Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Alloh kepada setiap hamba-Nya. Namun, sangat disayangkan kebanyakan kaum muslimin pada zaman sekarang ini tidak mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Padahal tauhid inilah yang merupakan dasar agama kita yang mulia ini. Oleh karena itu sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan Alloh. Bentuk pengesaan ini terbagi menjadi tiga, berikut penjelasannya.
Mengesakan Alloh dalam Rububiyah-Nya
Maksudnya adalah kita meyakini keesaan Alloh dalam perbuatan-perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Alloh, seperti mencipta dan mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan lainnya yang merupakan kekhususan bagi Alloh. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Alloh “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).“ (Ath-Thur: 35-36)
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Alloh, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?'” (Al-Mu’minun: 86-89). Dan yang amat sangat menyedihkan adalah kebanyakan kaum muslimin di zaman sekarang menganggap bahwa seseorang sudah dikatakan beragama Islam jika telah memiliki keyakinan seperti ini. Wallohul musta’an.
Mengesakan Alloh Dalam Uluhiyah-Nya
Maksudnya adalah kita mengesakan Alloh dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Alloh mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Alloh adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya
Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya “Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna.” (Al-Hasyr: 24)
Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah mengesakan Alloh dan tidak berbuat syirik dalam ketiga hal tersebut di atas. Barangsiapa yang menyekutukan Alloh (berbuat syirik) dalam salah satu saja dari ketiga hal tersebut, maka dia bukan muslim tulen tetapi dia adalah seorang musyrik.
Kedudukan Tauhid
Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini. Pada kesempatan kali ini kami akan membawakan tentang kedudukan Tauhid Uluhiyah (ibadah), karena hal inilah yang banyak sekali dilanggar oleh mereka-mereka yang mengaku diri mereka sebagai seorang muslim namun pada kenyataannya mereka menujukan sebagian bentuk ibadah mereka kepada selain Alloh, baik itu kepada wali, orang shaleh, nabi, malaikat, jin dan sebagainya.
Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia
Alloh berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang belaka. Sebagaimana firman Alloh “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17). “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun: 115)
Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya Para Rosul
Alloh berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh, dan jauhilah Thaghut itu’.” (An-Nahl: 36). Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rosul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi terakhir Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam diutus oleh Alloh untuk mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Alloh semata dan tidak memepersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Maka pertanyaan bagi kita sekarang adalah “Sudahkah kita memenuhi seruan Rosul kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam untuk beribadah hanya kepada Alloh semata? ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap seruan Rosululloh ini?” Tanyakanlah hal ini pada masing-masing kita dan jujurlah…
Tauhid Merupakan Perintah Alloh yang Paling Utama dan Pertama
Alloh berfirman, “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa: 36). Dalam ayat ini Alloh menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Alloh semata.
Itulah hakekat dan kedudukan tauhid di agama kita, dan setelah kita mengetahui besarnya hal ini akankah kita tetap bersikap acuh tak acuh untuk mempelajarinya?
***
Penulis: Abu Uzair Boris Tanesia
Artikel www.muslim.or.id
as.Uztad saya ingin bertanya,ini tdk ada hibunganya dengan tauhid.pertanyaanx begini,seperti yg kita ketahui bahwa membunuh manusia itu adalah termasuk dosa yang paling besar!pertanyaan saya bagaimana dengan orang yang dhukum mati seperti Amrozi dan kawan”misalnya.itukan melenyapkan nyawa se”org jg?mohon penjelasan Ustad
jwbx krm ke ke emaill saya.
pembunuhan yg dilakukan pemerintah terhadap pelaku teroris sudah tepat karena mereka pada hakekatnya bukan melakukan jihad tapi kerusakan di muka bumi.Semoga Alloh memberi hidayah kepada para pemimpin untuk bertaubat dan kembali kepada hukum Alloh. Dan tidak ada yang mengikuti jejak kaum khowarij yang berideologi takfiri yg pada hakekatnya meracuni generasi bangsa yg semangat dengan jihad tapi kosong dari ilmu syar’i sebagaimana yg dipahami salafuna sholeh ridwanulloh ajmain
assalamu alaikum, UStadz saya mau tanya, mana duluan yang harus dipelajari untuk permulaan, ilmu Tauhid atau ilmu Fiqih. tolong jawab ke email saya. terima kasih. wassalamu alaikum.
tentunya ilmu aqidah tauhid, tentang makna syahadat Laa Ilaaha Illallah, konsekuensinya, pembatalnya adalah hal pertama yang harus kita pelajari.
Perkara pertama yang kita pelajari adalah hal-hal yang telah Allah wajibkan oleh kita, dan perkara pertama adalah perkara Tauhid, perkara aqidah yang wajib kita yakini.
ust, saya bertanya kita datang kedunia ini melalui proses. gimna proseskita datang kedunia ini, dan gak mungkinkan kita datang ataujatuh dari langit
tolong kirim k email saya
Salamu’alaika,ana pernah dengar mengenai akhir dari amal mesti ikhlas,bgmana bila kita ikhlas namun tanpa sadar kita berbuat tsum’ah esok harinya?mohon balas ke email ana,syukron
Tolong di perdalam ustad
bukankah saat kita tersandung batu lalu kita meyakini batu sebagai penyebab sial adalah syirik pak ustat ! kenapa bahasannya terlalu jauh jika syirik itu sangat dekat!? jawab ya pak ustat!
sombongkah saya jika saya bangga sebagai umat muslim.
termasuk sombongkah saya yang selalu membanggakan islam dihadapan umat lainnya dan mengejek ketuhanan dan kitab mereka?
assalamu’alaikum.. afwan ana minta izin ngopy ke blog ana ya.. maklum baru bikin
Alloh berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah :harus paham dulu
mendirikan sholat bukan melaksanakan sholat, sholat adalah pengenalan diri barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal tuhannya, kebanyakan sekarang orang tidak mengenal dirinya sudah hidup bersama tidak mengenal, hidup berdua tidak kenal, bila sudah mengenal maka dia akan mengetahui yang mana Allah, yang mana Muhammad yang mana rosul dalam diri kita, sehingga munculnya aklakul karim serta cinta dan kasih sayang. kalau melihat sekarang zaman jahiliyah modern. ada orang tua membunuh anaknya dan sebaliknya karena dia tidak saling mengenal,
sedangkan agama diturunkan untuk menyempurnakan aklak manusia
Assalamualaikum saya mau tanya apa tauhidul af ‘al juga di masukkan ke tauhid asma dan sifat
Assalamualaikum maaf ya saya tanya ni dikatakan di alquran arrohman itu bersemayam di araskursi gimana maksudnya? sementara di dalam ilmu tauhid allah itu tidak bertempat, dan bukankah zat dan sifat tidak terpisahkan , tolong ya penjelasan nya pak ustad ,sekali lagi maaf ya ?
As. . .maaf ya jadi gimana maksud nya tauhid uluhiyah itu ? Bukanlah kita mau mengesakan allah ?
Asslm..Alkm..Wrh..wbr..
‘Allah adalah nama bagi zat yang menciptakan (Tuhan).’
yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara melukiskan Tuhan didalam hati dan pikiran agar kita tidak hanya sekedar menyembah nama ?!
Mohon jawabannya dikirim ke alamat email saya.
wassalam..
Mohon penjelasan, “menujukan sebagaian ibadah kepada selain Allah” apakah bisa diberikan contoh dan uraiannya.
Terima kasih,
Wasalam,
Abdur Rahman
@ Abdur rahman,
Contohnya adalah berdoa kepada selain Allah, misal meminta langsung pada wali di kuburan. Coba baca artikel di web ini pada link berikut:
1. https://muslim.or.id/aqidah/ngalap-berkah-kebo-kyai-slamet.html
2. https://muslim.or.id/aqidah/rezeki-jimat.html
3. https://muslim.or.id/aqidah/bernazar-untuk-selain-allah.html
4. https://muslim.or.id/aqidah/berkurban-untuk-selain-allah.html
Semoga Allah beri taufik.
bersihnya dzohir dgn air bersih suci dan menyucikan bersih nya hati dengan air mujahadah menyaksikan adanya DIA dari zdzohir sampai wajah hati insya ALLOH pasti menjumpaiNYA tapi tanpa bimbingan guru yang sudah sampai kpd zat NYA….tidak akan bisa, mencari TUHAN mudah, tapi mencari KEKASIH NYA sulit, tanpa hidayah ALLOH tdk akan pernah bisa karena MOMENT PALING INDAH adalah perjumpaan dgn DIA
sekarang ini banyak sekali dikalangan ummat islam yang mengaku berTauhid/ ber Iman kepada Allah SWT tapi selalu mengadukan nasib dan berkeluhkesah kepada sesamanya atau kepada selain Allah. mereka baru ingat kepada-NYA disa’at semua orang tak dapat menolong nya. ohh…janganlah begitu saudaraku.
mari kita mengadukan hal kita hanya kepada-NYA.
Allah Maha Esa, tapi kenapa dlm Alquran Allah sering menyebut diriNya dgn kata Kami? Mohon penjelasannya Ustad.
@ Arsha.
Kadang dalam ayat Allah menyebut diri-Nya dengan kata Nahnu (Kami), tujuannya adalah untuk mengagungkan diri-Nya. Itulah yang dijelaskan oleh para ulama.
Assalamu’alaikum. Izin copy ya.terimakasih
hemmmm,… iya2,..
assalamualaikum
afwn ana minta potongan artikel antum
jazakumullah..
assalamualaikum..
afwn ana mmengcopi potongan artikel antum..
jazakumullah..
izin copy ya buat referensi…makasih
saya sangat senang dan keingin tahuan tentang arti tauhid, namun saya masih masalahnya,kan ada dua macam yang dijelaskan diatas…antara lain (hidup ber iman mati bertauhid……….
sebelumnya izin copy.makasih….
tolong di jabarankan secara luas………wasalam
thank…. atas pelajarannya….
izin mengkopi buat nambahin bahan penelitian.. :)
Kepada Ahli Redaksi, bisa ana izin untuk mengcopy artikel ini dan mengubah-suai bahasanya? soalnya, ana dari singapur dan khawatir teman2 tidak faham sebagian kalimat bahasa indonesia… jazaakumullah khairan..
muslim belum tentu mukmin…maka jdi lh hamba allah n pengikut rosullullah…sebagai mn mestinya.jgn mengada-adakn yg tk ada n jgn mentiadakan yg ada.sikapilah segala sesuatu nya dengan cara yg d contoh kn rosul n para sahabat…
Ijin copas tadz,.
Jazakumullah khoiron
Jazakumullah khoiron
sebetulnya yang lebih penting bukanlah membahasnya,tp membaca diri ini,pd tingkat mana keimanan yg ada pd diri ini,setingkat imannya malingkah?,setingkat orang awamkah,atau setingkat ustat,kiyai,atau bahkn wali dan nabi,jd tdk hanya membahas saja,biar gak hanya otak yg pintar,tp bathin jg ngerti,mudah2han kita selalu di rahmati ALLOH,
mudah2n,kita smwa dberi petunjuk dan hanya dengan pertolonga-Nya kita dpat slamat.
alngkh indahnya bila d bahas tuntas yang dapat membingbing dlm mengamalkannya.
hatur nuhun.
Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah mengesakan Alloh dan tidak berbuat syirik dalam ketiga hal tersebut di atas. Barangsiapa yang menyekutukan Alloh (berbuat syirik) dalam salah satu saja dari ketiga hal tersebut, maka dia bukan muslim tulen tetapi dia adalah seorang musyrik.
assalamualaikum..
kan di dalam internet bnyak situs ilmu agama yg palsu.. cara bedain mana yg benar atau palsu gmn caranya ? biar ga sesat hehe.. ^^
#hayat
wa’alaikumussalam, silakan simak:
https://muslim.or.id/manhaj/rajin-pengajian-kok-sesat.html
http://www.asysyariah.com/syariah/kajian-khusus/551-agar-anak-tidak-menjadi-teroris-kajian-khusus.html
Alhamdulillaah, memperbanyak ya…
Assalamu’alaikum, afwan ana izin mengambil potongan artikel antum akhi, semoga mendapatkan amal jariyah Aamiin..
Ustadz izin copas gambar dan artikelnya