Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah. Wa ba’du. Pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas terkait hukum Maulid Nabi. Mungkin pertanyaan yang muncul adalah mengapa Maulid Nabi Bid’ah? Simak penjelasannya di bawah ini.
[lwptoc]
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, di bulan Rabi’ul Awwal ini, banyak kaum muslimin yang merayakan maulid Nabi. Telah banyak pula tulisan yang menjelaskan bahwa perayaan maulid tidak ada tuntunannya di dalam Islam. Dengan memohon pertolongan Allah, sedikit bahasan ini akan memaparkan alasan mengapa maulid Nabi dikategorikan sebagai bid’ah sehingga tidak seyogyanya seorang muslim merayakannya. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua.
Pengertian ringkas bid’ah
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan bid’ah adalah setiap perbuatan yang diada-adakan dalam agama yang tidak ada dalil yang menunjukkan disyari’atkannya perbuatan tersebut” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/127)
Berdasarkan pengertian di atas, maka ada dua poin penting yang dapat diambil :
- Bid’ah hanya berkaitan dengan masalah agama
- Bid’ah adalah perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam agama.
Mengapa maulid Nabi dikategorikan sebagai bid’ah?
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, tentu bagi saudara kita yang merayakannya, maulid adalah ibadah dan perayaan yang sangat agung yang dapat mendatangkan keridhoan Allah Ta’ala dan syafa’at Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maulid Nabi adalah perayaan yang rutin digelar setiap tahunnya sehingga maulid Nabi termasuk hari ‘ied dimana banyak dari kaum muslimin berkumpul di hari tersebut.
Definisi ‘ied
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “’Ied adalah istilah yang diambil karena berulangnya sesuatu untuk sebuah perkumpulan besar. Bisa jadi yang berulang adalah tahun, pekan, bulan, atau semisalnya” (Fathul Majid, hal. 267)
Dengan demikian, maulid dapat dikategorikan sebagai hari ‘ied berdasarkan pengertian di atas karena kesesuaian sifat-sifatnya, sama-sama rutin dan sama-sama merupakan perkumpulan besar kaum muslimin.
Penentuan ibadah atau hari ‘ied kaum muslimin membutuhkan dalil
Akan tetapi, untuk menentukan suatu hari itu adalah ‘ied atau bukan maka membutuhkan dalil dari Al Qur’an atau As Sunnah.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Tidaklah disyari’atkan bagi kaum muslimin untuk menjadikan (suatu hari sebagai) ‘ied kecuali yang ditetapkan oleh syari’at sebagai hari ‘ied. Hari ‘ied (yang ditetapkan syari’at) tersebut adalah ‘iedul fithri, ‘iedul adha, hari-hari tasyrik dimana ketiga ‘ied tersebut adalah ‘ied tahunan, serta hari jum’at dimana hari jum’at adalah ‘ied pekanan. Selain dari hari-hari ‘ied tersebut, maka menetapkan suatu hari sebagai hari ‘ied yang lain adalah kebid’ahan yang tidak ada asalnya dalam syari’at” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 228)
Adakah dalil dianjurkannya maulid?
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, sayangnya tidaklah kita temukan satu dalil pun yang menunjukkan disyari’atkannya maulid Nabi setelah sempurnanya Islam. Tidak ada hadits Nabi, riwayat sahabat, serta ucapan 4 imam mazhab yang menunjukkan dianjurkannya merayakan maulid Nabi.
Kesimpulan hukum maulid
Oleh karena itulah, dengan melihat definisi bid’ah di atas serta melihat penjelasan tentang ‘ied sebelumnya, maka yang dapat kita simpulkan adalah : Maulid adalah sebuah perayaan rutin (‘ied) yang tidak memiliki landasan sama sekali dalam agama sehingga tergolong perbuatan baru yang diada-adakan (baca : bid’ah).
Inilah alasan pokok mengapa maulid dikategorikan sebagai bid’ah. Maulid adalah perkara baru dalam agama yang tidak ada dasarnya sama sekali, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
و إياكم و محدثات الأمور فإن كل بدعة صلالة
“Waspadalah kalian dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, beliau berkata : “hadits ini hasan shahih”)
Baca Juga: Kumpulan Artikel Penjelasan Mengenai Perayaan Maulid Nabi
Terdapat kemiripan dengan perayaan orang kafir
Selain tidak memiliki landasan agama, perayaan maulid Nabi juga menyerupai perayaan yang diadakan oleh orang nasrani yang merayakan hari kelahiran Nabi ‘Isa ‘alaihis salam sehingga dikategorikan sebagai bid’ah.
Imam As Suyuthi rahimahullah berkata, “Termasuk ke dalam perbuatan bid’ah yang mungkar adalah : menyerupai orang kafir dan menyamai mereka dalam hari raya mereka dan perayaan mereka yang terlaknat sebagaimana yang dilakukan banyak orang awam dari kaum muslimin yang turut serta dalam perayaan orang nasrani pada Khamis al Baydh1 dan lainnya” (Al Amru bil Ittiba’, hal. 141, dinukil dari ‘Ilmu Ushul Al Bida’, hal. 80)
Mungkin saja Nabi dan para sahabat melakukannya jika mau
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, akan semakin menambah keyakinan kita untuk mengatakan bahwa maulid adalah bid’ah jika melihat perkataan Ibnu Taimiyyah berikut ini.
Beliau rahimahullah berkata, “Sesungguhnya para salaf tidak merayakannya (maulid Nabi-pen) padahal ada faktor pendorong untuk merayakannya dan juga tidak ada halangan untuk merayakannya. Seandainya perbuatan itu isinya murni kebaikan, atau mayoritas isinya adalah kebaikan, niscaya para salaf radhiyallahu ‘anhum lebih berhak untuk merayakannya. Karena mereka adalah orang yang lebih besar kecintaannya dan pengagungannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan kita. Mereka -para salaf- lebih semangat untuk berbuat kebaikan” (lihat Iqtidho Shirothil Mustaqim, 2/612-616, dinukil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 198)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, seandainya Rasulullah, para sahabat, tabi’in, maupun 4 imam mazhab mau merayakan maulid Nabi, tentu mudah bagi mereka untuk merayakannya. Faktor pendorong merayakan maulid sudah ada, yakni kecintaan mereka kepada Nabi yang teramat besar, ditambah lagi tidak ada faktor yang menghalangi mereka untuk merayakannya. Namun, mengapa mereka tidak merayakannya? Apa sih susahnya maulidan? Hal ini semata karena keyakinan mereka bahwa maulid bukanlah ajaran Rasul yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penutup
Sebagai penutup, marilah sejenak kita renungi bersama kisah berikut ini.
Suatu ketika, Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullah melihat seseorang yang shalat lebih dari 2 raka’at setelah terbitnya fajar. Orang tersebut memperbanyak ruku’ dan sujud. Kemudian beliau melarang orang tersebut meneruskan sholatnya. Orang tersebut pun berkata, “Hai Abu Muhammad (panggilan Sa’id Ibnul Musayyib-pen)! Apakah Allah akan menyiksa aku karena sholatku?” Beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi Allah akan menyiksamu karena kamu menyelisihi sunnah!”
Syaikh Al Albani berkomentar, “Ini adalah jawaban yang sangat indah dari Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullahu Ta’ala. Jawaban ini adalah senjata ampuh bagi orang yang gemar berbuat bid’ah yang menganggap baik banyak bid’ah dengan alasan isinya adalah zikir dan sholat! Merekapun mengingkari ahlus sunnah dengan memanfaatkan alasan tersebut. Mereka menuduh bahwa ahlus sunnah mengingkari zikir dan sholat! Padahal sejatinya, yang mereka ingkari adalah penyelisihan mereka terhadap sunnah dalam berzikir, sholat, dan sejenisnya” (Irwa-ul Ghalil, 2/236, dinukil dari ‘Ilmu Ushul Al Bida’, hal. 71-72)
Itulah kaum muslimin yang dimuliakan Allah, yang ahlus sunnah ingkari bukanlah zikir dan sholat itu sendiri, akan tetapi penyelisihan terhadap sunnah itulah yang menjadi poin penting pembahasan ini. Bagaimana tidak? Menyelisihi sunnah berarti menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Allah Ta’ala memerintahkan kita semua untuk selalu meneladani beliau. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada kita semua dan membimbing kita untuk senantiasa berpegang kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu hidayah, ketakwaan, kehormatan, dan kecukupan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Mengabulkan do’a
Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah. Wallahu a’lam.
—
Catatan kaki:
[1] Biasa disebut Maundy Thursday atau Kamis Putih adalah perayaan yang dilakukan orang Nasrani untuk memperingati peristiwa ‘perjamuan terakhir’ sebelum Yesus di salib
—
4 Rabi’ul Awwal 1434
Penulis: Yananto Sulaimansyah
Artikel Muslim.or.id
Apakah perlu mengusulkan kepada pemerintah untuk menghapus hari libur yang berkaitan dengan hari raya islam kecuali Idul Adha dan Idul Fitri?
#Waton
Jika memungkinkan itu bagus
itu too much
karna saya fikir di indonesia bukan hanya ada org islam tapi ada berbagai agama yang lain
sdg kan islam memerintahkan kita untuk memberikan toleransi terhadap berbagai agama
karna jika kita di balikan menjadi posisi mereka mereka yg menghapus semua hari raya kecuali hari raya mereka,, tentu kita tdk akan teriuma bukan?
maka dari itu kita perlu saling toleransi meski kita semua berbeda.
Assalamualaikum..
Terima Kasih..
Subhanallah untuk pengetahuan yang luar biasa.
Mohon izin untuk memposting artikel ini.
Wassalamualaikum..
udah dikasih tau bid’ah ttp aja banyak yg ngrayain . hadehhhhh
karna indo kan banyak cababg
ada yg NU muhammadiah,, tpi yg biasanya menganggap itu bidah mereka dari kalangan sunnah si..
Assalamu’alaikum Ustad/Kyai/Habib/apapun antum
Ana bukan alumni pesantren spt halnya antum. Ana hanya orang muslim keturunan dari orang tua ana, tp ana sangat bersyukur atas hal itu.
Ana cuma pernah mendengar dr lisan orang ‘Alim, bhw sesungguhnya Allah, dan MalaikatNya bersholawat kepada nabi Muhammad SAW, Wahai orang2 yang beriman bersholawatlah kalian kepada Nabi Muhammad SAW agar kalian selamat.
Intinya Allah dan Malaikat saja bersholawat, kenapa kita yang berasal dari setetes air yang hina tidak mau bersholawat. Pantaskaah kita mengharap syafaat beliau di yaumil qiyamat nanti ?????
#Subhan Khan
Wa’alaikumussalam, shalawat itu dianjurkan oleh Nabi namun Maulid Nabi tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Simak:
https://muslim.or.id/hadits/keutamaan-membaca-shalawat.html
https://muslim.or.id/manhaj/siapa-bilang-salafi-pelit-bershalawat.html
kalau bidah hanya bekaitan dengan agama,berarti yang anda lakukan bidah, karena anda berdakwah dengan media sosial yg tdk ada dizaman rasul
#firhan
alat dan sarana dakwah itu urusan dunia yang menjadi wasilah ibadah. naik motor itu urusan dunia. naik motor untuk mengisi pengajian itu urusan dunia yang jadi sarana ibadah. menulis di web itu urusan dunia, menulis di web dalam rangka dakwah adalah urusan dunia yang jadi wasilah ibadah.
adapun maulid nabi, bukan sarana untuk ibadah tapi justru dianggap ibadah. andaipun anda menganggap maulid nabi adalah sarana ibadah, maka para ulama menyebutkan kaidah: “sarana ibadah yang ada di zaman nabi, ada faktor pendorongnya, tidak ada penghalang bagi nabi untuk melakukannya, namun tidak dilakukan oleh nabi, maka itu bid’ah”
para ulama menyebutkan kaidah: “sarana ibadah yang ada di zaman nabi, ada faktor pendorongnya, tidak ada penghalang bagi nabi untuk melakukannya, namun tidak dilakukan oleh nabi, maka itu bid’ah”. ada yg janggal dalam pernyataan ini… misalnya musholla, kotak amal, bank muslim, celana panjang, kopiah,baju kemeja, baju koko, al qur’an cetakan, juz’amma,alqur’an di gadget, ilmu hadist, ilmu fiqih, ilmu kalam, dll, semuanya adalah sarana ibadah yg sebenarnya bisa dilakukan/dibuat di zaman nabi, ada faktor pendorongnya namun tidak dibuat/dilakukan oleh nabi?apakah semua itu bid’ah?
Kalau anda memahami kaidah tersebut, tentu anda tidak akan berkomentar demikian. Misalnya Al Qur’an di gadget, ini tidak memungkinkan dibuat di zaman Nabi.
Bisa jelaskan akh, apa faktor pendorongnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melakukan yg sperti antum bilang, yaitu musholla, kotak amal, bank muslim, celana panjang, kopiah,baju kemeja, baju koko, al qur’an cetakan, juz’amma,alqur’an di gadget, ilmu hadist, ilmu fiqih, ilmu kalam, dll
Bisa jelaskan akh apa faktor pendorongnya?
sungguh ini merupakan pencerahan yang sangat diperlukan oleh kaum muslimin. jarang-jarang ulama memberikan pencerahan seperti ini gan, makanya orang awam semakin jauh terjerambab kepersoalan bid’ah, tahayyul, dan khurofat. mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini mereka bisa paham betul amin. salam kenal….
Saya yakin tidak ada bid’ah hasanah, karena islam itu sudah sempurna, bid’ah apapun yang kelihatan nya baik pasti akan di tolak, emang sih kalau semua bidah itu sudah kelihatan salah, maka tentu saja tidaka akan ada pelaku dan pengikut nya,
assalamu’alaikum….
saudaraku saya orang awam dalam hal agama, sayapun takut jika sudah yang dibicarakan adalah masalah bid’ah, saya mau bertanya pak ustad, bagaimanakah awal mula kelahiran Nabi Saw itu dirayakan ? apa kondisi saat itu ? dan apa tujuan hal tersebut dirayakan saat itu ? apa dampaknya bagi umat islam ?
mohon pencerahannya pak ustad, terima kasih. wassalamu’alaikum.
#peppy
wa’alaikumussalam, silakan baca artikel berikut:
https://muslim.or.id/manhaj/ibnu-taimiyah-ibnu-hajar-shalahuddin-al-ayubi-pro-maulid-nabi.html
kata ustadz … lebih susah memberi pemahaman kpd pelaku bid’ah daripada pelaku maksiad. Orang yg berbuat maksiat bila diberi nasehat, mereka akan menangis karena tahu yg dilakukannya sesat. Pelaku bid’ah merasa apa yg dikerjakannya itulah yg benar. Subhanallah … smoga mereka dibukakan pintu hatinya oleh Allah Ta’ala.
to akhi firhan
akhi firhan afwan ane sanggah ente pake logika juga, akhi firhan ane tanya ke ente kalau sekiranya rosulullah merayakan maulid mampukah rosulullah??? lalu setelah wafatnya rosulullah mampukah sahabat untuk merayakan maulid nabi????
sekarang ganti pertanyaan adakah pada zaman rosulullah yang membuat internet?? adakah zaman rosulullah yang menemukan hp???? adakah zmn rosulullah yang membuat ak 47????
ya akhi klo sekiranya di zaman rosulullah sdh ad yang membuat ak 47,sy yakin rosulullah akan mnggunakan ak 47,gmpang tgl pencet doang, mas firhan kalo sekiranya pada zaman rosulullah ada internet sy yakin rosulullah dan para sahabatnya akan menggunakan internet.
tapi mas firhan di zaman rosulullah ad bulan robiul awal pada zaman kita juga ada bulan robiul awal, sama tidak perlakuan rosulullah dan para sahabatnya pada bulan robiul awal dengan perlakuan umat islam pada saat ini terhadap bulan robiul awal???? klo sama itu sunnah kalau tidak sama dngan rosul maka itu bid’ah. Allahu a’lam
saya juga gak yakin apa nabi lahir pas tanggal 12 rabiulawal, tolong beritu kalau ada dalilnya
Ane belum akan mau dan tidak akan percaya jika:
Penyataan itu telah keluar dari seorang ulama yang benar-benar ulama sekelas Abdurauf as-singkil.
Sudah pernah baca kitab-kitab beliau?
Tuntunan hidup Assunnah 1. Al-Qur’an, 2. Al-Hadits, 3. Ijma’ Ulama dan 4. Qias.
Jika saja ada 1 juta Ulama yang pernah hidup di muka bumi ini, tidaklah sebagian daripada mereka mengeluarkan pernyataan mengharamkan Maulid Nabi disertai shalawat (yang dicap Bid’ah) dan mewajibkan Milad RI (justru ‘salawat’ lagu Endonesa Raya serta wajib hormat Mer-Put) tiap 17 agust pada anak-anak Anda yang masih SD, SMP, SMA, bahkan MHSWA, PNS, Pejabat, Menteri hingga Presiden.
Ironis sekali, inilah bid’ah yang benar2 bid’ah orang Indonesia patuh pada pemimpin tanpa Agama dan menentang Ijma’ ulama.
terimakasih.
#Asyi
Kami nasehatkan untuk tidak taqlid buta. Tolong pelajari kembali apa itu ijma’ dalam kitab-kitab ushul fiqih. Karena tidak ada ijma mengenai Maulid Nabi, justru para sahabat Nabi tidak pernah merayakan Maulid juga para imam madzhab yang empat tidak merayakannya, ini menunjukkan ijma’ sukuti.
Merayakan ulang tahun dan 17-an juga dilarang dalam agama:
https://muslim.or.id/manhaj/sikap-yang-islami-menghadapi-hari-ulang-tahun.html
http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/11/mengapa-dilarang-merayakan-17-an-khan-bukan-hari-raya-agama/
pak ustad saya mau tanya . apakah kita melaksanakan sholat terawih itu berarti kita bid ah . soalnya yg melakukan pertama sholat terawih adalah sayyidina umar :-) mohon penjelasanya .
Rasulullah lbh dahulu melakukan shalat tarawih dan tdk disebut bid’ah.
Rasulullah lbh dahulu melakukan shalat tarawih dan tdk disebut bid’ah.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
pertanyaan saya, bagaimana memberi sumbangan kepada pengurus masjid yang minta sumbangan untuk mengadakan Maulid Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sedangkan mengadakan Maulid adalah Bid’ah? tapi niat saya memberi sumbangan tersebut saya tidak niat untuk menyumbang dalam rangka Maulid melainkan saya niatkan menyumbang untuk Masjid. Terima Kasih السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
#Rahmat
Tidak boleh memberi sumbangan. Silakan alihkan sumbangan pada hal lain semisal pembangunan masjid, pembelian alqur’an, pengecoran jalan, dll
Maulid Nabi itu bid’ah. yg pertama kali merayakannya adalah kaum zindiq dari syi’ah bathiniyah di mesir. tidak hanya maulid rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, tapi masih ada maulid ali bin abi thalib, maulid fatimah azZahra, maulid hasan dan husain yang mereka lakukan.
tidak ada sama sekali riwayat maulid nabi pertama kali dilakukan oleh syaikh sholahudin al ayyubi didalam kitab manapun. jadi jika ada yg berstatement sperti itu maka ia telah berdusta.
wallahualam…
biasanya orang-orang yang sudah taqlid buta terhadap ajaran-ajaran bid’ah akan berkata bahwa teknologi baru adalah bid’ah juga untuk menutuoi kebid’ahannya.
itulah pembangkangan orang-orang fasik. menolak berita yang benar.
wallahu ‘alam
Islam memang sudah sempurna. lalu, kenapa Anda mengajak untuk kemabli ke ajaran (pemurnian Tauhid). Berarti anda menganggap belum sempurnakah itu?
mengapa anda juga memperingati haul Syaikh Muhammad bib Abdul Wahhab? apakah juga ada dasarnya?
#Listo Jaelany
– Justru karena ajaran Islam yang berkembanng sudah tidak murni, perlu dimurnikan agar kembali pada kesempurnaannya
– Kami tidak pernah merayakan haul Muhammad bib Abdul Wahhab, silakan cek web kami sejak tahun 2006 apakah ada ajakan, pengumuman, poster, info acara tersebut? Jika benar ada perayaan demikian maka itu bid’ah juga.
assalamualaikum,
saya masih bingung dengan permasalahan bid’ah sendiri ( maaf saya muslim yang baru belajar)…
sebetulnya apa saja yang boleh dikategorikan bid’ah???
apabila landasannya segala sesuatu yang tidak diajarkan oleh rasul, kemungkinan besar apa yang kita lakukan sekarang termasuk bid’ah karena semua fasilitas yang kita gunakan sekarang merupakan fasilitas buatan kafir dan yahudi (internet, komputer, hp, motor, mobil, dll)….
mohon pencerahannya….
#wahyu sutejo
bid’ah yang terlarang itu dalam perkara ibadah.
mengenai bid’ah secara rinci silakan baca artikel-artikel berikut:
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (1): Pengertian Bid’ah
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (2): Adakah BID’AH HASANAH?
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (3): Berbagai Alasan Dalam Membela Bid’ah
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (4): Dampak Buruk BID’AH
ya ustadz yulian purnama, klo bid’ah urusan agama berarti ibadah haji yg zaman sekarang gak syah donk karena naek pesawat, padahal nabi muhammad di zamanya menunaikan ibadah haji naek unta dan kuda
Haji itu urusan ibadah, adapun naik pesawat dan bagaimana cara seseorang bisa pindah dari suatu tempat ke tempat lain, ini urusan duniawi.
Kalau urusan duniawi ini digunakan untuk ibadah, maka ia dinamakan “sarana ibadah”, bukan ibadah itu sendiri.
Selain itu, naik pesawat itu tidak memungkinkan di zaman nabi karena belum ada. Sedangkan mengadakan Maulid itu memungkinkan untuk dilakukan oleh Rasulullah, namun ternyata beliau tidak mengadakan. Juga para sahabat, tabiin sampai imam madzhab tidak ada yang mengadakannya.
Semoga dapat dipahami,
Sedangkan mengadakan Maulid itu memungkinkan untuk dilakukan oleh
Rasulullah, namun ternyata beliau tidak mengadakan. Juga para sahabat,
tabiin sampai imam madzhab tidak ada yang mengadakannya.<<<< sok tau loe..apakah ente pernah hidup dijaman Rosul dan sahabat, tabiin atau imam madzab sampai anda yakinkan org klo seolah olah ente tau persis kehidupan disaat itu? Preeeeeeeeeeeeeeeeetttttttttttttttt
Barakallahu fikum, semoga Allah memberi tambahan hidayah kepada kita semua.
1. Kesopanan dalam berkomentar menunjukkan kecerdikan, kearifan dan keindahan iman orangnya. Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah hadits no.6927 bahwa Rasulullah bersabda.
يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”.
2. Sebenarnya masalahnya mudah. Jika memang Anda mampu membuktikan kesalahan pernyataan di atas, silahkan Anda sebutkan di kitab mana terdapat penukilan bahwa mereka pernah melakukannya , penulisnya siapa dan shohih atau tidak riwayatnya. Agar kita semua bisa mengikuti kebenaran dengan ilmiyyah.
Semoga Allah memasukkan kita semua kedalam Surga-Nya dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang saling mencintai antar kita karena Allah.
IBLIS.. itu. Sangat mencintai pezina, pejudi, perampok, pembunuh, dan semua pelaku dosa yg lain.
Tp IBLIS jauh.. jauh… jaaaauhhh…. lebih mencintai ahli BID’AH.
Kenapa, tlg fikirkan sendiri
Sesama muslim janganlah kita menghakimi mereka yg memperingati maulid Nabi SAW sebagai suatu yang bid’ah, krn barangkali mereka yg memperingati tsb mempunyai dasar lain yg kuat, shg mereka melaksanakannya, sepanjang mereka tidak berbuat Syirik……………. Dan bagi yang tidak memperingati maulid, silahkan utk tidak memperingati maulid, karena barangkali juga mereka yg tidak memperingati maulid punya dasar yang kuat juga,…. Sesama muslim itu seperti satu tubuh, bila satu bagian tubuh sakit maka seluruh bagian tubuh terasa sakit……jadi janganlah saling menghujat walaupun dengan bungkus menyampaikan yg benar….
Prinsip Anda salah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan kita membiarkan kebid’ahan, bahkan beliau memperingatkannya dengan tegas dan melarangnya. Model “berprasangka” seperti yg Anda sebutkan, mengharuskan kita tidak boleh mengingkari seluruh kebid’ahan, Krn semua pelaku bid’ah punya alasan. Ini bertentangan dg sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap bid’ah.
Sikap yg benar adlh kita sampaikan kebenaran, kita luruskan syubhat (kesalahan keyakinan/pikiran yg dianggap sbg alasan kuat mereka), kita ajak manusia kembali kpd kebenaran.
anda mau mengajak manusia kembali kpd kebenaran ???? apa anda sudah yakin kalo anda yang paling benar ????
Apakah boleh seorang muslim ragu terhadap kebenaran dalam Islam?
Allah Ta’ala berfirman:
{الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ}
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kalian termasuk orang-orang yang ragu.[Al-Baqarah:147].
Berar ti kalian baca qur’an yang ada barisnya pun juga bid ‘ah ya ustadz kan jaman dulu gk ada qur’an yg udah ada bariznya orang sono ahli ilmu alat. Jd bacanya gk usah pake baris kalian yak bid’ah ha ha enak kan
Jika anda mengira bid’ah adalah semua yang tidak ada di zaman dulu, maka ini adalah pengertian yang salah. Silakan pahami apa itu bid’ah
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-2.html
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-3.html
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-4.html
sehingga tidak lagi mengira mushaf al qur’an, tajwid, juga pesawat, handphone, komputer, dll sebagai bid’ah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Akan muncul di akhir zaman nanti, suatu kaum yang terdiri dari orang-orang muda yang masih mentah pikirannya (cetek faham agamanya). Mereka banyak mengucapkan perkataan Khairil Bariyah (firman Allah dan hadits Rasul), tetapi iman mereka masih lemah. Pada hakikatnya mereka telah keluar dari agamanya seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Di mana saja kamu dapat menemuinya, maka hapuskanlah mereka itu, siapa yang dapat menghapus mereka, kelak akan mendapat pahala di hari kiamat.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Assalamualaikum ustadz, barakallahu fiik, semoga Allah menjaga antum dan keluarga.
Izin bertanya ustadz. Saya tinggal di lingkungan muhammadiyah, mereka mengadakan acara perlombaan menyambut maulid. Seperti olahraga, sastra, debat, dsb. Tapi tidak ada ibadah seperti ceramah atau baca2 shalawat gtu.
Apakah ini termasuk bid’ah dalam agama ustadz? Karena sy lihat seperti tidak melakukan maulid.
Syukran, jazzakallahu khairan
Coba antum cari tau : Apa itu “maslahah mursalah” ? atau mungkin admin bisa langsung menjelaskannya…
Ana pernah mendengar dari para astidz penjelasan seputar maslahah mursalah dan yg semisal yang berkaitan dengan tema bid’ah & sunnah, hanya ana lupa persisnya…
Afwan…
Allahu yahdik
kalau merayakan maulid nabi bidah.
lalu apa hukumnya merayakan maulid guru/ulama/syeikh
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sy ingin bertanya, adakah contoh bid’ah yg dilakukan pada zaman nabi?
Hanya Allah yang beri taufik dan hidayah… Barakallahu fiikum