Islami tidak akan membolehkan demo, demikian juga masyarakat yang Islami tidak semestinya berdemo.
Bagaimana dengan org yg menolak hadits nabi (perintah untuk bersabar terhadap pemimpin yg dzolim, menasehati dengan rahasia) dengan mengatakan “emang bersabar menghasilkan solusi, mau sampe kapan ??” dan juga mereka mengatakan “menasehati pemimpin dengan rahasia/4 mata, nggak akan bisa (susah bgt). Wong jajarannya aja yg ingin ketemu menasehati kaga bisa, apalagi kita. Pokoknya nggak bisa dah”.
Tolong ustadz, luruskan syubhat semacam ini.
Barakallahu fiikum.
Saya melihat Demo 2 yang ada di Indonesia adalah karena tidak suka terhadap kebijakan Pemerintah tapi bukan semua yang tidak suka,dan ada kelompok2 tertentu yang punya massa,kadang saya lihat di medsos seperti Facebook dan Yutube banyak berita2 hoax,seperti menfitnah Presiden Jokowi keturunan PKI,bersekutu dengan china,dll intinya siapa yang pertama kali bilang Pak Presiden Keturunan PKI,, ? yang jelas berita2 hoax semacam ini sudah banyak beredar ditelan mentah2 oleh jamaah,masyarakat karena yg menyampaikan adalah seorang ustad,habib yg berjubah muslim( mungkin masyarakat percaya saja karena dia ustad,habib) .Saya pribadi percaya sama kepemimpinan Pak Jokowi sudah berbuat yg terbaik buat masyrakat,banyak kasus2 korupsi dibongkar,pembangunan mangkrak karena KKN,memberantas teroris,membagikan bantuan kesehatan,modal usaha pada rakyat miskin dan gratiskan berobat dengan kartu BPJS,kartu sejahtera dll..apakah mata mereka tidak melihat hasil dari pak jokowi,membuka jalan tol infrastruktur diseluruh Indonesia,..yang sangat sedih saya lihat dan baca beliau banyak difitnah sebagai rezim yg tidak bisa memimpin? Aneh ya mata batin,mata hati orang2 sakit hati kepada pak jokowi masih saja ada, padahal Nabi Muhammad SAW mengatakan Taat lah pada pemimpinmu meskipun dia zalim,( tapi kenyataannya pak Jokowi tidak menzalimi masyarakat..Bertobatlah wahai masyarakat Indonesia yg suka menggibah mengitnah pemimpin kita.Allah tidak tidur.ALLAHU AKBAR