TANGGAPAN TERHADAP PENOLAKAN RUU ANTIPORNOGRAFI
Pembaca yang budiman, sesungguhnya apabila kita cermati perkembangan kondisi masyarakat negeri ini di era globalisasi sekarang, perasaan prihatin dan iba tentu seolah tak kunjung henti menghinggapi hati. Kemajuan teknologi yang pada mulanya merupakan kenikmatan yang Allah berikan kepada umat manusia, kini telah berubah menjadi bumerang dan senjata penghancur moral generasi. Musibah ini semakin bertambah parah dan menjadi-jadi tatkala perusakan moral ini telah dibungkus dengan kedok seni dan kebebasan berkreasi.
Tengoklah beberapa tahun yang silam sebelum menjamurnya VCD dan perluasan jaringan internet ke berbagai lini. Saat itu kita mungkin masih menemukan segerombolan pemuda ingusan yang begitu doyan membaca tabloid yang menampilkan gambar-gambar tak sopan. Namun, saat ini fenomena semacam itu mulai jarang kita temui. Bukan karena hobi maksiat dan kesukaan mengumbar nafsu telah hilang, namun hobi itu kini telah menemukan sarana baru yang lebih mengerikan dan lebih mengikis keimanan. VCD dan tontonan-tontonan tak sopan telah tersaji di tempat-tempat umum. Begitu pula televisi, pada hari ini mayoritas tayangan televisi telah menjadi ramuan racun yang siap membunuh hati nurani penontonnya secara perlahan dan mematikan.
Perintah Menundukkan Pandangan
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada lelaki yang beriman agar menundukkan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan-kemaluan mereka. Itulah yang lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa pun yang kalian kerjakan. Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar menundukkan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan-kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa tampak darinya, hendaknya mereka juga menutupkan kain kerudung mereka di atas dada-dada
mereka…” (QS. An-Nuur: 30-31)
Ayat yang mulia ini menunjukkan perintah Allah kepada para lelaki dan perempuan yang beriman agar menundukkan pandangan dari lawan jenis yang bukan mahramnya. Kalaupun melihatnya secara tidak sengaja maka hendaknya segera memalingkan pandangannya. Jarir bin Abdullah Al-Bajali pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan tiba-tiba/tak sengaja, “Maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandangan mataku.” (HR. Muslim)
Menundukkan pandangan merupakan salah satu adab bagi orang yang berada di tepi jalan. Dari Abu Sa’id, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah duduk-duduk di pinggir jalan!” Mereka (para sahabat) mengatakan, “Wahai Rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan majelis tempat kami berkumpul yang kami biasa berbincang-bincang di sana.” Maka Nabi mengatakan, “Kalau kalian tidak bisa, maka tunaikanlah hak jalan.” Mereka pun bertanya, “Apakah haknya jalan wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Menahan pandangan, tidak mengganggu, memerintahkan yang ma’ruf, dan melarang yang mungkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga pandangan akan memelihara hati dari kotoran. Oleh sebab itu Allah menyatakan bahwa menundukkan pandangan itu, “Itulah yang lebih suci bagi mereka.” Al-Hafizh Ibnu Katsir mengatakan, “Hal itu akan lebih membersihkan hati mereka dan menjaga kesucian agama mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Keindahan Syari’at Islam
Apabila kita mencermati ayat di atas dengan baik, maka di dalamnya banyak terkandung hikmah yang menunjukkan betapa indah syari’at Islam ini. Diantaranya adalah:
- Allah mewajibkan bagi laki-laki dan perempuan yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka.
- Kaum perempuan wajib menutupi perhiasan mereka dan menutupi tempat-tempat meletakkan perhiasan itu, selain bagian tertentu yang memang sulit untuk disembunyikan karena adanya kepentingan (lihat tiga faidah ini dalam Aisar At-Tafasir)
- Yang dimaksud menundukkan pandangan bagi lelaki adalah agar mereka menahan pandangan dari memandangi aurat, perempuan asing/bukan mahram, atau amrad (lelaki muda yang belum tumbuh jenggotnya atau memiliki wajah seperti perempuan) karena dikhawatirkan timbul fitnah/godaan nafsu akibat memandangi mereka.
- Barangsiapa yang menjaga pandangan dan kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan maka dia akan mendapatkan kesucian dan terbebas dari kotoran-kotoran perbuatan keji yang biasa melekat pada para pecandu maksiat (lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman)
Buruknya Gaya Hidup ala Barat
Setelah kita memahami keindahan syari’at Islam yang menjaga kehormatan laki-laki dan perempuan dengan adanya syari’at menundukkan pandangan dan mengenakan jilbab, maka kita akan bisa dengan tegas menyatakan betapa buruknya gaya hidup ala barat (baca: ala binatang) yang banyak diobral di media cetak maupun elektronik (layar kaca) yaitu dengan menampilkan para perempuan dengan dandanan dan pakaian yang tidak menutup aurat.
Sehingga akan bisa kita simpulkan bahwa gaya hidup semacam itu merupakan:
- Pembangkangan terhadap perintah Allah, padahal Allah adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan dan memberikan rezeki kepada kita, yang menghidupkan dan mematikan kita. Alangkah besar kedurhakaan para penyeru kebebasan perempuan untuk mengobral aurat di layar-layar kaca kepada Rabb mereka!
- Kaum perempuan yang ikut serta menjadi fotomodel atau artis film/sinentron/iklan yang jelas-jelas ikut memamerkan aurat di hadapan khalayak telah jelas-jelas mengabaikan kewajiban mereka untuk menutup aurat. Alangkah jelek perbuatan mereka, mereka rela menjual harga diri dan kehormatan mereka demi mendapatkan sepeser dunia dan kenikmatan yang semu dan pasti sirna!
- Orang-orang yang ikut serta menyebarkan gambar-gambar atau film-film semacam ini atau bahkan menjadikannya sebagai profesi dan hobinya pada hakikatnya secara tidak langsung telah menuduh Allah tidak bijaksana dan berlaku aniaya kepada kaum perempuan, atau bahkan mereka menganggap Allah dan Rasul-Nya mengekang kebebasan hak asasi kaum perempuan! Aduhai, siapakah yang lebih tahu: Allah yang menciptakan mereka, ataukah mereka yang tidak mengerti tentang hikmah-Nya?!
- Orang-orang yang tergoda dan terseret dalam gaya hidup semacam itu telah menodai kesucian dan kehormatan dirinya. Padahal dengan menjaga kemaluan dan menundukkan pandangan itulah sebenarnya kesucian dan kehormatan mereka akan terjaga. Maka kalau mereka mengatakan, “Yang penting kan hati. Asal hati kita baik, niat kita baik, dalam rangka mensyukuri kenikmatan yang Allah berikan kepada perempuan kan tidak mengapa?” Jawabnya adalah di dalam ayat ini Allah menegaskan kebersihan hati itu akan didapatkan dengan menjaga pandangan dan kemaluan, maka kita tanyakan kepada mereka, “Bagaimanakah caranya kita bisa menjaga pandangan dan kemaluan jika kaum perempuan justru dengan sukarela mengobral aurat di media-media massa?!” Aduhai, siapakah di antara kita yang telah kehilangan hati nuraninya? Bagaimana mungkin akan kita bela pornografi dan pornoaksi dengan alasan hak asasi dan kebebasan berkreasi dan karya seni?! Maha Suci Allah dari apa yang mereka ucapkan…
Saudara-saudaraku, bulan puasa telah mengajari kita untuk meninggalkan hal-hal yang pada asalnya boleh dinikmati di hari-hari biasa. Makan, minum, dan berhubungan suami-isteri bagi yang berhak melakukannya. Sekarang tatkala bulan Ramadhan akan habis, akankah kita melupakan hikmah yang agung ini dari jantung
kehidupan kita; bahwa kita meninggalkan itu semua karena Allah ta’ala memerintahkan kita, walaupun kita menyukainya. Maka bagaimana lagi jika sesuatu yang kita sukai adalah hal-hal yang haram dan mendatangkan murka Rabb pencipta dan penguasa jagad raya? Akankah kita terus melestarikannya dengan alasan demi membela hak asasi manusia menghormati kreatifitas seni dan seabrek alasan-alasan kosong lainnya?!
Wahai manusia-manusia yang masih memiliki hati nurani; tidakkah kalian ingat bahwa kalian dulu bukan apa-apa. Kalian dulu belum terlahir di alam dunia ini. Namun lihatlah; tatkala kalian telah menikmati berbagai rezeki dari-Nya dan kalian pun menjadi dewasa, bertubuh kuat, berharta dan berkedudukan maka dengan ringannya kalian durhakai Rabb kalian; yang setiap hari mencurahkan nikmat-Nya yang tak terhitung kepada kalian? Akankah kalian akan bertahan di atas kebodohan semacam ini… Bertaubatlah kepada Rabb kalian, sebelum datangnya hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan, hari yang dahsyat dan mengguncangakan alam semesta… hari di mana penyesalan dan seluruh kekayaan dunia tidak lagi berharga di sisi-Nya. Marilah memohon ampunan dan taufik dari-Nya agar hati kita kembali bersih dan bisa menghadap-Nya nanti dalam suasana suka cita. Laa haula wa laa quwwata illa billaah!
Selesai ditulis di Yogyakarta dengan dorongan seorang sahabat yang mulia
Jum’at, 26 Ramadhan 1429 H
Seorang hamba yang membutuhkan Rabbnya
Ari Wahyudi
Semoga Allah mengampuninya
***
Artikel www.muslim.or.id
Kami tidak tahu kenapa kondisi bngsa indonesia bisa hancur seperti ini. Cobalah lihat maksiat malah dibela di pinggiran jalan. Apa maksud ini semua? Agama yg mulia ini memerintahkan agar engkau menutup aurat, malah engkau bela agar tetap aja dibuka. Ini kan aset bangsa … Ini kan budaya … Apakah ini memang cara berislam yg benar? Islam bukanlah hanya dgn melafazkan laa ilaha illallah semata. Islam juga memerintahkan umatnya untuk tunduk pada ajarannya. Kalo diperintahkn menutup aurat, mk tutuplah aurat dgn sempurna. Kenapa engkau harus beralasan sana sini?! Ini kan budaya bangsa… Ini kan… Dan berbagai alasan yg sbnarnya dilatarbelakangi hawa nafsu semata.
Lihatlah akibat ulahmu membuka aurat di muka umum, malah membela hal ini dgn menolak RUU PORNOGRAFI yg sbnarnya sudah jelas-jelas pornografi dilarang dlm agma ini. Betapa bnyk skrg muncul adegan tak seronoh. Coba kita bayangkan mulai kapan muncul video porno amatir melalui hp. Jawabannya adl mulai belakangan ini di mana orang2 mulai mengambil contoh dari para artis dengan mengumbar aurat. Coba kita bayangkan. Sekarang ini bukan hanya kalangan dewasa dan mahasiswa saja yg membuat video porno. Bahkan sekarang ini, kita temukan jg pada pelajar SMA. Bahkan belakangan ini, kami sendiri mendengar bhw pelajar SMP jg membuat video semacam ini. Ini semua disebabkan karena pembelaan terhadap hawa nafsu, ingin membuka aurat, bahkan dgn melakukan pembelaan bhw inilah aset bangsa yg jangan dihilangkn. Inilah akibat ulah pembelaan hawa nafsu.
Kami tdk tahu bgmana kondisi bangsa ini beberapa tahun mendatang. Mungkin malah kita akan sering melihat orang bertelanjang bulat di jalan2.
Semoga Allah memperbaiki kndisi bangsa ini. Semoga rakyat indonesi yg membela maksiat sgra bertaubat dan semoga kita selalu diberi petunjuk ke jalan yg lurus.
M Abduh Tuasikal
yg selalu menginginkan kebaikan pd bangsa ini.
Kenapa justru para wanitanya yang dengan sukarela mengumbar auratnya?
Kenapa untuk kebaikan justru ditentang dengan berbagai macam dalih?
Untuk kebaikan bersama, untuk perbaikan moral dan akhlak generasi muda, tidakkah ini butuh perhatian kita bersama?
Saya sangat prihatin dg kondisi bangsa Indonesia sekarang. Sebuah bangsa yg mayoritas menganut agama Islam namun kebanyakan rakyatnya tidak paham akan ajaran agamanya sendiri yg akhirnya bangsa ini dicabik-cabik pemahaman sekuler, termasuk didalamnya permasalahan pornografi ini.
Saya senantiasa berdoa semoga Allah mentakdirkan agar dari anak-anak kita, atau cucu-cucu kita nantinya akan terlahir sebuah generasi yg akan membawa bangsa Indonesia ke arah yg lebih baik dg menancapkan pondasi aqidah Islam yg benar sesuai dg Al-Qur’an dan As-Sunnah dg pemahaman para salafush shaleh.
Tidak perlu menjadikan Indonesia sbg negara Islam atau mendirikan kekhalifahan, tetapi paling tidak utk menjadikan mayoritas kaum Muslimin di Indonesia memahami akan agamanya yg mulia ini sehingga kaum Muslimin di Indonesia akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Amin Allahumma amin.
Agama kalau menurut saya beda dengan ajaran atau firman dari Tuhan. Apa yang diperbuat, itulah yang akan dituai. Ada positip dan ada negatip. Dan ini adalah pilihan moral. Berhakkah negara atau manusia untuk memaksa orang untuk melakukan pelarangan. Kita harus bisa membedakan mana masalah kriminal dan mana moral. Anda merasa terganggu dengan melihat bokep cewek, ya jangan lihat. Gitu aja kok repot
pengennya sich masyarakat sendiri(dgn bekal agama masing2)bisa menjadi filter atas masalah moral dan kemaksiatan yg merusak masa depan bangsa, tapi pada kenyataanya masyarakt sama sekali nggak mampu (jangankan menjadi contoh bagi generasinya,membentengi diri sendiri aja udah nggak mampu)lha setidaknya hanya inilah yg mampu diiktiarkan bagi bangsa ini meredam kerusakan moral.
Tayangan pornografi di zaman kita saat ini memang sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan jika tidak ada, sebagian orang menganggapnya bagai nasi tanpa garam (alias : hambar). “Masa’ browsing kok tidak lihat dulu gambar porno”. kata mereka. Semacam ini bukan hal yang aneh, bahkan melihat gambar-gambar tak seronoh itu sudah menjamur hingga warga pedesaan yang jauh dari teknologi. Bahkan pula kerusakan ini sudah menyebar pada anak-anak di bawah umur, yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Bagaimana generasi kita ke depan jika seperti ini? Mungkin sepuluh atau duapuluh tahun lagi, berbusana telanjang -layaknya orang barat- sudah menjadi trend pemuda-pemudi masa akan datang. Na’udzu billahi min dzalik.
Selengkapnya kunjungi :
http://rumaysho.wordpress.com/2008/11/16/merebaknya-pornografi-tanda-semakin-dekatnya-kiamat/#more-339
mas amat,
bila anda berpendapat seperti itu dan bila seandainya anda punya anak perempuan, apakah anda akan membiarkan anak perempuan anda mengumbar auratnya di hadapan teman-temannya? dan berkata “ah itu urusan anakku, bukan urusanku, biarkan saja dia menuai akibatnya.”
atau bila anda punya anak laki-laki yang suka menonton tayangan tidak senonoh, maka anda akan membiarkan begitu saja?
tentunya anda tidak akan berbuat demikian bukan?
bila ada seseorang mengumbar auratnya di hadapan umum, bukan hanya dirinya sendiri yang akan memperoleh dampak negatif, tapi juga orang lain di sekitarnya. termasuk anak-anak kecil yang masih belajar dari lingkungan sekitar. sekali lagi, tentunya anda tidak ingin anak balita anda menyaksikan pezinahan bukan?
“Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yg tidak khusus menimpa orang2 yg zhalim saja diantara kamu…”
[QS. AL-Anfaal:25].
Zainab binti Jahsy berkata:
“Aku bertanya kpd Rasulullah: Wahai Rasulullah, apakah kita akan dibinasakan padahal diantara kita ada orang2 shalih?
Beliau menjawab: Ya, apabila kejahatan telah merajalela.”
[HR. Muslim (2880)].
Dari 2 dalil tsb hendaknya Janganlah kita merasa aman dengan berdiam diri dan tidak peduli terhadap kemaksiatan yg terjadi di sekitar kita.!!
syukron jazakalloh nasehatnya,miris memang melihat kenyataan sekarang di mana skrng ini banyaknya kaum muslimah yg blm bs menjaga iffah dirinya,jika mereka blm tau ilmunya semoga Allah memberinya petunjuk,
salah, ruu anti porno grafi mlh lebih buruk dr porno itu sendiri. mgapa? krn sdh masalah akidah. ruu itu melangkahi wewenang allah .bukankah kt hrs tunduk hanya kpd allah ? ruu app gak banget. porngrafi gak juga. apakah pngurus muslim.or.id “berpolitik” ?
#insyaallah lurus
Kalau kita taat kepada aturan aturan buatan manusia yang sejalan atau bahkan mendukung aturan Allah, itu dibenarkan. Justru itulah yang diharapkan.