Sebuah Tanggapan untuk Ulil Abshar Abdalla
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah seorang manusia yang telah dipilih oleh Allah untuk menyampaikan dan menjelaskan ayat-ayat-Nya serta menunjukkan kepada jalan yang lurus. Amma ba’du.
Para pembaca yang budiman, semoga Allah menjaga kita dari godaan syaitan dan kerancuan-kerancuan yang ditebarkan oleh antek-anteknya. Sifat rendah hati/tawadhu’ adalah salah satu ciri khas hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih. Sebagaimana yang dijelaskan oleh-Nya dalam ayat-Nya yang mulia,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan [25]: 63)
Di antara sapaan jahil yang baru-baru ini mengusik umat Islam Indonesia adalah tulisan ‘orang yang sedang bingung’ yang diberi judul dengan ‘Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam’. Dalam suasana ‘kebingungan’ yang masih menyelimuti pikirannya si penulis ingin mengajak umat Islam untuk bersikap arogan dan tinggi hati. Sayangnya dia menamai seruannya ini dengan ‘corak keberagamaan yang rendah hati’.
Aduhai, seandainya orang ini mau menyadari keruwetan akalnya! Orang yang lugu akan mengatakan kelakuannya ini dengan ungkapan, “Bungkusnya bagus, tapi isinya busuk.” Maka orang yang masih menyayangi kesehatan dirinya tentu tidak akan mau memakan isi bungkusan itu. Sebetulnya meladeni bualan semacam ini bukanlah sesuatu yang sukar. Kalau kita cermati ucapan-ucapannya maka akan tampak kontradiksi yang sangat jelas. Lihatlah betapa jujurnya orang ini ketika dia mengatakan bahwa dia ingin membuang ajaran agama Islam!
Saksikanlah pengakuannya atas kejahatan yang dilakukannya sendiri, “Saya hanya ingin menganjurkan suatu corak keberagamaan yang rendah hati, yang tidak arogan dengan mengemukakan kleim-kleim yang berlebihan tentang agama. Jika Islam menganjurkan etika “tawadhu'”, atau rendah hati, maka etika itu pertama-tama harus diterapkan pada Islam sendiri. Mengaku bahwa agama yang paling benar adalah Islam jelas menyalahi etika tawadhu’ itu.” (lihat artikel Ulil Abshar Abdalla di situs JIL, 7 Januari 2008)
Dia juga yang mengatakan, “Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga aura agama itu agar tampak “angker” dan menakutkan di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh Islam.” (lihat artikel Ulil Abshar Abdalla di situs JIL, 7 Januari 2008)
Pembaca sekalian, semoga Allah menambahkan hidayah-Nya kepada kita. Orang ini dengan beraninya dan tidak tahu malu telah menyingkap hakekat dirinya yang sombong dan arogan. Maka cukuplah kiranya bagi kita pengakuannya sendiri yang ingin ‘membuang ajaran agama’ dengan menamainya dengan istilah ‘corak keberagamaan yang rendah hati’. Sungguh pengakuan yang tulus dan sudah selayaknya mengetuk hati si pemilik ucapan untuk berintrospeksi dan kembali menata diri. Bukankah muhasabah atau introspeksi adalah salah satu esensi ajaran Islam yang sudah jelas dan tidak bisa ditawar-tawar lagi?!
Saudaraku sesama kaum muslimin, sesungguhnya sikap arogan atau sombong yang dalam bahasa Arabnya adalah kibr merupakan akhlak yang sangat-sangat tercela. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 131 Maktabah Syamilah)
Kiranya hadits ini sangat tepat dengan konteks permasalahan yang sedang kita bicarakan. Belum lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan sebuah ancaman yang sangat keras bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sekecil dzarrah (anak semut).” (HR. Muslim no. 131. Maktabah Syamilah)
Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan,
فَإِنَّ هَذَا الْحَدِيث وَرَدَ فِي سِيَاق النَّهْيِ عَنْ الْكِبْرِ الْمَعْرُوف وَهُوَ الِارْتِفَاع عَلَى النَّاس ، وَاحْتِقَارهمْ ، وَدَفْع الْحَقِّ
“Sesungguhnya hadits ini disebutkan dalam konteks larangan dari sikap menyombongkan diri yang sudah dimengerti (oleh orang-orang, pent) yaitu sikap merasa tinggi dan lebih hebat daripada manusia yang lain, melecehkan mereka, dan menolak kebenaran.” (Syarh Muslim, Tahrimul Kibr wa Bayanuhu. Maktabah Syamilah)
Apakah Membuang Ajaran Islam Adalah Kerendahan Hati?
Itulah pertanyaan yang ingin kita ajukan kepada si pemilik ucapan tersebut. Seorang muslim yang masih sehat akalnya tentu akan mengatakan bahwa tindakan mengobok-obok dan membuang isi ajaran Islam adalah sikap menolak kebenaran dan ekspresi dari perasaan lebih hebat dan sikap arogan yang sangat keterlaluan. Semua umat Islam sudah sepakat bahwa hanya Islam agama yang benar dan diridai oleh Allah. Adakah orang yang lebih sombong dan lebih keras kepala daripada orang yang sengaja menyelisihi kesepakatan umat Islam?
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 19)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa makna Islam di dalam ayat ini adalah mengikuti ajaran rasul Allah yang diutus kepada mereka di setiap masa sampai ditutupnya risalah dengan pengutusan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menutup semua jalan menuju Allah kecuali satu jalan yang dibentangkan oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu orang-orang sesudah diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menghadap Allah dalam keadaan menganut agama selain syari’at beliau maka tidak akan diterima (Tafsir al-Qur’an Al ‘Azhim, Maktabah Syamilah).
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima dan di akherat dia pasti termasuk orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 85)
Maka dimanakah letak ketawadhu’an orang yang mengatakan, “Mengaku bahwa agama yang paling benar adalah Islam jelas menyalahi etika tawadhu’ itu.” ?!!! Bahkan perkataannya ini adalah sikap arogan dan penentangan yang jelas terhadap kebenaran isi al-Qur’an. Dan itu artinya dia telah berani menyombongkan dirinya di hadapan Allah ta’ala yang menurunkan al-Qur’an! Inna lillahi wa inna ilahi raji’un… Tidakkah engkau menyadari musibah ini wahai Ulil?! Adakah manusia yang lebih tidak tahu diri dan lebih arogan daripada orang yang membusungkan dadanya dan merasa hebat di hadapan Rabb yang menciptakan dirinya serta seluruh jagad raya? Akal siapakah yang bisa menerima bualan seperti ini? Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang masih memiliki pikiran (ulil abshar)!!!
Bahkan akan kita katakan bahwa sesungguhnya apa yang dikemukakan orang tidak tahu malu ini sebagai hal-hal baru yang tidak pernah dikenal oleh umat Islam dan ditambah-tambahkan kepada esensi ajaran Islam yang justru akan mencoreng citra ajaran Islam yang rendah hati dan jauh dari sikap arogan. Bukankah kebenaran datang dari Allah? Allah ta’ala berfirman,
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Al Haq adalah dari Rabbmu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu.” (QS. Al Baqarah [2]: 147)
Dan Allah sendiri yang menyatakan bahwa hanya Islam yang benar. Apakah anda merasa lebih tahu daripada Allah wahai Ulil?
Ucapan Siapa yang Tidak Relevan?
Kalau kita cermati lagi, memang perbuatan orang ini sudah sangat keterlaluan. Menentang ayat-ayat Allah baginya adalah sesuatu yang ringan dan bahkan perlu untuk dikembangkan. Lihatlah perkataannya yang menunjukkan sikap arogan yang sangat tercela. Dia mengatakan, “Sudah jelas Kitab Suci terkait dengan konteks sejarah tertentu, dan banyak hal yang dikatakan Kitab Suci sudah tak relevan lagi karena konteks-nya berbeda.” (lihat artikel Ulil Abshar Abdalla di situs JIL, 7 Januari 2008).
Maha suci Allah dari bualan semacam ini!! Wahai Ulil, seandainya engkau mau diam dan berhenti menulis untuk sejenak memikirkan kematian yang pasti akan menghampirimu. Apakah perbedaan ucapanmu ini dengan ucapan orang-orang kafir, “Tidaklah (al-Qur’an) ini melainkan hanya sekedar dongeng orang-orang terdahulu.” (lihat QS. Al An’aam [6]: 25). Lihatlah betapa mirip ucapannya dengan ucapan orang-orang kafir! Ada hubungan apa antara anda dengan mereka wahai Ulil?
Kalau Ulil mengatakan bahwa doktrin yang menyatakan sumber hukum hanya terbatas pada al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas sudah tidak relevan, keyakinan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi akhir zaman juga tidak relevan, keyakinan bahwa Islam yang diajarkan Nabi Muhammad menghapus agama-agama yang lainnya juga tidak relevan, keyakinan bahwa orang yang tidak mengikuti jalan Islam adalah kafir juga tidak relevan, keyakinan bahwa hanya ada satu golongan umat Islam yang selamat (al firqah an najiyah) juga tidak relevan, keyakinan bahwa firman Allah tidak mungkin salah juga tidak relevan, keyakinan bahwa dalam perkara yang sudah terdapat dalil tegas dalam syari’at maka tidak boleh ada ijtihad adalah juga tidak relevan, keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak membuat syari’at juga tidak relevan, kebenaran al-Qur’an tidak terikat dengan ruang dan waktu (dalam artian al-Qur’an selalu benar kapan dan di manapun, pen) juga tidak relevan, keyakinan bahwa Islam bisa menjawab semua masalah juga tidak relevan bahkan dianggap sebagai bentuk arogansi [lihat semua bualan ini dalam artikel Ulil Abshar Abdalla di situs JIL, 7 Januari 2008], maka cukuplah kita katakan kepadanya bahwa: Semua yang anda lontarkan ini adalah arogansi dan kekufuran terhadap hakekat ajaran Islam!!! Islam sama sekali tidak turut campur tangan dengan apa yang anda lontarkan. Dan semua umat Islam sepakat untuk menyatakan bahwa dakwah yang anda serukan bukanlah dakwah Islam! Akan tetapi dakwahmu adalah propaganda sesat dan tidak beradab yang mengajak umat untuk bersikap arogan dan meninggalkan akhlak tawadhu’ yang sudah semestinya menghiasi perilaku seorang muslim yang taat.
Inilah ayat-ayat yang akan menghanguskan angan-angan anda untuk bisa menarik simpati kaum muslimin terhadap ajaran Liberal. Inilah petir yang akan membakar semua syubhat dan kedangkalan berpikir yang anda agung-agungkan. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (As Sunah) jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik untuk kalian dan lebih bagus hasilnya.” (QS. An Nisaa’ [4]: 59)
Allah ta’ala juga berfirman,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang lelaki di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi.” (QS. Al Ahzab [33]: 40)
Allah ta’ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atasmu. Dan Aku pun ridha Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maa’idah [5]: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Barang siapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti selain jalannya orang-orang mukmin, maka Kami akan membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatannya dan Kami pasti akan memasukkannya ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisaa’ [3]: 115)
Allah ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
“Dan siapakah yang lebih benar pembicaraannya daripada Allah?” (QS. An Nisaa’ [3]: 87)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا
“Dan siapakah yang lebih benar ucapannya daripada Allah?” (QS. An Nisaa’ [3]: 122)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah pantas bagi seorang yang beriman laki-laki atau perempuan untuk memiliki pilihan lain apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara. Dan barang siapa yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang sangat nyata.” (QS. Al Ahzab [33]: 36)
Allah ta’ala juga berfirman,
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari, dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al Maa-idah [4]: 50)
Allah ta’ala juga berfirman,
الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“Alif laam miim. Inilah Kitab yang tidak ada keraguan sedikitpun padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa…” (QS. Al Baqarah [2]: 1-2)
Allah ta’ala juga berfirman,
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
“Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu (selain Allah) yang membuat syari’at untuk mereka padahal itu tidak pernah diijinkan oleh Allah?” (QS. Asy Syuura [42]: 21)
Allah ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atasmu. Dan Aku pun ridha Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maa’idah [5]: 3)
Dan masih banyak ayat lain serta hadits-hadits shahih yang akan menghabisi dan membakar habis kedangkalan berpikir serta membongkar kerusakan akal para penganut ajaran Liberal!!!
PENUTUP
Setelah kita membaca ini semua wahai pembaca yang budiman, marilah kita tanyakan kepada hati nurani kita masing-masing siapakah yang mengajak untuk bersikap arogan dan menyombongkan diri?!! Apakah Allah, para rasul-Nya, para sahabat dan para ulama sesudah mereka yang mengajak umat Islam untuk bersikap arogan ataukah orang-orang Liberal yang berpikiran sempit dan telah rusak akalnya semacam ini?! Jawablah wahai orang-orang yang masih memiliki pikiran (Ulil Abshar)…! Kembalilah ke jalan kebenaran dan sikap rendah hati yang sejati wahai Ulil. Kasihanilah kedua orang tuamu, kasihanilah anak dan istrimu, kasihanilah dirimu sendiri… Sukakah engkau disejajarkan dengan barisan orang-orang yang arogan semacam Fir’aun, Qarun, dan Abu Jahal? Padahal karena sikap arogan seperti itulah Iblis dan bala tentaranya layak untuk diseret ke dalam jurang neraka dan tersiksa secara kekal di dalamnya. Renungkanlah! Semoga Allah memberikan taufik kepadamu.
Keterangan Tambahan
Meskipun demikian, kami kaum muslimin semua maklum. Bukanlah sebuah keanehan apabila lontaran jahil seperti itu muncul dari seorang penganut ajaran Liberal tulen semacam Ulil! Itu semua justru semakin menambah keyakinan kita akan kebenaran al-Qur’an sebagai firman Allah dan As Sunnah sebagai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan hal itu juga semakin memperjelas bagi kita siapakah jati diri Ulil yang sebenarnya. Inilah bukti lainnya yang menyingkap jati dirinya…
Pertama. Allah menyatakan dalam firman-Nya,
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“Barang siapa di antara kalian yang berloyalitas kepada mereka (orang-orang kafir), maka dia termasuk golongan mereka.” (QS. Al Maa’idah [5]: 51)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seseorang itu berada di atas agama kawan akrabnya.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Bukankah selama ini Ulil telah merelakan dirinya dengan sedemikian ‘enjoy’nya berada di tengah-tengah mereka (orang-orang kafir) baik secara fisik maupun pikirannya?! Dan bukankah dia telah menjadikan mereka (Yahudi, dkk) sebagai kawan dekatnya; baik dari segi fisik maupun pikirannya? Bahkan Ulil merasa risih apabila harus ikut bersama [dengan keyakinan] para ulama Islam dan justru merasa tenang bersama [dengan keyakinan] para ulama Yahudi Orientalis kafir tulen yang jelas-jelas anti terhadap al-Qur’an dan As Sunnah. [Maka hal ini semakin memperjelas bagi kita: Kepada siapakah sesungguhnya Ulil berpihak?!]
Kedua. Allah telah menyatakan dalam firman-Nya,
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barang siapa berpaling dari peringatan Ar Rahman (Allah) maka Kami akan menjadikan syaitan sebagai kawan pendampingnya.” (QS. Az Zukhruf [43]: 36)
Maka jadilah orang semacam itu (yang dengan sengaja mencampakkan peringatan Allah) sebagai wali syaitan.
Bukankah selama ini Ulil juga telah mengesampingkan dalil-dalil al-Qur’an dan As Sunnah bahkan bersikap antipati kepada keduanya [di antara buktinya adalah kebatilan artikel Ulil yang sedang kita bantah ini, pen]. Sehingga orang-orang yang tetap berpegang dengan kandungan dalil justru dia sebut sebagai kaum tekstualis, bahkan penyembah teks! Sedangkan dirinya sendiri justru lebih memilih untuk memeluk akidahnya kaum filsafat dan menelan mentah-mentah sabda-sabda Orientalis. [La haula wa la quwwata illa billah! Lelucon macam apakah ini wahai Ulil?!]
Ketiga. Bukankah Allah telah menyifati orang yang membenci ajaran Islam (yaitu kaum munafikin, pen) sebagai orang yang di dalam hatinya tersimpan penyakit yang kian hari kian bertambah keganasannya. Allah ta’ala berfirman,
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
“Karena di dalam hati mereka sudah terdapat penyakit (keragu-raguan), maka Allah semakin menambahkan penyakit itu kepada mereka.” (QS. Al Baqarah [2]: 10)
Dan karena penyakit yang diderita itulah segala hal menjadi berubah bagi si sakit. Sate yang tadinya sangat mengundang selera dan terasa lezat oleh lidah berubah menjadi pahit dan membakar lidah. Cahaya yang tadinya terasa lembut di mata dan mempercerah pandangan berubah menjadi pancaran sinar yang terasa pedih di mata dan menyakitkan. Dan seperti itulah kurang lebih kondisi yang sedang dialami oleh Ulil pada hari-hari ini. Semoga Allah segera menyembuhkan penyakitmu, wahai Ulil…
Terakhir, kami ingin menasihatkan kepada diri kami sendiri dan setiap orang yang menghendaki kebaikan bagi dirinya supaya:
Pertama
Selalu berdoa meminta petunjuk dan keteguhan kepada Allah, seperti dengan memanjatkan doa, ‘Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana’ (Ya Allah janganlah Engkau sesatkan hati-hati kami setelah Engkau berikan hidayah kepada kami) atau doa ‘Ya muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala diinik’ (Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah aku di atas agama-Mu).
Kedua
Perhatikanlah siapa gurumu. Sebab ilmumu adalah agamamu, maka hendaknya kamu perhatikan dari manakah kamu mengambil agamamu.
Ketiga
Kenalilah siapa kawan-kawanmu, karena mereka itulah yang akan ikut mewarnai bagaimana isi hatimu.
[keterangan tambahan ini kami salin dengan sedikit perubahan redaksional dari tulisan tangan Ustadz Afifi Abdul Wadud]
Allahumma aarinal haqqa haqqa warzuqnat-tiba’ah, wa aarinal baathila baathila warzzuqnajtinaabah. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam. Wa akhiru da’wana anil hamdu lillahi Rabbil ‘alamin.
Yogyakarta, Rabu 14 Muharram 1429/23 Januari 2008
****
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Muraja’ah: Ustadz Afifi Abdul Wadud
Artikel www.muslim.or.id
Semoga Allah mengampuninya,
Kedua orang tuanya dan segenap kaum muslimin
^_^ Alhamdulillah, masih ada yang peduli dengan agama yang mulia ini.
Kenapa ya ada orang2 seperti Ulil?
Tidakkah dia sadar bahwa dia telah sesat dan menyesatkan?
Berhati-hatilah kaum Muslim terhadap paham liberal semacam ini.
Kenapa juga ya MUI tidak secara tegas memberangus paham sesat seperti ini?
Perlu dipertanyakan nih.
Ya Allah tunjukkanlah kami Jalan Yang Lurus.
Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan juga jalan mereka yang sesat.
SUBHANALLAH, BEGITU JELAS PERBEDAAN ANTARA YANG HAK DGN YG BATHIL.
apakah ulil ini bisa di katagorikan org kafir krn pendapatnya yg nyeleneh?
SUBHANALLAH……alhamdulillah ..artikel yang bagus akhi….
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Saya kira Ulil ini blm bisa dikategorikan kafir, yg mana syarat2 kategori kafir diantaranya adalah, dia membuat ajaran islam baru dengan tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai khataman Nabiyyin atau mendeklarasikan dirinya sebagai Nabi atau dia membuat kitab suci sendiri disamping Al Quran.
Correct me if I’m wrong.
Ulil Abshar ini kalo mau diibaratkan adalah orang yang “berotak cerdas tapi hatinya kotor”, yg mana ini sebagai akibat terlalu seringnya berpikir kritis terhadap dalil-dalil Al Quran dan Hadits tanpa adanya filter dari hatinya. Padahal aqidah Ahlus sunnah yang sudah diajarkan oleh ulama2 salaf adalah, yg mana bila telah sampai dalil atau riwayat yg sahih mengenai suatu hadits kepada kita, maka cukuplah kita katakan : kami menerima dan kami patuh!…tanpa adanya niat untuk mengkritisi lagi, sebab diluar itu, syetan akan ikut campur. Akhirnya, sungguh malang org secerdas Ulil pun hanya mengikuti prasangka belaka. Maka benarlah firman ALLAH SWT : ….Katakanlah: “Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?” Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta. QS Al An’am : 148.
Jadi Ulil ini blm termasuk kategori kafir, dia hanya org yg tersesat pemikirannya yg mana kita sebagai saudara seagamanya harus meluruskan kembali jalan pikirannya sambil kita doakan ia dan member2 JIL lainnya menerima hidayah ALLAH SWT. Tp, saya sepakat, pemikiran Ulil ini memang berbahaya dan menjadi racun jika dibaca oleh umat Islam yang masih awam terhadap agamanya sendiri.
Qul a’udzu birobbin naas…
Ulil tuh benernya pengen Murtad, tapi mau pindah ke kristen dianya gak suka makan babi. Mau ke Hindu, upacara peribadatannya Ribet benerr (lebih ribet dari ritual Bid’ahnya Mubtadi’) he he. Mau Kong Hu chu, Ritualnya makin aneh2 aja…
Mau bertahan di Islam ????? Aturannya banyak benerrr. GAk tahan jalani-nya. Shalat ya males, puasa capek, haji, beuhhh. Nah, di sikapnya yg bertahan di Islam itu, bagaimana supaya sifat malesnya dia jalankan Syariat tapi supaya gak keliatan kalo itu sifat buruk, maka Mau gak mau dia mengeluarkan pemikiran2 KOTORnya, untuk megelabui orang awwam seolah2 itu adalah bener.
Kasian. Padahal saya sendiri liat blognya dia ulil.net , bahwa dia lahir dari lingkungan Tradisional yg keras. ktnya dia Loh.
Hai Ulil ad Dhalal !!!!!! Kalo emang Gak tahan menjalankan Syariat Bilang aja Man.. Saya juga banyak aja masih terjerumus maksiat, tapi saya tau itu Dosa. Syaa selalu minta kekuatan utk bisa Kaffah dalam jalankan Syariat. Kalo emang Gak mampu, Gak USAH BIKIN2 PEMIKIRAN RUSAK SEBAGAI PEMBELAAN !!!
Ngaku Lhu !
Ulil Cerdas….? terlalu berlebihan
Orang yg cerdas adlah yg bisa menerima Agama ini…
sedangkan Ulil… Orang Bodoh…dan itulah hakekatnya…
maaf saya sangat tidak setuju klo tokoh2 JIL disebut cerdas karena secara logika aja banyak paham islam liberal itu tidak logis.
Ulil Abdallah, sudah banyak di nasehati orang, dan dia masih tetap dengan jaringan iblisnya, maka wajib di hukumi kafir namun kita juga tetep terus menasehatinya agar kembali ke jalanNYa Allah, sebelum nyawanya diambil Allah.
Yang berhak menyatakan seseorang itu kafir adalah para ulama setelah tegaknya hujjah.. namun bagi kita bisa mengucapkannya secara umum bahwa kafirlah seseorang yg berani mengkritik al qur’an dengan alasan apapun, kafirlah orang yg menganggap ayat al qur’an hanya untuk bangsa arab, jilbab itu budaya arab .. dstnya… adapun orang perorang mk para ulamalah yg bisa menentukan berdasarkan ilmu mereka. ..Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (An NIsa : 150)….Dan orang-orang kafir berkata: “Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain (AL Furqon : 4).. mk siapa saja yg mengkritisi al qur’an mk dia termasuk dalam ayat ini… Semoga Alloh membalas keburukan dari dakwah JIL tsb
Kalau saya ada kekuatan dan kesempatan, bolehkah saya membunuhnya…./??
ya ulil menurut saya bukan kafir… dia hanya tersesat … coba ditelaah lagi sebelum berpendapat atau menilai….
saran saya klo menghadapi orang2 berpaham islam liberal jangan sampai emosi karena memang orang2 islam liberal itu sengaja melontarkan pemikiran2 yg aneh sehingga mereka berharap kaum muslimin terprovokasi sehingga melakukan tidak kekerasan yg bisa mencoreng citra kaum muslimin.
Jadi hadapilah mereka dengan dakwah ilmiah seperti yg dilakukan muslim.or.id
فَإِنّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا ، فَأَعَادَهَا مِرَارًا
Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini, di negeri kalian ini, di bulan kalian ini. Ibnu ‘Abbas berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam mengulang-ngulangi ucapan tersebut.” [HR Al-Bukhari (II/619).] kunjungi sofyanalatsari.blogspot.com
Bagaimanakah dengan buku yang di tulis oleh LBM __ __ Jember dimana, di dalam buku tersebut, sheikh Albani, Sheikh Bin Baz, Sheikh Utsaimin, Ibnu Taymiyah dan Muhammad bin Abdul wahab di hujat, apakah ada pembelaan yang ilmiah atas terbitnya buku yg mana buku tersebut merupakan bantahan terhadap buku yang dikeluarkan oleh sdr Mahrus Ali. semoga Abu Mushlih Ari Wahyudi bersedia menulis di web site ini.
Semoga Allah SWT selalu memberi hidayah dan melindungi kita kaum muslimin, khususnya di Indonesia, dari kesesatan yang timbul dari “pemikiran-pemikiran sesat” oleh orang-orang yang nyeleh seperti pengikut aliran JIL (Jalan Iblis Laknattullah)……. amin ya Robulalamin !!
Mari kita perkuat AQIDAH diri kita, keluarga kita, generasi muda, dan masyatakat muslim umumnya dengan cara membaca dan mempelajari Al Qur’an dan Hadist di bawah bimbingan guru/ulama yang mantap ilmu agamanya dan berakhlak mulia.
Perbuatan dan tingkah laku ulil dalam pandangan dan tulisannya adalah perbuatan yg jelas jelas menyebabkan kafir, tapi apakah ulil kafir maka perlu bimbingan ulama untuk menentukannya …
Tentu ada alasannya mengapa muncul pemikiran Liberal seperti Ulil ini. Alasannya bisa tersembunyi di dalam lubuk hati yang terdalam, tersimpan dibawah tanah sebagai benda yang dirahasiakan, sebagai inti dari pergerakan pemikiran Liberal.
Kritikan-kritikan kepada Ulil selama ini bisa jadi tidak menyentuh atau menembak dari inti tersebut. Sehingga tetap saja islam liberal Ulil terus berkibar.
Untuk membubarkan aliran islam liberal, salah satu tahap yang harus dilalui adalah mengetahui rahasia yang menjadi inti dari aliran ini.
Ulil apa sih latar belakang yang sejujurnya mengapa timbul pemikiran liberal ini,
1. apakah anda diperolok oleh umat agama lain?
2. apakah anda kasihan kepada umat agama lain?
3. apakah anda ditekan oleh golongan yang anda hormati?
4. apakah anda ragu dengan kebenaran Islam?
5. apakah anda mendapat bayaran tinggi untuk ini?
6. apakah anda ingin mendapat penghargaan yang tinggi dari Alloh dan para malaikat?
7. apakah anda ingin mendapat penghargaan dari manusia yang anda muliakan?
8. dll.
@sahabat
udah saya bilang di atas, bahwa Unyil ini sebenarnya berat menjalankan syariat. mau murtad tapi kok gak ada yg Sreg agama mana yg mau dia masuki. mau bertahan di islam tpi banyak benerrrrr aturannya.
@sahabat
Saya rasa, untuk membubarkan islamlib ini adalah berat, karena mereka spt bunglon, tidak bisa dilihat secara kasat mata. Anda tidak akan bisa mengira jika misalnya org yg sholat berjamaah disebelah anda adalah org yg berpikiran islamlib!!! Mereka masih bertuhankan ALLAH SWT, mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai utusanNya yang terakhir, dan membaca Al Quran, sholatnya pun sama spt sholat kita. Hanya saja, akidah mereka rusak dan menyimpang, yg mana ini bisa ketahui dengan cara kita bertukar pikiran dgn mereka. Beda dengan aliran2 yg lain spt Ahmadiyah, Syiah dan Lia Eden yg jelas2 udh ketahuan sesatnya.
Saran saya, kita ga ush pusing2 memikirkan cara membubarkan mereka, mereka sulit dilacak. Yg jelas kita bekali diri kita dahulu dengan kembali pada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW agar pikiran kita tidak mudah tercemari oleh paham2 islamlib. Bersatu padu diatas manhaj salafus soleh yg lurus memang cara yg tepat untuk menangkis pemikiran2 menyimpang.
JIL:Jaringan Iblis Laknatullah
saya pernah membaca di sebuah surat kabar tentang ulil..dia dlunya adalah seorang islam yg taat, namun pemikiran2nya yg kritis kemudian menarik hati para salibis2 amerika dan zionis israel..melalui lembaga mereka the asia foundation (kalo ga salah) mreka kemudian mnawarakan beasiswa untuk menuntut ilmu di amerika kepada ulil dan kawan2 spemikirannya..nah pada saat mereka di sekolahkan itulah pikiran mreka di brain wash untuk memunculkan pemikiran2 islam liberal..dan akhirnya mreka rela menggadaikan akidah mereka untuk melayani kaum2 kafir tersebut.semuanya itu hanya untuk satu alasan yaitu, “Gemerincing Dolar” yg terus mengalir ke kantong mreka..apa yg ulil dkk lakukan memang akhirnya sngat menyakitkan hati umat islam, bahkan dalam kuliahnya dia pernah menginjak lafadz ALLAH..namun dia bukannya tdk tw apa yg dilakukannya itu salah, dia tau..dan di surat kabar itu dia mengatakan “saya tw apa yg saya lakukan ini slah, nanti pada saat tabungan dolar saya sudah banyak baru saya bertobat”..inilah ulah kaum salibis dan zionis untuk melemahkan umat islam yaitu dgn memakai tgn umat islam sndiri..contohnya gus dur dll..
Ulil mungkin saya tdk pernah lihat orangnya,nah kalau si guntur romli yg tdk pernah saya lupakan dgn perbuatan nya penyelewengan sirah nabi. Saya perhatikan raut mukanya tdk ada nur illahi,mungkin jarang sholat. Sama seperti gusdur,konon kata adiknya. Gusdur itu pernah tidak sholat dlm jangka waktu yg lama. Bukan kata saya loh,tapi adik nya sendiri yg bersaksi.
Hati-hati! pemikiran JIL ini diamani media-media besar diIndonesia baik media cetak,televisi,atau yang lainnya…bahkan rata-rata polapikir totkoh-tokoh Nasional kita tak beda jauh dengan JIL. JIL juga didukung pendanaan yang besar dari Barat (The Asian Foundation)…semoga generasi muda Islam yang sedang mencari jati diri tidak terkontaminasi kesesatan pemikiran JIL.Amin
@chan
“…semuanya itu hanya untuk satu alasan yaitu, “Gemerincing Dolar” yg terus mengalir ke kantong mreka..apa yg ulil dkk lakukan memang akhirnya sngat menyakitkan hati umat islam, bahkan dalam kuliahnya dia pernah menginjak lafadz ALLAH..namun dia bukannya tdk tw apa yg dilakukannya itu salah, dia tau..dan di surat kabar itu dia mengatakan “saya tw apa yg saya lakukan ini slah, nanti pada saat tabungan dolar saya sudah banyak baru saya bertobat”..inilah ulah kaum salibis dan zionis untuk melemahkan umat islam yaitu dgn memakai tgn umat islam sndiri..contohnya gus dur dll..”
@Mrmahesa
“…Sama seperti gusdur,konon kata adiknya. Gusdur itu pernah tidak sholat dlm jangka waktu yg lama. Bukan kata saya loh,tapi adik nya sendiri yg bersaksi.”
Diharapkan bagi yg menyebutkan kejelekan/keburukan seseorang menyertakan sumbernya darimana supaya tidak menimbulkan fitnah… karena ulil, gusdur masih muslim (adakah ulama yg udah mengkafirkannya?)
Bismillah
segala Puji Bagi Allah Robb semesta Alam
Semoga Rahmat dan Hidayahnya selalu tercurah untuk umat-Nya yang senantiasa mencari tentang kebenaran-Nya.
Hanya Allah yang pemlik segala kebenaran. Dia-lah yang akan memberi petunjuk dan menutup hati manusia. Artikel ini sungguh bermanfaat. Syukran. Alhamdulillah , Allahu Akbar
artikelnya bagus, saya sejak dulu (sejak masa alm. Nurcholis Majid a.ka Cak Nur) ingin skali “memberangus” ajaran liberal-barat.
Minta izin utk copy artikelnya.
semoga Allah menambah ilmu penulis artikel ini, amin.
assalamu’alaykum
ana ijin copas & share ya
syukron