Belakangan ini demonstrasi sudah bisa dikatakan sangat lumrah di negara kita. Banyak orang mengatakan bahwa “demonstrasi” adalah bagian dari amar makruf nahi munkar, sehingga seolah-olah menjadi hal yang harus dilakukan. Namun kita harus melihat dari kacamata syar’i apakah benar demonstrasi yang dinamakan oleh pemujanya sebagai metode amar ma’ruf nahi munkar merupakan manhaj (cara beragama) Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, ataukah sesuatu yang harus diluruskan? Dan ketahuilah, tidaklah nama yang indah itu akan merubah hakikat sesuatu yang buruk, walau dibumbui dengan label Islami.
[lwptoc]
Metode Nabi Dalam Ber-Amar Ma’ruf
Rasulullah bersabda, “Agama adalah nasihat” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin serta orang-orang awamnya.” (HR. Muslim no.55) Perhatikanlah saudaraku, agama kita mensyariatkan untuk memberi nasihat. Namun tidaklah nasihat tersebut disampaikan kecuali dengan cara yang baik, tidak dengan membuka aib penguasa. Simaklah baik-baik sabda Rasulullah shallollahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang hendak menasihati pemerintah dengan suatu perkara maka janganlah ia tampakkan di khalayak ramai. Akan tetapi hendaklah ia mengambil tangan penguasa (raja) dengan empat mata. Jika ia menerima maka itu (yang diinginkan) dan kalau tidak, maka sungguh ia telah menyampaikan nasihat kepadanya. Dosa bagi dia dan pahala baginya (orang yang menasihati)” (Shahih, riwayat Ahmad, Al Haitsami dan Ibnu Abi Ashim) Saudaraku, apakah seseorang dapat menerima saranmu dengan baik jika engkau jelek-jelekkan serta kau umbar aibnya di depan umum? Bagaimana jika kejengkelan hatinya telah mendahului nasihatmu?
Jatuh Dalam Riba yang Paling Mengerikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya riba yang paling mengerikan adalah mencemarkan kehormatan seorang muslim tanpa alasan” (Shahih, riwayat Abu Dawud dan Ahmad). Kehormatan seorang muslim adalah haram, sedangkan dalam demonstrasi ini tidak jarang akan engkau temukan berbagai macam pelecehan kehormatan seorang muslim dengan mencelanya.
Fitnah Wanita dan Ikhtilath
Hampir di setiap gerakan massa diwarnai dengan hadirnya kaum wanita di jalan-jalan. Hal ini jelas bertentangan dengan syariat islam, karena Allah melarang wanita untuk keluar dari rumahnya kecuali dengan alasan yang syar’i. Selain itu, hal ini akan menimbulkan ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita yang bukan mahramnya secara terang-terangan! Maka cukuplah sabda Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini bagi mereka. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, Rasulullah bersabda, “Tinggalkanlah olehmu bercampur baur dengan kaum wanita!” (HR. Bukhari).
Tasyabbuh (Meniru) Dengan Kaum Kuffar
Demonstrasi adalah produk barat yang jelas-jelas menganut sistem kuffar. Maka tidak pantas bagi seorang muslim untuk memasang label ‘islami’ karena memang Islam tidak mengajarkan cara seperti ini. Atau bahkan meyakininya sebagai metode dakwah yang islami. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa meniru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).
Ketahuilah sidang pembaca yang budiman, sesungguhnya Islam tidak akan menang dengan cara yang menyelisihi syariat, namun Islam akan menang dengan cara yang benar yang dibangun di atas aqidah yang benar, dan jalan yang telah ditunjukkan Nabi Muhammad. Maka sesungguhnya kebahagiaan dan keselamatan adalah dengan mengikuti Rasul, bukan dengan menyelisihi beliau.
***
Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim
Artikel www.muslim.or.id
demonstrasi adalah bid’ah dan suatu perbuatan yang sia-sia serta menimbulkan mudhlorot yang lebih besar lihatlah akibat yang ditimbulkan dari demonstrasi bangsa kita malah semakin rusak.Maka sudah saatnya kita kembali ke manhaj Salafus Shalih.
Assalamu’alaikum wr wb , begitu saja dalilnya , antum pandai mengkritik walaupun tdk ilmiah kritikannya . Cuma pandai melempar – lempar dalil , apa sesederhana itu dalam meng-istimbath hukum ya akhi ?
Perlu diketahui oleh para pembaca yang budiman bahwa artikel ini sepengetahuan saya adalah buletin, jadi memang disusun dengan ringkas. Dalil bukan untuk dilempar-lempar. Akan tetapi dalil itu untuk dipahami. Banyak orang yang membawakan dalil tapi tidak memahaminya. Oleh sebab itu janganlah kita serta merta menolak pemahaman para ulama (saya katakan demikian sebab para ulama salaf tidak mengenal demonstrasi atau demokrasi sebagai sarana dakwah) hanya gara-gara menurut kita hal itu tidak pas. Bacalah dan cermatilah, barangkali justru pemahaman kitalah yang selama ini keliru. Allahul musta’an. Silakan baca buku Syaikh Abdullah Al Imam berjudul Membongkar Borok-Borok Demokrasi dan Pemilu penerbit Darul Hadits Depok. Semoga Allah menunjuki saudara.
assalamualikum mas rahman, alhamdulillah klo mas rahman punya dalil yang laen, jadi bisa sharing di forum ini. biar lebih jelas gitu. bukannya suatu dalil tertolak jika ada dalil yang lebih kuat. sehingga kita dapat mengambil sikap sebagaimana sikapnya para ulama terbaik yang terdahulu. berpikir dengan ilmiah tentunya. dimana kadar ilmiah tersebut selalu dan akan selalu di rujuk ke al-quran dan assunnah.
janganlah karena mengikuti sesuatu yang dianggap benar di masyarakat banyak namun belum tentu di hadapanNya kita semakin terjerumus ke dalam kesesatan sehingga azab Allah buat bangsa ini tidak semakin menjadi-jadi.
ya saudaraku, banyak contoh bagaimana memberi nasehat kepada pemimpin tanpa harus mempermalukannya, bukankah mereka dipilih oleh kita rakyatnya, jika kita mempermalukannya maka itu sama halnya dengan mempermalukan kita, pemilihnya.
dan bukannkah dalam sejarah, bagaimana kesabaran para ulama menghadapi penguasa yang super zhalim, dan hasilnya allah menggantikannya dengan penguasa yang adil…
semoga ini bisa jadi bahan pemikiran bersama..
jazakallah khair
Demokrasi adalah salah satu propaganda zionisme untuk menguasai dunia. antum bisa chek di:
http://en.wikipedia.org/wiki/The_Protocols_of_the_Elders_of_Zion#Structure_and_themes
Dengan demokrasi mereka bisa membeli setiap presiden yang akan berkuasa. Dengan memberikan “sumbangan” dana kampanye, para milyarder yahudi “menitipkan” kebijakan-kebijakan baru dipemerintahan yang menguntunkan mereka sebagai balas jasa atas “sumbangan” mereka.
Sehingga wajar saja jika kita menyaksikan kebijakan2 pemerintahan hasil sistem demokrasi seringkali tidak masuk akal dan tidak berpihak kepada negara dan rakyat. Karena hal tersebut merupakan kontrak-kontrak politik antara pemerintah dan konglomeret2 tersebut.
Ingatlah keputusan pemerintah untuk menjual saham Indosat kepada pihak asing, keputusan pemerintah untuk memberikan pengelolaan tambang minyak blok cepu kepada pihak asing (padahal pertamina mampu mengelolanya) dan lainnya.
Setiap pergantian presiden akan selalu ada kontrak2 politik yang merugikan bangsa dan negara. ini semua adalah buah demokrasi.
Oleh sebab itu pemerintah amerika serikat dengan getolnya mengkampanyekan demokrasi di negara-negara lain. karena dengan demikian mereka bisa menguasai aset negara tersebut tanpa peperangan dan tanpa diketahui rakyatnya.
Beitulah mengapa negara2 timur tengah yang tanpa demokrasi masih bisa mempertahankan kemakmurannya.
Dan perhatikanlan Venezuela yang berupaya meninggalkan demokrasi bisa menguasai tambang-tambang minyak mereka dari korporasi asing, sehingga harga bensin disana merupakan yang termurah di dunia.
Betul! sudah saatnya kita “mengenyahkan” demonstrasi dari masyarakat islam. Saya prihatin demonstrasi sekarang semakin ANARKIS dan malahan merugikan masyarakat banyak, apalagi dilakukan oleh mahasiswa yang katanya “kaum intelek” itu.
demokrasi merupakan propaganda kaum kafir untuk memecah-belah umat islam , salah satu produknya adalah DEMONSTRASI, waspadalah!!!!!!
Sebenarnya sistem politik demokrasi adalah syirik akbar karena dalam sistem ini tidak mengenal apakah itu halal atau haram,yg ada legal atau tidak secara hukum tanpa mengenal apakah masalah tsb halal atau tidak, lain dgn Islam yg dimusyawarahkan sesuatu yang belum jelas dari nash. Dan untuk mas Rahman , mereka yg mengatakan bahwa sistem ini haram memang ada dalilnya . Untuk mengambil istimbath ,tentu melihat realita yg ada kemudian dicocokkan dgn nash-nash yang mulia,seperti menghukumi sistem MLM para ulama melihat realita yg ada kemudian dicocokkan dgn nash-nash yg mulia. Semoga Allah memberi ilmu dan hidayah
ana pikir demostrasi masih diperbolehkan karena darurat selama tidak terjadi fitnah, ikhtilat dsb. Memang yang lebih baik tentu mengirim surat/ nasihat tersembunyi. Namun apakah kalian yang menentangkan demonstrasi sudah melakukannya? jika belum, tolong lakukan akhi. Supaya Indonesia ini lebih baik. InsyaAllah.
jadi jangan hanya mengkritik sebagai bid’ah, tasyabbuh, dsg, tapi solusi konkret.. wallahu’alam
jazakumullah khoir.
aji Rawamangun
afwan jika kata-kata ana kurang baik.
ana yakin islam itu sistem yg lengkap.
ayo kita kirim surat ke presiden:
kita tulis “Bubarkan Ahmadiyah”
mudah-mudahan “sempet” dibaca…
ayo para ulama, pikirkan umat ini. para fuqoha, pikirkan…
demokrasi adalah system yang sangat berbahaya bagi kaum Muslimin.hendaknya kaum muslimin memahami sistem kurafat ini.sewajarnya juga bagi kita faham betul akan konsep Islam kaffah.karena system Islam yg paling sempurna dan paripurna untuk mengalahkan system2 diluar Islam.Termasuk Demokrasi,Kapitalis,Sekuler,Monarki dll.
tentunya semua memahami dengan Ilmu yg Haq.!!!!
kalau begitu alim dan ulama yang harus selalu aktif mengingatkan penguasa, kalau umat secara kapabalitas tidak efektif dan menimbulkan fitnah. Kalau tidak, umat terlalu berat bila akan melaksanakan ajaran islam dengan baik di negeri yang penuh kezaliman, kadang di hal2 tertentu lebih zalim di banding di negeri kafir. Dan dengan demokrasi di negeri ini, jabatan publik sudah menjadi usaha bisinis
Ana mau bertanya !! Afwan ana masih awam…….dalam memahami pemaham islam
Kalau demonstrasi itu bid’ah !! Terus, bagaimana cara qt dalam menyikapi sesuatu yang bertentangan dengan syariat islam, contoh : Maraknya pornografi, Aliran Ahmadiyah, dll
atau qt hanya bisa menunggu saja………
Sedangkan orang kafir terus menebarkan kesesatan,….
Demonstrasi itu dengan tujuan bahwa agar orang tahu bahwa Ahmadiyah itu sesat, bahwa ponografi itu salah dll……
kita hidup dimasyarakat indonesia…….yang penuh keragaman !!! kalu hanya tinggal diam, maka akan semakin banyak kedzoliman yang tumbuh
Sebaiknya dibedakan dulu demokrasi dan demonstrasi , karena sangat berbeda.
Saya sangat setuju bahwa demokrasi adalah produk dari kaum non muslim , yang saat ini digunakan oleh kaum kuffar untuk menaklukan negeri negeri muslim.
Mereka memaksakan agar metode ini dianut oleh negara negara muslim dengan janji kemakmuran, HAM dan lainya .
Dan yang sangat menyedihkan pemimpim -pemimpin kita termasuk yang masuk dalam perangkap ini.
Lihat hasilnya …., kita tidak bisa berkomentar .
Orang bodoh juga tahu, singapura , cina, rusia bisa maju dengan tidak mengadopsi demokrasi.
Padahal islam sudah mempunyai suatu konsep yang lebih baik dan sejarah telah membuktikannya.
Sedangkan demonstrasi adalah suatu cara untuk melakukan penyampaian pendapat .
Dalam melakukan demonstrasi dapat dilakukan secara santun dan dapat dilakukan secara anarkhis, tergantung siapa yang melakukan.
Dilapangan , demonstrasi yang dilakukan oleh teman teman “salaf haraqah” umumnya dilakukan secara santun , dan tidak terlihat adanya pelecehan terhadap penguasa , dan memang peran dari kaum wanita yang kadang kadang diikuti oleh anak mereka cukup menonjol,
Dan kalau melihat statemen diatas :
” Hampir di setiap gerakan massa diwarnai dengan hadirnya kaum wanita di jalan-jalan. Hal ini jelas bertentangan dengan syariat islam, karena Allah melarang wanita untuk keluar dari rumahnya kecuali dengan alasan yang syar’i. Selain itu, hal ini akan menimbulkan ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita yang bukan mahramnya secara terang-terangan! ”
Hal ini terlalu dipaksakan , kita juga tahu mereka berkumpul bukan untuk bermaksiat terhadap Allah.
Bukakankah keluar rumah untuk kepasar, mengajar, bekerja , belajar dibolehkan dalam islam asal tidak untuk bermaksiat dan tidak menyalahi syarii ?..
Dan sangat berbeda dengan demonstrasi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat, termasuk mahasiswa , yang dalam kenyataannya kadang kadang menimbulkan anarkhis.
Jadi jangan karena nafsu , kita mencoba menghakimi saudara kita seolah olah tidak syarii, tidak islami dan lainnya.
Jauhkan perbedaan , satukan tujuan , jangan berpecah belah , kita menghada[i musuh yang sama…..
guwa belum pernah tu denger ada yg demo “hayooo ratakan kuburan yg ditinggikan, perangi budaya kesyirikan, perdukunan…” ato yg ini ni..”hayooo bubarkan ikhtilat..” weleh, kalo ikhtilat bubar, gmn demonya ni… kan yg laki2 ga bisa gmn gitu didpn wanita…
maaph ya…
guwa cuma ga suka aja sama demo yg kebanyakan anarkis, apatis, hepatitis, & diakhiri dng nangisuitis para wanita aktivis akibat pria aktivis yg sok berpuitis & dilematis tragedis…ga usah dikomentari ya…
maklum kebawa esmosi ngeliat org yg sok melakukan perubahan buat bangsa…ubah dulu diri kita jd org yg baik & sholeh,,,biar ni bangsa bisa sholeh….
buat temen2ku..boleh ga sih manggil tmn dng sob ato coy ato apalah…blm bisa neh manggil akh2 k’temen2ku….tolong dalilnya ya akh…hehe…
komennya saya suka
selama demokrasi diusung maka selamanya juga demonstrasi akan ada. Karena demonstrasi adalah buah dari demokrasi. So…meninggalkan demonstrasi hanya mungkin kalo kita meninggalkan demokrasi. Kita kembali ke pada bagaimana rasulullah menuntunkan hidup bernegara ini
Sebai-baik kalimat adalah firman Alloh dalam Al Qur’an dan sebaik-baik petunjuk adalah sunnah Rasululloh atau Al Hadits. Jadi kalau dalam prinsip demokrasi ada yang sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits mengapa ditolak. Contohnya prinsip kebebasan mengemukakan pendapat dalam musyawarah untuk mufakat bukankah itu sunnah Rasululloh ketika meminta pendapat kepada sahabat dalam perang uhud dan perang khandaq. Dan Rasululloh mengambil pendapat terbanyak meskipun Rasululloh punya pendapat berbeda.
Demikian pula dalam demonstrasi yang intinya adalah mengingatkan pemimpin agar beriman dan bertaqwa, tidak bersikap zalim atau agar bersikap adil. Bukankah itu juga dilakukan Nabi Musa dan Nabi Harun terhadap Fir’aun. Demikian pula dilakukan Nabi Muhammad beserta sahabatnya di pasar dan di jalanan kota Mekkah untuk mengingatkan kaum Quraisy khususnya para pemimpinnya.
Cuman memang demonstrasi dengan kalimat yang menghina pemimpin, memfitnah dan membuat terganggunya kepentingan umum memang jauh dari Al Qur’an dan Al Hadits. Demikian Wallohu’alam.
tundukkanlah akal kita dibawah nash-nash yg shohih.
karena selamanya tak akan pernah nash yg shohih bertentangan dengan akal yg sehat.
jikalau ada yg bertentangan, mungkin akal kita yg rusak.
wallohu’alam
kalo demokrasi dari barat itu salah, trus pergantian pemimpin berdasarkan keturunan seperti arab apa benar??????????? padahal nabi tidak pernah mengajarkan semua itu
Mas Waton, standar kebenaran dalam Islam itu adalah Al-Quran dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Jadi bukan merujuk atau semata-mata berkiblat pada siapapun atau negara apapun…
@kudama:
Antum telah memahami bahwa demokrasi bukan dari Islam, dan demonstrasi yang menyerupai kaum kuffar kepada ulil amri itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Namun antum malah menyangsikan tentang fitnah wanita yang terjadi akibat demonstrasi tersebut?
Pahamkanlah bahwa mengenai keluarnya wanita-wanita di jalan-jalan untuk berdemonstrasi, jelas itu merupakan perbuatan yang melanggar syari’at. Tujuannya saja sudah salah, yakni untuk mendemo ulil amri, apalagi sangat besar kemungkinan untuk berikhtilat, campur baur dengan laki-laki, bahkan berdesak-desakan (baik dengan sesama demonstran maupun dengan aparat), bertabarruj (berdandan ), berteriak-teriak, dan perbuatan2 yang menimbulkan fitnah lainnya lainnya.
Semoga Allah Tabarok Wa Ta’ala senantiasa memberikan petunjuk kepada kita.
demokrasi tidak sama dengan Musyawarah
tujuan baik belum tentu menjadikan cara yg dtmpuh dihukumi baik juga
tujuan tidaklah menghalalkan segala cara
kalo saya tidak salah,sprtinya ada kaidah: meninggalkan larangan lebih diddahulukan drpd mengambil manfaat
wallahu a’lam
Demokrasi itu kebenaran terletak di suara terbanyak, biarpun suara terbanyaknya jelek ataupun jahat, kalau islam kebenaran terletak di Alqur’an dan hadist shahih dengan pemahaman Sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, dan yang mengikuti mereka, jelas lain dan jauh …
Demonstrasi adalah buahnya demokrasi, jd jg sama aja, bagi yg berpendapat bolehnya demonstrasi tolong tunjukkan satu contoh dari para salaf yg melakukannya …
allhumma aslih ahwalal muslimin fie indonesia, allahummahdi syabaabahu, Allahumma tsabbithum ‘ala kitabika wasunnati nabiyyika sollallohu ‘alaihi wasallam.
Kalaulah demonstrasi dilarang dalam Islam , lalu bagaimanakah caranya kita sebagai kaum muslimin dalam menasehati penguasa?
Karena selama ini dialog empat mata saja rasanya tidak mungkin terjadi mengingat adanya protokoler penjagaan phak keamanan yang sangat ketat oleh negara , sedangkan nasehat melalui surat sudah pernah disampaikan dan tidak ada tanggapan sama sekali dari “ulil amri” yang dianggap sebagai pemerintahan yang sah oleh sebagian kaum muslimin. Sedangkan sang penguasa itu dipilih tidak berdasarkan sistem Islam. Seperti telah mafhum bahwa pemilu sendiri bukti dari praktek demokrasi, wal hasil bagaimanakah seharusnya sistem pemerintahan Islam yang dianut oleh para sahabat , sehingga solusi terbaik dapat ditemukan?
Mohon janganlah hanya saling menyalahkan tanpa memberikan saran yang mampu memecahkan persoalan .
Artikelnya sangat2 amanah, bagaimana kalo di sebar luaskan
melalui para ustadz2 yg sering berceramah…?
baek d tv,radio maupun di berbagai media laennya.
debat kayak gini ga ada abisnya..
yg satu dukung demo, yg bikin web bid’ah-in demo..
kl ssma umat islam aja hobi debat,mana bisa maju..
musuh kita kan orang kafir,munafik yg jelas2 bukan muslim..
daripada debat kusir, mendingan dagang gan!..
@ Edho
Justru mas Edho, orang yang merusak Islam dari dalam itu lebih parah. Musuh dari dalam itu lebih berbahaya daripada dari luar. Kalau dari luar itu sudah jelas, sedangkan dari dalam kita sendiri tidak tahu.
Terimalah nasehat karena agama adalah nasehat. Hanya Allah yang memberi taufik.
Demo-demo katanya mau menegakkan khilafah tapi ikhtilath laki perempuan. . katanya mau menegakkan syariat. . perempuan-perempuannya keluar tanpa mahrom . . . katanya mau menegakkan syariat . . tapi saat ditanya Alloh di mana saja mereka nggak tahu. .
Demonstrasi . . inikah bentuk penegakkan syariat Islam???? . . ingatlah yg pertama demo dlm Islam adalah Khowarij ketika mencela pembagian Ghonimah oleh Nabi dg berkata : Wahai Muhammad berlaku adillah. . juga mencela Utsman, Ali, . .
Sungguh fatamorgana
klo semua rakyat indonesia beraqidah sama dlu!! karena semuanya juga tergantung rakyatnya juga!!
maju terus dakwah salaf satukan aqidah yang haq!!
Terima kasih tuk masukan2 tentang aqidah islam ,I’ll be waiting 4 u , moslem should unite and create peace in the world.
Afwn pun sy tdk mendukung aktifitas demo yg marak terjadi blkangan ini yg berujung anarkis vandalis dan menghujat. Namun dalam sirah, kita akan mendapati kisah nabi salallahu’alaihi wa salam pernah berdemo yg ditujukan kpd orang kafir (yg jelas zalim) saat thawaf qudum setelah peristiwa hudaibiyah untuk memperlihatkan kebenaran islam dan kekuatan para pendukungnya. Nabi salallahu’alaihi wasalam dan para shahabat juga pernah melakukan demonstrasi sambil meneriakkan dan menyerukan tauhid dan kerasulan Muhammad salallahu’alihi wasalam. di jalan-jalan sambil menelusuri jalan Makkah dengan tetap melakukan tabligh dakwah. Wallahu’alam bishawab
#iva
Silakan simak:
http://basweidan.wordpress.com/2011/03/12/syubhat-syubhat-seputar-demonstrasi/
Admin, kenapa pertanyaan yang mempertanyakan solusi selain demontsrasi tidak pernah dijawab?? kenapa admin hanya menjawab pertanyaan2 tertentu saja? Solusinya mana admin???
Setiap yang haram punya alternatif sesuatu yang halal dengan jumlah yang lebih banyak kan??
Faktanya sekarang menggunakan tulisan tidak efektif, musyawarah tidak mungkin, surat masuk laci pemerintah, faktanya seperti itu, trus solusi halal lain yang seperti apa?
#kurniawannova
Kalau anda cermat dan mau legowo menerima dalil, solusinya sudah sangat jelas: menasehati pemerintah dengan baik. Kalau diterima, bagus. Kalau tidak diterima, ya sudah, bersabar saja. Demikian yang dipraktekan para sahabat dan para ulama rabbani sejak dahulu.
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang hendak menasihati pemerintah dengan suatu perkara maka janganlah ia tampakkan di khalayak ramai. Akan tetapi hendaklah ia mengambil tangan penguasa (raja) dengan empat mata. Jika ia menerima maka itu (yang diinginkan) dan kalau tidak, maka sungguh ia telah menyampaikan nasihat kepadanya. Dosa bagi dia dan pahala baginya (orang yang menasihati)”
untuk kurniawannova:
sesuatu yang dipaksakan keliru mbok ya ngga usah ngeyel gitu loh…sudah ada jelas alernatif solusinya masih juga dipertanyakan….apa antum ini ngga punya sama sekali rasa kesabaran ya….nampak sekali putus asanya (semoga Akh kurniawannova diberikan kesabaran)…
ana akhwat, aktivis demo, bagi ana demo adalah jihad, perjuangan menegakkan syariat, kebenaran, melawan kebathilan, sarana yang paling oke untuk amar am’ruf nahyi munkar pokoke hidup demo. meskipun gara-gara demo bolos kuliah, siap muka terpanggang matahari dan ummahatnya pun rela menggendong bayinya dengan berpeluh panas bahkan yang hamilpun bela-belain untuk demo.
bahkan ana hampir mati ditabrak mobil TNI saat demo waktu kuliah.
Tapi apa hasil dari demo:
banyak terjadi ikhtilat itu JELAS, bukan hanya ikhwan jadi korlap, akhwat juga. bukan hanya ikhwan yang teriak yel2 sambil nyanyi! akhwat juga! bukan hanya ikhwan melompat2 dan teriak2, akhwat juga! sehingga SUDAH LAZIM terjadi CBSA (cinta bersemi saat aksi), ini rahasia umum gan!
TERJADI BETUL2 TERJADI IKHWAN tidak ada pemisah lagi dengan akhwat, BERCAMPUR-BAUR DAN BERDESAK2KAN. APAKAH INI MASIH DIBELA SEBUAH HAL YANG DARURAT DAN JIHAD???
ANA juga belajar politik dari SMU, siapa bilang DEMOKRASI DARI ISLAM? Aristoteleslah orang pertama memperkenalkan demokrasi!
dalam demokrasi yang benar adalah suara terbanyak sekalipun salah. dan jelas orang bodoh lebih banyak dari orang pintar. orang berpendidikan lebih sedikit dari yang tidak sekolah. orang paham agama lebih sedikit dari yang awam. maka demokrasi memenangkan siapa? pengikut Allah atau pengikut syaithan???
sekarang kita lihat teman2 kita yang katanya berjuang menegakkan syariah melalui demokrasi? teman2 kita yang mana sudah banyak menjadi aleg, pemimpin daerah namun perbaikan apa yang sudah dibuat??? sungguuh yahng terjadi bukanlah kita memperbaiki sistem namun larut dalam sistem dan diatur oleh sistem. ketika ada idealisme semua itu buyar dan bubar karena sekali lagi berlutut di hadapan demokrasi, tak sanggup berkata dan berbuat apapun ketika suara terbanyaklah yang menjadi dasar mengambil kebijakan.
mari kita renungkan wahai saudaraku fillah…
bagi kita yang ngotot membela demokrasi, demo, partai dengan alasan jihad, maslahat dan sebagainya cobalah renungkan: MASLAHAT APA????
Ketika datang penjelasan yang hakiki yang bersumber dari Qur’an dan Sunnah yang shahih mengapa kita masih membela sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan kita padahal itu tidak berdasar sama sekali. mari kita lihat perjuangan Nabi2 terdahulu apakah mereka menjadi penguasa terlebih dahulu untuk mendakhwahkan ummat agar menyembah Allah ta’ala semata??? atau adakah di antara mereka ‘alaihimussalam mendirikan partai dan melakukan demo, memberontak pada penguasa?
Sungguh Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimassalampun diperintah Allah ta’ala untuk berdakwah dengan cara yang paling lembut terhadap fir’aun raja yang paling zhalim yang mengaku tuhan!!!
maka siapakah teladan kita??? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabikah atau aristoteles???
jika alasan kita adalah itu adalah zaman dulu, sekarang sudah beda, maka apakah kita tidak yakin bahwa Islam diturunkan untuk seluruh alam dan tidak ada Nabi lagi setelah beliau sehingga ajaran Beliau sudah sempurna dan lengkap, tidak perlu ditambah2 lagi.
marilah tinggalkan segala syubhat, ikuti jalan Rasulullah yang lurus dan terang benderang.
Mari bersatu di dalam Islam ikut apa kata Allah apa kata Rasul seperti para sahabat beramal, tinggalkan segala partai, golongan yang memecah belah kita. Allahu Akbar!
di tempat saya akan di bangun tmpat maksiat dekat masjid tp alhamdulliah tempat itu tidak jdi di bangun setelah ormas sekitar melakukan demo ke wali kota…
klo misalnya tidak di demo sudah dari dlu masjid sekitar di kelilingi tmpat mksiat
demonstrasi tidak secara mutlak di haramkan
trs saya ingin tanya klo ga demonstrasi lalu kita pake apa dalam menasehati negara??
surat ? apa yaklin d baca dan d pertimbangkan??
menasehati ulil amri dengan 4 mata? sangat mustahil
#abu alhasan
Tujuannya bagus, hasilnya qaddarallah baik, tapi proses atau caranya salah. Yang dituntut dari kita adalah bagaimana kita menjalani proses dengan benar tidak melanggar syariat. Niat / tujuan, harus dibarengi cara yang benar. Dan kaidah yang disebutkan para ulama wujuudul atsar laa yalzim shihhatal ‘amal, adanya hasil yang baik tidak menunjukkan benarnya suatu perbuatan.
Saya ingin bertanya admin, kaidah yang disebutkan para ulama “wujuudul atsar laa yalzim shihhatal ‘amal”. Bisa kah saya mendapatkan sumbernya? karena saya sudah mencoba mencari di beberapa situs, masih belum ketemu juga. Mohon infonya akhi, saya ingin belajar.Maaf jika menyela di komentar abu alhasan.
Terima kasih
kami mendengar kaidah ini dari Syaikh Abdurrazaq Al Abbad sewaktu datang ke Indonesia
Terima kasih ya akhi…
lha trs bagaimana??
diam saja? saya sih sangat sependapat dengan antum di atas
tp juga berat menyalahkan orang yg membolehkan demonstrasi…
karena alasan mereka ini smua cuma wasilah agar maksiat tidak merajalela
mungkin lbh tepatnya demo itu boleh tp memiliki banyak syarat yg harus dipenuhi
kalau boleh kasi saran….ketika seseorang mnjelaskan boleh atau tidak nya suatu hukum perbuatan,alangkah baiknya jika ketika menghukumi haramnya suatu perbuatan itu disertakan jalan keluar dan solusi,sehingga tidak bentrok antara kenyataan
syukron barokallahufikum
#abu alhasan
Solusinya sudah jelas, nasehatilah dengan cara sebagaimana anda ingin dinasehati. Dan itu caranya banyak, andai nasehat dengan cara-cara yang benar tidak diterima, maka kewajiban kita sudah terpenuhi, mungkin di waktu lain ada cara yang lain dan jangan menoleh pada cara-cara yang tidak benar.
Sama seperti seorang suami yang mencari nafkah untuk keluarganya dengan pekerjaan yang halal, ketika ternyata penghasilannya tidak cukup memenuhi kebutuhan, yang penting sudah berusaha dengan baik dan mungkin diwaktu mendatang ada rezeki atau pekerjaan lain, jangan menoleh para pekerjaan yang haram.
DEMONSTRASI itu tidak ada gunanya.
Pertanyaan bodohku “Kenapa ini baru dikatakan kurofat dan tetek bengeknya sekarang, dulu kemana aja”