Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ المَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي
“Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.” (HR. Bukhari no. 6351, 5671 dan Muslim no. 2680)
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang berangan-angan agar mati. Dalam riwayat dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ
“Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya.” (HR. Muslim no. 2682)
Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berangan-angan mati dalam pikiran dan juga berdoa (dengan diucapkan) meminta kematian.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَوْلاَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا أَنْ نَدْعُوَ بِالْمَوْتِ لَدَعَوْتُ بِهِ
“Jika bukan karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk berdoa meminta kematian, niscaya aku akan memintanya.” (HR. Bukhari no. 7234)
Baca juga: Hanya Berdoa Kepada Allah Ta’ala Dalam Urusan Dunia Semata
Dua alasan mengapa dilarang berangan-angan meminta kematian
Dalam hadits di atas terkandung larangan bagi setiap muslim untuk berangan-angan atau meminta kematian karena musibah yang dia alami, baik berupa kemiskinan, kehilangan sesuatu yang berharga, penyakit tertentu yang parah, luka secara fisik, atau musibah-musibah lainnya. Larangan ini karena dua alasan:
Alasan pertama, perbuatan tersebut menunjukkan keluh kesah terhadap musibah yang menimpa, tidak ridha dengan takdir Allah Ta’ala dan menentang takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan.
Yang menjadi kewajiban bagi seorang muslim adalah bersabar dalam menghadapi musibah. Kewajiban sabar ini berdasarkan ijma’ ulama. Yang lebih utama dari sabar adalah bersikap ridha terhadap musibah atau takdir dari Allah Ta’ala tersebut. Ridha terhadap musibah hukumnya sunnah, tidak sampai derajat wajib, menurut pendapat yang paling kuat.
Alasan kedua, berdoa meminta kematian tidaklah mendatangkan maslahat, namun di dalamnya justru terdapat mafsadah (keburukan), yaitu meminta hilangnya nikmat kehidupan dan berbagai turunannya yang bermanfaat.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا
“Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.” (HR. Muslim no. 2682)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
وَلاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ: إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ
“Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk (akhlaknya), semoga bisa menjadikannya bertaubat.” (HR. Bukhari no. 5673)
Baca juga: Orang Islam kok Enggan Berdoa?
Bagaimana jika musibah tersebut menimpa agama seseorang?
Dzahir hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa “musibah” tersebut bersifat umum, baik musibah yang terkait dengan dunia atau yang terkait dengan agama. Akan tetapi, sejumlah ulama salaf memaknai larangan tersebut jika musibah tersebut berkaitan dengan dunia. Maksudnya, jika musibah tersebut berkaitan dengan agama seseorang, di mana seseorang mengkhawatirkan akan adanya fitnah atau kerusakan pada agamanya, maka hal ini tidak termasuk dalam larangan di atas.
Dalam riwayat An-Nasa’i, terdapat hadits di atas dengan lafadz,
لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فِي الدُّنْيَا
“Janganlah salah seorang di antara kalian berharap mati karena musibah duniawi yang menimpanya.” (HR. An-Nasa’i no. 1820, shahih)
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan,
على أن في في هذا الحديث سببية أي بسبب أمر من الدنيا
“Bahwa kata “fii” dalam hadits tersebut menunjukkan “sebab”. Maksudnya, dengan sebab suatu perkara (musibah) duniawi.” (Fathul Baari, 10: 128)
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ
“Kiamat tidak akan terjadi sampai seseorang melewati makam orang lain dan mengatakan, “Duhai, seandainya aku menempati posisinya.” (HR. Bukhari no. 7115 dan Muslim no. 157)
Juga dalam hadits panjang yang diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, di dalamya diceritakan kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memintamu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, dan bila Engkau menghendaki fitnah pada hamba-hamba-Mu, wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah.” (HR. Tirmidzi no. 3235, shahih)
Baca juga: Sebab-Sebab Terkabulnya Doa
Jika harus berangan-angan kematian
Dalam hadits pertama di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.”
Artinya, jika tidak boleh tidak dia ingin berangan-angan kematian karena keinginan kuat dari jiwa dan hawa nafsunya, sehingga mencegahnya untuk menjauhi larangan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan solusi untuk berdoa dengan lafadz di atas.
Dari kalimat doa yang diajarkan dan diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, terkandung makna pasrah dan tunduk terhadap ketentuan Allah Ta’ala, memasrahkan semua urusan kepada Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui semua urusan dan hasil akhirnya. Yaitu, seseorang menggantungkan urusannya kepada ilmu Allah Ta’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa dengan lafadz tersebut dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat ‘Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu,
اللهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
“Ya Allah, dengan ilmu ghaib-Mu dan kekuasaanmu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku … “ (HR. Ahmad 30: 265, shahih)
Bacajuga:
- Doa agar Terhindar dari Hilangnya Nikmat & Bencana yang Tiba-Tiba
- Berdoa Kepada Mayit Adalah Kesyirikan
Demikian pembahasan ini, semoga bermanfaat.
***
@Sint-Jobskade 718 NL, 4 Muharram 1440/ 15 September 2018
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.Or.Id
Referensi:
Disarikan dari kitab Minhatul ‘Allaam fi Syarhi Buluughil Maraam, 4: 233-236, karya Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, penerbit Daar Ibnul Jauzi KSA, cetakan ke lima tahun 1435.
sedih nya….. saya dalam keadaan sedih dan terdesak.saya orang yang tiada apa -apa dan benefit untuk orang lain, for the rest of my life saya rasa saya tak wujud pun. saya berada dalam kekusutan ,kesusahan. tiada bantuan, buntu. saya nak mintak bantuan siapa? saya sakit, sakit yang tiada ubat. saya rasa tiada apa-apa lagi untuk diharapkan di dunia. saya rasa tiada apa lagi yang mampu sya sumbang,kerana saya tiada apa-apa. tiada lagi telinga-telinga yang akan mendengar rungutan saya. so saya rasa better saya mati, selagi saya hidup saya akan rasa sakit. dan saya kecewa bila tuhan melarang saya untuk mendoakan kematian sendiri. saya cuba merawat sakit ini, dan saya dilarang untuk berbuatnya?kenapa tuhan buat macam ini,jika permintaan saya untuk bahagia ditolak, benarkan saya doa untuk mati.
Assalamualaikum cik. Semoga Allah mengampuni serta merahmati dan membuka pintu rezeki seluas luasnya. Allah angkat segala kesusahan dan penderitaan. Allahumma aamiin
Terimakasih atas rangkuman ilmunya. Semoga Allah melindungi kita
Masyaallah jazakallah khoyr ilmunya
Iya sy pengen cepat2 wafat. Krn sptnya sdh tdk ada lg org yg hrs dirwt oleh sy yaitu ortu sy. 10 thn ini jg mers hdp sdh tdk manfaat lg. Byk kesulitan yg hrs sy hadapi. Keluar rmh sj hdp sy sdh tdk normal. Hdp sy spt bergantung pd org2 yg mengganggu hdp sy. Sy sdh tdk bs kmn2. Sy buat bicara sj sdh tdk bs. Pkknya hdp sy diatur sm mrk yg mengganggu hdp sy. Pdhl sy sdh terima penyakit2 yg Allah berikan kpd sy dr umur 5 thn yg tdk bs sembuh sm skli. Sy sll berdoa ingin cpt wafat. Sy sdh frustasi bgt tp ngk berani bnh diri krn takut tdk diampuni. Sy sll minta pendek umur. Percuma sy hdp di dunia klw hdp sy sdh tdk normal lg.
Hidupku cuman Mempersulit Kehidupan Ortu saya
Saya ingin Cepat cepat Mati karena saya Takut Iman saya Berkurang tiap Harinya
bukannya Bertambah amal malah Bertambah Dosa
Dan saya Hanya beban di Keluarga
Ekonomi keluarga udah sulit ,saya cuman jadi Bahan Tertawaan Orang orang
Saya mencoba Mencari Rezeki di bidang Hobi saya ,tapi masih tidak Cukup
Kejamnya Dunia ,saya hanya ingin meninggal Secepatnya
Karena saya ga bisa Bunuh diri gegara Tau akan Hukuman Akhirat Selamanya
Sy sedih dengan komentar sahabat2 di ruangan ini. Walaupun sy x dapat memahami sepenuhnya apa yg kalian lalui, sebagai manusia sy juga ada masa putus asa. Tetapi ingatlah kita semua, yg dijadikan hidup dan mati ini, sebagai ujian utk menilai siapa diantara kita yg sabar, redha dan baik amalannya. Ketahuilah, tidak ada sedikitpun kesengsaraan yg sahabat2 alami di dunia ini sia2, melainkan Allah akan membalas dgn kebaikan yg berganda di akhirat kelak selagi mana kita bersabar dan redha. Dan ingatlah, apabila si malang di dunia ditanya oleh Allah di Syurga kelak, “adakah kesengsaraan bagimu di sini” nescaya kita akan menjawab “tiada melainkan yg bahagia2 saja”. Semoga kita bersabar dan dengan sabar atas keperitan hidup ini menjadi anak kunci syurga kita semua. Sy doakan kebaikan utk kalian dan diri sy.
Ampunilah dosa dosa kami ya Allah…..
Anugerahilah kami hati yang yakin bahwa semua penderitaan akan dibalas surga mu….
Sungguh Apa yang menimpa diri diri kami tidaklah seberat ujian para sahabat..
Namun kami sering kali jauh darimu Allah…
Maka kami merasa berat…
Sesungguhnya tidak ada yang bisa dekat dengan Allah kecuali dengan izin Allah… dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah..(dan jika terhalang maka mintalah terus menerus kepada Allah…
Maka janganlah salah seorang dari kita berputus asa dari Rahmat Allah…
Mari kita saling mendoakan kebaikan ya.. teman teman..
SubhanakallahummawanihamdikaAsyhaduallailaahaillaantaAstaghfiruka waatubuilaik..
sedih kalo pgn tau