Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama “kami ingin bahagia”. Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan itu merusak suka ria yang dirasakan. Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan terhadap kematian.
Allah berfirman dalam surat Al Jumu’ah ayat 8:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah: 8)
Banyak orang yang beranggapan bahwasanya orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.
Allah berfirman,
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.
Terdapat berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat Allah berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam: 153)
Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّمَاشَآءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
“Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 106-108)
Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,
ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)
Dan juga dalam firman-Nya,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya.
Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan tidak bisa didatangkan dari luar.
Tanda Kebahagiaan
Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa tanda kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengatakan: sesungguhnya 3 hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Seorang hamba sama sekali tidak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut:
1. Syukur ketika mendapatkan nikmat.
Seorang manusia selalu berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun demikian, ternyata hanya orang berimanlah yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia dengannya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan menyanjung Zat yang menganugerahkannya. Syukur dibangun di atas 5 prinsip pokok:
- Ketundukan orang yang bersyukur terhadap yang memberi nikmat.
- Rasa cinta terhadap yang memberi nikmat.
- Mengakui adanya nikmat yang diberikan.
- Memuji orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia berikan.
- Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang tidak disukai oleh yang memberi nikmat.
Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.
2. Sabar ketika mendapat cobaan.
Dalam hidup ini di samping ada nikmat yang harus disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah dan kita wajib bersabar ketika menghadapinya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita bisa disebut orang yang benar-benar bersabar.
- Menahan hati untuk tidak merasa marah terhadap ketentuan Allah.
- Menahan lisan untuk tidak mengadu kepada makhluk.
- Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak di benarkan ketika terjadi musibah, seperti menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.
Inilah tiga rukun kesabaran, jika kita mampu melaksanakannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.
3. Bertaubat ketika melakukan kesalahan.
Jika Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka Allah akan memberikan taufik kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri di hadapan-Nya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ada seorang ulama salaf mengatakan: “Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka.” Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?, lantas beliau menjelaskan: “Ada seorang yang berbuat dosa, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hatinya selalu sedih karena memikirkan dosa-dosa tersebut. Dosa seperti inilah yang menyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, Karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Sebaliknya ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut di hadapan Allah. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan ’saya sudah berbuat demikian dan demikian’. Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menyebabkan timbulnya ‘ujub, sombong, membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Hal-hal ini merupakan sebab kesengsaraan seorang hamba. Jika Allah masih menginginkan kebaikan orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut untuk menghilangkan kesombongan yang ada pada dirinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus menerus pada kesombongan dan ‘ujub. Jika ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di hadapan mata.”
Al Hasan al-Bashri mengatakan, “Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”
Malik bin Dinar mengatakan, “Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah.”
Ada ulama salaf yang mengatakan, “Pada malam hari orang-orang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”
Ulama’ salaf yang lain mengatakan, “Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya.”
Ulama salaf yang lain mengatakan, “Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar.”
Ibrahim bin Adham mengatakan, “Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang.” Ada ulama salaf yang lain mengatakan, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”
Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.’” Wallahu a’laam.
(Diterjemahkan dengan bebas dari As Sa’adah, Haqiqatuha shuwaruha wa asbabu tah-shiliha, cet. Dar. Al Wathan)
(Makalah Studi Islam Intensif 2005)
***
Disusun oleh: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id
subhannalloh bagus artikelnya tentang islam
Brmanfa’t
skali
artikelnya
subhanalloh,smg Alloh sllu memberkhi pa ustd amin
Assalamu’alaikum ustaz,,, bermanfaat sekali artikelnya. Bolehkan ana copy sebagai masukan bt seluruh umat muslim yang ana kenal. Smg bermanfaat, insya_Allah …
bahagia adalah sebuah karunia Allah yang diberikan kepada hambaNya. Dan yang bisa dirasakan dalam jiwa yang dalam. Dan orang-orang yang dibahagiakan Allah adalah orang yang berusaha di jalanNya.Dengan memiliki uang banyak, rumah bagus, istri cantik, ilmunya luas, pekerjaan mapan dll tentu itu bisa membuat bahagia. Tapi bagi orang yang berusaha di jalanNya yang lebih menjadikan bahagia adalah dengan apa-apa yang diberikan Allah pada kita bagaimana kita bisa semakin taat kepadaNya. Sebab dari apa-apa yang kita miliki adalah sarana bahagia, bukan bahagia. Dan bahagia itu adalah milik Allah. Dan orang yang sukses mendapat bahagia, Dia paham dan yakin bahwa Allahlah sebagai sumber bahagia. Dengan demikian sungguh-sungguh berjuang mencari kebahagiaan dengan mendekat kepada sang pemilik bahagia itu. Dengan selalu mohon agar diberi petunjuk dan kekuatan untuk mengikuti jejak -jejak orang yang telah sukses mendapat bahagia. Merekalah para nabi , para rasul, para shiddiqin , dan para sholihin dan orang-orang yang mengikuti. Kenapa mereka sukses ? mereka terus berjuang agar diberi ilham dari Allah untuk bisa bersabar, bersyukur, dan bertaubat. Ketika dirinya dilapangkan tidak lupa diri tetapi usaha berbagi, membahagiakan orang lain.semakin banyak orang yang dibahagiakan , maka akan memantul kepada dirinya.Maka para nabi dan para rasul yang dipikirkan adalah bagaimana umat bisa bahagia. merekapun menuai hasil jerih payahnya yang endingnya dibahagiakan oleh Allah. nama baiknya diabadikan oleh Allah. Maka selanjutnya adalah giliran kita yang mumpung masih hidup, bagaimana kita bisa mengikuti sesuai kemampuan kita ? terima kasih.
Barakalloh ‘alaikum…
izin copas artikel ini…
jazakumulloh khoir…
assalamualaikum wr,wb,bagus sekali post ini sehingga memberikan pikiran baik kepada setiap pembaca ,,dengan membaca blog ini kita bisaa menyadari dan mengingat tuhan dengan bagaimana kita menjalani hidup ini dengan benar ,,
Subhanallah…Alhamdulillah…
Terima kasih atas artikel yang sangat bagus ini..yang mengingatkan kita,manusia agar senantiasa mengingat ALLAH,Rabbul alamin dalam setiap kondisi & keadaan..& kembali ke Jalan yang diRidhoi-NYa..Sirathal Mustaqim.
Mohon izin untuk di”sharing”.
Jazakallah khairan katsiran.
Assalamu’alaikum.
Ana minta izin copas ya…
Jazakallahu khairan
sunggug sangat menyentuh hati……
Bgus skl artikelx..smg kebahagiaAn dpt d raih oleh umMatx.amin…!!
Subanallah,,,smoga di dunia ini tidak akan pernah kehabisan stok orang-orang yang berjuang menegakkan li’ilai kalimatillah seperti Ustad. InsyaAllah akan bermunculan generasi-generasi penerus dakwah Islam yang ikhlas,hebat dan bijak dengan membaca artikel Ustad. karena dari dulu sampai sekarang ummat islam, khususnya di indonesia tidak pernah selesai2 musingin ibadah yang sifatnya khilafiah, merasa paling benar dan orang lain yang salah ujung-ujungnya dari masalah khilafiah menjadi kandasnya Ukhuwah.
mohon izin copas jg ya…hatur nuhun
saya semakin sadar akan apa yang harus saya lakukan dalam menjalani hidup di dunia…..!!!
alhamdulillah….
ijin copas
Assalamu’alaikum.bolehkah sya mencopy artikelny buat buletin di kampus?emang,kl kt pikir kebahagian tidak bsa dibeli oleh harta atau apapun.contohny harta,harta itu bsa menyelamatkan tapi jga bsa mematikan.kalau ingin kebahagiaan dunia maka dgn ilmu,kl ingin kebahagiaan akhirat maka dngan ilmu kalau ingn keduany maka dngan ilmu.
MASYAALLAH,,,SUNGGUH ALLH MAHA BESAR,,MAHA BIJAK SANA,,,sering kali aq mndptkn kenikmatan,,and alhmdulillAH aq bs mnsykuri nkmat it,,,!!!
sungguh artikel nya sangat bagus
semoga kita semua dapat melaksanakannya
amin
Allahu Akbar
ya…..allah semoga yang baca mendapat hidayah
Ass.wr.wb, artikelnya sgt menarik dan bermanfaat untuk terus mengingatkan dan menyadarkan hakekat dr hdp itu sendr. Apalg dlm perjlnan hdp kt ini tdk akan terlepas dr uji dan coba yang mana uji coba tsb akan disikapi seperti apa oleh kt dlm rangka meraih kebahagiaan tsb, semoga rakhmat Allah sll menaungi kt semua dlm merengkuh kebahagiaan yg kt perjuangkan, baik kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akherat,amiiiiin.
yang lagi sedih2,yg nyari kebahagian kmana2 begitu baca artikel ini, jadi adem pastinya..moga bermanfaat buat yg lainnya
Alhamdulilahirobilalamin, Segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi segala kenikmatan pada hambanya, hamba senang sekali membaca artilek ini jazakumulloh kkoeron kastiron
Ternyata tidak mudah menerapkan sikap sabar pada diri kita walaupun pepatah arab menatakan orang yang kuat bukanlah seorang pegulat akan tetapi seorang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya…
artikel yang bisa membuat hidup lebih bermakna
sungguh akan menjadi hidup ni akan lbh baik bisa mnyadari tntng resep hidup bahagia,
syukron telah mmbuatq smngt dg hidup bahagia.
BAHAGIA ADA DI HATI…SEPANJANG HATI KITA DIPENUHI RASA SYUKUR KEADA-NYA
ijin copas yah. thx sebelumnya, artikelnya bagus ^_^
SUBHANALLAH….trima kasih telah menjelaskan arti hidup yang sesungguhnya…
Alhamdulillah,,sangat bermamfaat sekali isi dari artikel ini. karena Alloh mohon ijin copi paste..
Jazakalloh..
subhannallah… makasih ataz penjlasannya
subhanalah kalau kita mau jadi orang yang mendapat rahmat maka kehidupan kita kita hari ini harus lebih baik dibanding hari semalam
semoga lebih memperdalam keimana saya kepada Yang Maha Pencipta…Amien
saya setuju dengan arti kebahagiaan di atas, semoga semua umat ada kesempatan untuk membacanya dan mempraktekannya…. semoga kita semua mencapai kebahagiaan menurut apa yang sudah dijelaskan di atas…. amin…. Maha Besar Allah dengan segala firmanNya.
assalamu’alaykum wr.wb..
saya mohon ijin mengkopi artikelnya..
syukron~ :)
Makasih ya tulisannya… bikin aku semangat lagi dalam menjalani hidup ini..
makasih bwt artikelny yg kembali mengingatkan tentang kunci kebahagiaan.
Memang hidup ini tak akan pernah lepas dari yg namanya suka dan duka. Dan disinilah letak keimanan seseorang diuji. Meski banyak ayat-ayat alquran yg dengan jelas menjabarkannya, namun semua kembali lagi pada manusia itu sendiri, apakah dia yakin atau tidak,..
ijin co pas juga yah saya mau sharing sama orang lain
ijin copy ya…makasih buat artikelnya dah kasih inspirasi yang baik buat saya
jazzakumullohu khoiron ktsiro….dgn membaca artikel ini ana jd tau makna KEBAHAGIAAN yang hakiki. . .
syukron katsira…smoga kita mendapatkan kebahgiaan itu.
Sangat bermanfaat
semoga yang lain dapat share tentang hidup bahagia.
kalo bisa dgn hadist rosulnya sekalian.
IZIN COPAST,SYUKRON
izin copas ……thanks .
subhanalloh semoga Allah swt selalu membimbing langkah menuju kebaikan dunia dan akherat.
jazakumulloh khairon katsiron…mudah-mudahan aku selalu dapat istiqomah di jalan Nya
Ass,,,aku ingin sekali bahagia and semangat seperti dulu lagi,,,Tapi aku bingung dari sekian banyakx orang yang memotivasi aku gak ada yang benar2 bisa membuat aku kembali seperti dulu lagi,,,,,
terima kasih artikelnya semoga mendapat balasan dari Sang pemberi balasan dan bagi yang membacanya semoga menambah keimanannya amiin
Alhamdulilah…ya Rabb..artikel ni menyentuh hatiku,semoga aku jd manusia yg bahagia di dunia dan akhirat,,Amin
tulisan ini benar -benar memberikan motivasi dan menambah khasanah spritual dan intelektual kita,sukses.
7 huruf sederhana namun begitu istimewa
tetap dijalur sunah nabi saw
saya setuju dengan arti kebahagiaan di atas, semoga semua umat ada kesempatan untuk membacanya dan mempraktekannya…. semoga kita semua mencapai kebahagiaan menurut apa yang sudah dijelaskan di atas…. amin…. Maha Besar Allah dengan segala firmanNya.
kebahagiaan ada dalam hati, dan hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.
Artikel anda bagus sekali dan sesuai dengan apa yang saya butuhkan saat ini. Saya sangat terkesan dan setuju dengan postingan di atas!
Update terus ya…
Terima kasih dan tetap semangat!
ALHAMDULILLAH….Great…Sebuah solusi. Saya tinggal menjalankannya bila ingin bahagia
Alhamdulillah…
Syukran y Tausyiahnya….
Jazakumullah Khair…
Masya Alloh Tabarakalloh
Barakallohu fiikum Ustadz