Banyak kaum muslimin yang masih meremehkan masalah bid’ah. Hal itu bisa jadi karena minimnya pengetahuan mereka dalam memahami hadits tentang bid’ah dan dalil-dalil syar’i.
Padahal andaikan mereka mengetahui betapa banyak hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang membicarakan dan mencela bid’ah, mereka akan menyadari betapa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sangat sering membahasnya dan sangat mewanti-wanti umat beliau agar tidak terjerumus pada bid’ah.
Jadi, lisan yang mencela bid’ah dan mewanti-wanti umat dari bid’ah adalah lisan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri.
Berikut kumpulan hadits tentang bid’ah yang bisa kita pelajari agar terhindar dari bahaya bid’ah.
[lwptoc]
Hadits 1
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Hadits 2
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
Hadits 3
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
Dalam riwayat An Nasa’i,
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)
Hadits 4
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)
Hadits 5
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya” (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54)
Hadits 6
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “ (HR. Bukhari no. 6576, 7049).
Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى
“(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku”(HR. Bukhari no. 7050).
Al’Aini ketika menjelaskan hadits ini beliau berkata: “Hadits-hadits yang menjelaskan orang-orang yang demikian yaitu yang dikenal oleh Nabi sebagai umatnya namun ada penghalang antara mereka dan Nabi, dikarenakan yang mereka ada-adakan setelah Nabi wafat. Ini menunjukkan setiap orang mengada-adakan suatu perkara dalam agama yang tidak diridhai Allah itu tidak termasuk jama’ah kaum muslimin.
Seluruh ahlul bid’ah itu adalah orang-orang yang gemar mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada, juga orang-orang zhalim dan ahli maksiat, mereka bertentangan dengan al haq.
Orang-orang yang melakukan itu semua yaitu mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada apa yang tidak ada ajarannya dalam Islam termasuk dalam bahasan hadits ini” (Umdatul Qari, 6/10)
Hadits 7
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انَّهُ سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ” لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Sungguh diantara perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, yaitu akan ada orang (pemimpin) yang mematikan sunnah dan membuat bid’ah. Mereka juga mengakhirkan shalat dari waktu sebenarnya’. Ibnu Mas’ud lalu bertanya: ‘apa yang mesti kami perbuat jika kami menemui mereka?’. Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan pada orang yang bermaksiat pada Allah'”. Beliau mengatakannya 3 kali. (HR. Ahmad no.3659, Ibnu Majah no.2860. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2864)
Hadits 8
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا
“Barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunnah yang aku ajarkan, maka ia akan mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)
Hadits 9
Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata:
يا رسولَ اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ )
“Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu Allah mendatangkan kami kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah setelah semua ini akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kebaikan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Aku bertanya: ‘Apa itu?’. Nabi bersabda: ‘akan datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang pada sunnahku. Akan hidup diantara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan namun berjasad manusia’. Aku bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat wahai Rasulullah jika mendapati mereka?’. Nabi bersabda: ‘Tetaplah mendengar dan taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu, tetaplah mendengar dan taat’” (HR. Muslim no.1847)
Tidak berpegang pada sunnah Nabi dalam beragama artinya ia berpegang pada sunnah-sunnah yang berasal dari selain Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan kebid’ahan.
Hadits 10
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَوَّلُ مَنْ يُغَيِّرُ سُنَّتِي رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ
“Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749)
Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah kebid’ahan.
Hadits 11
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
“Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. ٍSetelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya” (tanpa tidur). Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka”. Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku” (HR. Bukhari no.5063)
Dalam hadits di atas, ketiga orang tersebut berniat melakukan kebid’ahan, karena ketiganya tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Yaitu puasa setahun penuh, shalat semalam suntuk setiap hari, kedua hal ini adalah bentuk ibadah yang bid’ah. Dan berkeyakinan bahwa dengan tidak menikah selamanya itu bisa mendatangkan pahala dan keutamaan adalah keyakinan yang bid’ah. Oleh karena itu Nabi bersabda “Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku“.
Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah.
Wallahu’alam.
Baca juga: Dzikir Setelah Sholat
—
Penulis: Yulian Purnama
Artikel: Muslim.or.id
Subhanallah, sungguh jelas dan lengkap penjabaran masalah Bid’ah lengkap dengan hadits-hadits nya. Tapi akan lebih bermanfaat lagi bila dijelaskan pula contoh-contoh perbuatan, sikap atau perkataan yang termasuk dalam masing-masing bid’ah tersebut.Syukron.
sungguh bid’ah itu sesat dan tidak baik, untuk itu marilah kita meningkatkan iman, simak hadits tentang iman berikut http://shahih-hadits.blogspot.com dengan label iman.
Ya kullu bid’atin dholalah
assalamualaikum Ustad ana izin copy dan share artikelnya
“Kullu Bid’atin Dolalah, Wakulla Dholalatin finnar”
Kullu bima’nah Ba’dhoh. (Bayanuhu fi kitabi Aidhohul mubham a’lal ilmil mantiq)
Jadi seharusnya terjemah hadits tersebut : “Sebagian dari bid’ah itu sesat dan sebagian dari kesesatan itu tempatnya di neraka”
jadi ada bid’ah yang tidak sesat……….
hampir2 banyak orang awam yang terpedaya dengan hadts diatas…
#Yanuar
Jika demikian
“Kullu Bid’atin Dolalah, Wakulla Dholalatin finnar”
artinya
sebagian bid’ah itu sesat dan sebagian kesesatan itu di neraka (dan sebagian kesesatan ada di surga)
Kullu itu artinya = tiap2 om , jadi tiap tiap yang namanya bid’ah itu adalah kesesatan, bukan sebagian :)
Kata siapa bang
Benar tuh Mas Yulian… Kalo pengertian “kullu” berarti sebagian, wah REPOT mas
Jadi sy nggaak ikut pengertian yg itu (sebagian). Sederhana ajalah, jangan di pelintir.Karena dalam sabda yang lain Rosul juga menyebut : “Kullu”kum ra-in.Apakah bisa kita artikan : sebagian kalian adalah pemimpin ?????Tentu tidaklah. Jadi jangan repot-repot “kullu” artinya semua/seluruhnya.Ok???Maka seluruh yg bid’ah adalah SE$SAT,SAT,SAT,SAT.
Wallhu A’lam.
Ok lakukan sunnah dan sebaik”nya sunnah adalah sunnah rosul bahkan beliau sholat tahajud pun sampai kakinya bengkak dan beliau rutin bersedekah membagikan gandum setiap menjelang pagi sampai pundak beliau pun bengkak dan beliau selalu berdakwa kepada manusia biar mau menyembah ALLAH sampai akhir hayatnya
Udah gak usah ribut kullu artinya semua titik
# yanuar
coba liat ali imran:185 “kullu nafsin zaikatul maut …”, apa bisa diartikan : sebagian yang bernyawa akan merasakan maut/mati. Jadi ane sependapat sama mas Darwis and Yulian.
Wallhu A’lam
Assalamualaikum Ustad ana izin copy dan share artikelnya
Assalamu alaikum, mau nanya..nih..
Orang Indonesia ini kadang ada yang aneh juga yah, banyak mengerjakan bidah hasanah ya.. bisa dong di panggil ahli bidah. tapi kok mereka malah marah yah ? harusnya kan malah bangga, karena meyakini bid’ah yang mereka kerjakan itu adalah kebaikan. berarti ya ahli kebaikan gitu, tapi maunya dipanggil ahli sunnah, padahal kan secara tidak sadar sunnah yang harusnya dikerjakan itu mereka gantikan dengan bidah hasanah. berarti sunnah terlupakan dan tidak dikerjakan oleh mereka. jadi bukan ahli sunnah dong, ahli itu kan yang sering mengerjakan/pakar, seperti ahli komputer, ahli matematika dll, haduhh pusing yah..
Setau saya hadist tentang bidah adalah sesat itu langsung sabda dari Rasulullah SAW, bukan sahabat atau ulama,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
jadi menurut saya yang harus diikuti adalah Rasulullah SAW karena beliau maksum (terpelihara dari kesalahan). ya saya sih tidak mau menyelisihi Rasulullah SAW, karena takut pertanggungjawabannya nanti di akhirat. Maaf ya mas kalo ada salah2 kata, maklum lagi belajar, semoga kita semua mendapat hidayah dari Alloh subhanahu wata’ala. amin.
Mantab …. sependapat….
Wah masya Allah jika benar demikian Rasul setiap khutbah mengucapkan hadist tersebut seharusnya para khatib mengucapkan hadist tersebut juga ya betapa indahnya. Saya hanya mendengar ucapan khatib yang seperti itu hanya yang salaf saja, sangat disayangkan.
Saya juga sependapat, sekiranya kita bingung dengan pendapat ulama, maka dikembalikan ke Al Qur’an dan As Sunnah yang dalilnya jelas.
Perlu diperjelas jg ruan lingkup dari definisi bid’ah itu, yaitu apakah hanya dlm perkara ibadah mahdhah sj (ibadah yg langsung berhubungan dg Allah Swt, sprt shalat, dzikir, doa, shaum, zakat, haji) atau kah dlm semua perkara aktivitas manusia (ibadah ghairu mahdhah, semisal muamalah (jual beli, ekonomi, syirkah, dll semisal))?
Ustadz, koment saya tentang bid’ah begini :
menurutku Islam itu alurnya sangat jelas. (hehe soalnya saya programmer jadi kalo bikin sistem harus tau alur sistem yang baik dan jelas)
Alloh menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi, diberi petunjuk untuk menjalankannya dan dikumpulkan menjadi Alquran, dan mengutus Nabi dan Rasul untuk memberi contoh dalam menjalankan petunjuk2 tsb (sunnah) dan dikumpulkan dalam hadist2. Semua itu bernama Islam. Masih diperkuat lagi dengan referensi 3 generasi terbaik (perlu rujukan/ket) untuk diikuti (ahlussunah wal jamaah).
Alquran tidak bisa dipalsukan tetapi hadist bisa.
Islam adalah agama yang lurus. tetapi Rasulullah adalah manusia yang masa hidupnya sama seperti manusia biasa. Sedangkan Islam akan ada hingga akhir jaman. Artinya sistem dalam perjalanannya bisa terdistorsi (ditambahkan, dikurangi, di modif) (bisa karena musuh2 islam, kepentingan pribadi, golongan dll).
Maka, untuk menjaganya, islam harus diberi batas2.
-Alloh memberi batasan bahwa Islam telah sempurna. (perlu rujukan/ket)
-Rasulullah SAW memberi batas setiap bid’ah adalah sesat. (perlu rujukan/ket)
-(mungkin banyak batasan lain…)
Dari dua batasan diatas saja kita sudah bisa melihat bahwa :
-Alloh tidak setengah2 dalam menciptakan sesuatu, selalu sempurna.
-Rasulullah itu adalah pemimpin yang sangat hebat, bisa melihat kedepan (sampai hari kiamat) dalam menjaga islam. sabda beliau itu sangat tegas dan jelas, karena beliau tau implikasinya jika terjadi. jadi kalau masih menyelisihi beliau, gimana dong?, apa sabdanya yang tidak jelas ? tidak kan. karena Rasulullah SAW maksum.
-Jika semua itu dijalankan sesuai petunjuk, semua akan aman.
-Menjadi debatable karena ada distorsi (tambahan/pengurangan/modif) dari yang ditetapkan Alloh dan Rasul-Nya. (coba kalau mengikuti pentunjuk, ngk perlu ada perang pemahaman).
-sunnah bisa menjadi pemersatu ummat ini. tapi bid’ah bisa juga menjadi sebab perpecahan dan percerai-beraian umat Islam. karena yang namanya Islam adalah yang mengikuti Rasulullah SAW.
-sunnah itu ada contohnya dari kita mulai bangun tidur, sampai mau tidur lagi, cara tidurpun ada sunnahnya, ke kamar kecil pun ada sunnahnya, kayaknya segala aspek kehidupan udah ada contoh/sunnahnya deh, harusnya sudah tidak ada ruang buat bid’ah, tapi kenapa ya ada bid’ah ? (perlu rujukan/ket)
kalaupun ada bid’ah ya lebih baik mengerjakan sunnah. ada kepentingannya kali ya ..?
-bid’ah jika dikerjakan terus menerus implikasinya kan bisa meredupkan sunnah, bahkan bisa melupakan, atau mematikan sunnah. (makanya Rasulullah tegas bersabda setiap bidah adalah sesat).
Matinya sunnah artinya matinya contoh yang baik untuk mengerjakan petunjuk dari Alloh. (liat lagi koment pertama diatas). mau ikut andil mematikan sunnah ?
-(mohon tambahin sendiri..hehe)
mungkin masih banyak lagi yang ingin ditulis, maafkan jika ada salah2 kata, maklum masih belajar.
Mudah2an kita selalu diberikan hidayah dan selalu terjaga dalam menjalankan islam yang lurus.
Wallohualam bisawab.
mantap om, ijin share
Memang mantap om penjelasannya..sesuai pd pandangan saya..setuju sangat informasi sprti apa yg om titipkan diruangan komentar ini..makasih om..
Assalamu’alaikum, Langsung saja ya ? saya sependapat, sesuai hadits rasulullah saw ” setiap bid’ah adalah sesat ” pengertiannya hanyalah ada satu bentuk bid’ah, yaitu bid’ah dhalalah (bid’ah sesat), tidak ada bid’ah hasanah (bid’ah hasanah). Ruang lingkup bid’ah itu adalah yang berhubungan akidah dan ibadah mahdhoh (ibadah dalam rukun Islam, seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, shalat, zakat, puasa ramadhan dan haji bagi yang mampu). Segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan ibadah mahdhoh, seperti membangun masjid dengan sarana dan fasilitas modern itu adalah KEMASLAHATAN bukanlah kategori bid’ah hasanah.
Wallaahualam bisawab
Coba baca argumen ini smpai tuntas ok bro !!!
http://rumaysho.com/belajar-islam/jalan-kebenaran/3787-umar-dan-imam-syafii-berbicara-tentang-bidah-hasanah.html
wassalam.. :)
Al-Imam Ahmad bin Hambal pernah mengatakan kepada ahli bid’ah:
“Katakan kepada ahli bid’ah: ‘Keputusan antara kami dan kamu (ahli bid’ah) adalah yaumul janaiz (hari kematian)!
Izin copy paste untuk di share…
IZIN COPAS USTAD, DAN MOHON INFO APAKAH BOLEH SAYA PERBANYAK DENGAN FOTO COPY UNTUK DI BAGI-BAGI SECARA GRATIS KARENA MASIH BANYAKNYA UMAT ISLAM YANG MELAKUKAN BID’AH, MOHON JAWABAN USTAD
bagai mana kalao kita baca quran ,walaopun dosamu sepenuh gunung ALLAH ampuni kecuali sirik ,
kalao bitah dolalah masuk neraka apa gah berlawanan dengan firman ALLAH YANG MAHA PENCIPTA
Nabi juga dalam haditsnya mengancam orang yang berdusta masuk neraka. Bukan berarti artinya kalau berdusta nanti pasti masuk neraka. Kalau ia taubat maka bisa jadi Allah ampuni.
Demikian juga dosa bid’ah, kalau bertaubat dari bid’ah tentu Allah ampuni.
Assalamualaikum anti.Pelaku bidah pasti masuk neraka,dari mana taunya, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam yang mengatakannya.dan pelaku bidah mereka menganggap baik bidah yg mereka buat, sehingga mereka tidak pernah meminta ampunan atas bidah yg mereka buat.
Jadi gimanaau di ampuni,klu pelakunya tidak pernah meminta ampunan Allah atas bidah yg dia buat….
afwan, apa batasan2 bid’ah.
karena yang disampaikan tadi sangat umum dan kurang didefinisikan.
Silakan baca batasan2 bid’ah di sini: http://rumaysho.com/jalan-kebenaran/3-syarat-disebut-bidah-2438
Wa’alaikumussalam. Baca di sini untuk doa shalat dhuha: http://rumaysho.com/shalat/adakah-doa-khusus-ketika-shalat-dhuha-1011
MASYA ALLAH, SUNGGUH BERMANFAAT WEB INI. Menurut saya web2 halaman seperti ini terutama tentang bid’ah harus banyak lebih dipublikasikan kepada rakyat karena rakyat2 indonesia banyak suka berbuat bid’ah di Islam. Astaghfirullah
Sangat bermanfaat buat saya yg masih belajar,jadi nabi muhammad gak pernah bagi² bid’ah ya,trus siapa yg bagi² bid’ah ya?
orang yang awam atau yang tahu namun memiliki tujuan buruk
Diantara dalil yang dipegang oleh pendukung bid’ah hasanah adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Jarir bin Abdillah al-Bajali radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda:
مَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ
“Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim no 1016)
Silakan simak:
https://muslim.or.id/19809-fatwa-ulama-makna-hadits-man-sanna-sunnah-hasanah.html
Izin share Min
izin share akh
mohon izin download atau kopas, yaa admin.terimakasih.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Izin copas
Izin save dan share
Jazakallah khairan
Masyaallah,syukron kasiron atas penjelasan hadis ini,semoga bermanfaat bagi yang membaca,menghafal dan yang mengamalkan.AMIN YA P
AMIN ROBBAL A’LAMIN
Izin share
Izin copas
Jazakallahu khairan
maaf salah nya kita suka mencela cela dari satu ke yang laen..apalagi tentang masalah ini…siapa yang tau hati manusia…siapa yang menentukan anda masuk neraka/surga..?
Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yg nomer 11, itu dr Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata: ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan seterusnya.. kenapa kok di tulis atasnya rasulullah bersabda?
rasulullah bersabda tapi bagian yg bawah. Maka di perbaiki lagi tulisannya.
Assalamu’alaikum
Afwan, bukankah hadits no.8 itu derajatnya dhaif?
Kenapa ada dalam kurung pada terjemahan hadits hadits tsb?
Apakah yang dalam kurung itu dari Nabi?
Itu untuk memudahkan untuk memahami makna hadits, dan secara makna diambil dari hadits-hadits yang lain.
Saran untuk MUSLIM.OR.ID.
Tolong di buka forum untuk tanya jawab, dlm masalah ibadah, agar umat bisa bertanya, masalah2 yg di temukan dlm ibadah,muamalah se hari2, terima kasih.
Sangat betul……Indonesia sepertinya gudangnya pelaku2 bidah (mereka bilang bidah hasanah),lihatlah akibatnya terhadap kehidupan sehari2 kaum muslimin di negeri ini dari mulai bejatnya moral….perzinahan,moralitas generasi muda…,korupsi….suap menyuap perilaku manusia2 yang semakin hari semakin jauh dari islami,belum bencana tak henti2nya akibat apakah itu semua..???padahal negeri ini terkenal dengan penduduk yg beraga islam terbanyak,apakah mungkin diakibatkan oleh banyaknya kaum muslimin yg melakukan bidah…..???atau……..saya tidak tau…..
Siapakah yg pertama kali menambah kan yg ada di dalam kurung itu.coba hadis tentang bidah di kaji lagi.,bukankah di situ ada kalimat Kullu(itukan kalimat jamak).
Lali sekarang banyak para habib di bidah bidahkan dalam berdakwah,sedangkan mereka adalah keturunan langsung dari rosulullah,bukan kah keturunan rosulullah di jaga atas kebhatilan.bukankah bila kita menyakiti cucunya rosulullah maka kita akan menyakiti rosulullah.mohon jawaban nya
hadis nomor 2697 yg dinukil bukan masalah bid’ah tp peristiwa datsur, hadis 867 tetang mendahulukan makan dari pada sholat Maghrib berjamaah
Rata klu di cek bnyk yg asal kutip, minta pencerahan nya
Masalah penomoran hadits bisa simak ilmunya di sini:
https://muslim.or.id/66123-beberapa-fawaid-seputar-ilmu-hadits.html
Sudah jelas hadits – hadits yang menjelaskan tentang bid’ah. Bahwa apapun bentuknya sebuah Ibadah, kalau ibadah itu tanpa adanya contoh, uswah dari Rasulullah, maka ibadah tersebut termasuk dalam kategori Bid’ah. Ini juga dijelaskan dalam Kitabullah surat al-Kahfi ayat 103 – 104, yang artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “apakah perlu Kami beritahukan kapadamu tentang orang yang paling rugi perbuatan nya?” (103)
“Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.” (104)
Bagaimana bisa mereka yg melakukan ibadah tanpa adanya dasar Al-Qur’an dan Sunnah tidak mau dikatakan sebagai Ahli Bid’ah. Lalu apakah kita sudah merasa lebih pandai, lebih pintar daripada Rasulullah, sehingga berani melangkahi, menambah – nambahi bahkan mengada- ada dalam urusan agama apa yg belum pernah dikerjakan oleh Rasulullah dan tidak ada perintah dari Allah SWT dalam Kitab Nya. Maa syaa Allah. Semoga kita semua selalu mendapatkan HIDAYAH dari Allah SWT. Amien
Assalamualaikum…admin saya mau nanya apakah Hadits-Hadits ini ada asbabunujulnya?
Seperti Al-Qur’an..
Terimakasih.. Semoga Allah membalas kebaikan admin.
Ijin bertanya masih belajar,
Banyak pendakwa bilang jika bidah hasannah diharamkan, bagaimana hukum pembacaan Al-Quran disertai harokat karena dijaman nabi Al Quran tidak disertai harokat
Wah masya Allah jika benar demikian Rasul setiap khutbah mengucapkan hadist tersebut seharusnya para khatib mengucapkan hadist tersebut juga ya betapa indahnya. Saya hanya mendengar ucapan khatib yang seperti itu hanya yang salaf saja, sangat disayangkan.
Dasar agama adalah kitabullah hadis dan ijma ulama.. bertanyalah dgn ulama yg mngerti
Mau tanya ustad tinggian mana kedudukan hadis dengan Alquran? Bagaimana kata Alquran surat alhasyir ayat 7 ? Apa yg datang dari Rasulullah terima oleh kalian dan yg dilarang Rasulullah tinggalkan oleh kalian.jd dilarang oleh rasul itu TDK boleh.kok sekarang orang pegang atau berdebat hadis tentang bidah( ngak ada contoh dan ngak ada dilakukan/ ditinggalkan rasul) itu yg jadi pegangan .katanya kitabullah sebaik2 perkataan.
Apakah ada hadits yang menyatakan bahwa setiap kali menyebut Allah harus disertai dengan kata “Jalla Jalaaluhu”?
Sebagai orang awam yang sering saya dengar hanya “azza wa Jalla” atau “ta’ala”
Kalau memang ada alhamdulillah, tapi kalau tidak ada yg ekspisit berlafadz “Jalla jalahu” bukan kah membiasakannya juga termasuk bid’ah?
Aku sudah sesunah apa ya? Aku takut ngomong2 sunah tapi banyak yang wajib aku tinggalkan baik sengaja atau tidak. Jadi aku hanya bisa berusaha sekuat tenaga meningkatkan Taqwa kepada Allah SWT dan mentaati Rosululloh. Terakhir aku serahkan kepada Allah SWT untuk menilainya. Jika itu sudah aku lakukan mungkin aku akan mudah mengingatkan orang kepada jalan yang diridhoi Allah SWT dan rasul-Nya.
Kita wajib percaya dg hadits ttg bid’ah tsb dan jg sy mengajak semua Muslim spy percaya dg hadits tsb, tp pemahaman setiap muslim, setiap imam mazhab dan bahkan sahabat Rasulullah shollalahu alaihu wasallam ttg bid’ah tsb berbeda2, jd sy lebih mengambil jalan tengah utk mendamaikan 2 saudara yg berselisih dg dasar QS Al-Hujurat:10 “Sesungguhnya orang2 mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah kedua saudaramu.”
Utk saudaraku yg satu kita perlu berhati2 & selalu ingatkan kpd orang2 awam yg tidak paham ilmu, spy tidak terjerumus kedalam kesyirikan, karna banyak bidah yg mereka lakukan karna amalan islam bercampur dg ritual kekafiran yg banyak dipraktikan oleh Uskun alias dukun berkedok ustadz serta penyimpangan2 yg lainnya.
Utk saudaraku yg satu lagi mohon bertoleransi kpd saudara kita yg lain selama amalan2, zikir & ibadah2 mereka tidak mengarah kpd kesyirikan..
Marilah kita jangan saling munghujat dan bercerai berai..
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..” (QS Ali Imran 103).
Marilah kita perangi bersama2 kesyirikan yg merajalela..
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dg Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari Syirik itu. Bagi siapa yg mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS Annisa 116)
Wallahualam bishawab..
Trmksh telah menyampaikan kepada kami hadist2 Nabi sbg pencerahan utk kami, sangat bermanfaat untuk menghindari hal-hal yang berbau bid’ah. Wassalam
Hadits nomor 3 itu artinya kebanyakan. Coba cek. Kalau dalam riwayat lain ada.